BAKTI perkuat akses internet di NTT
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) memperkuat keberadaan titik akses internet di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Selengkapnya
Merdeka.com - Ramai petisi online yang menyuarakan ketidakadilan kebijakan Telkomsel perihal penentuan tarif internet yang disesuaikan dengan zona, menjadi sorotan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).
Menurut anggota BRTI, Rolly Rochmad Purnomo, persoalan tersebut sudah didiskusikan di internal BRTI. Salah satu opsinya adalah dengan memanfaatkan dana Universal Service Obligation (USO).
"Kita di internal sudah mendiskusikan hal ini dan ada beberapa opsi regulasi salah satunya dengan memanfaatkan dana USO," ujarnya kepada Merdeka.com melalui pesan singkat.
Meski begitu, penggunaan dana USO belum tentu juga dipakai sebagai cara untuk mensubsidi tarif yang kemahalan. "Namun kami masih perlu mempelajari mekanisme yang tepat. Intinya, kami harus menyeimbangkan kepentingan masyarakat, operator, dan pemerintah," katanya.
Terkait hal ini, kata dia, sudah dibicarakan dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara.
"Sudah dibicarakan dengan Pak Menteri hari Jumat kemarin (24/07)," tuturnya.
Di lain kesempatan, Menkominfo Rudiantara ketika ditanyakan perihal ramai petisi ini, dia enggan berkomentar. "Nanti saja ya komentar soal itu. Rabu besok (29/07) kita kan nanti ngumpul bareng operator. Bisa diupdate di situ," ujarnya di kantornya, Jakarta, Senin (27/07).
Sebagaimana diketahui, persoalan ini bermula dari petisi online di change.org oleh akun Djali Gafur. Djali menyuarakan perbedaan tarif internet di kawasan Indonesia Timur yang dirasa terlalu memberatkan. Petisi itu ia suarakan dengan judul "Internet Untuk Rakyat: Save @Telkomsel @KemenBUMN @kemkominfo". Pantauan Merdeka.com, hingga berita ini diunggah, petisi online ini sudah mencapai 9.962 pendukung.
Menanggapi petisi online tersebut, pihak Telkomsel pun sudah angkat bicara. Menurut Vice President Corporate Communication Telkomsel, Adita Irawati, penggelaran jaringan Telkomsel ke berbagai daerah di Indonesia memiliki besaran biaya yang berbeda-beda, akibat dari berbedanya tingkat kesulitan dan komponen biaya lainnya yang dibutuhkan untuk menggelar infrastruktur jaringan di lokasi tersebut.
"Berdasarkan hal itu, maka Telkomsel menerapkan pembagian tarif data berdasarkan zona sesuai dengan besaran biaya yang dibutuhkan untuk penggelaran jaringan di suatu lokasi," ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa komponen penggelaran jaringan, seperti 3G maupun 4G tidak hanya meliputi biaya pembangunan BTS, namun juga biaya pemeliharaan sehari-hari, di mana biaya ini cukup tinggi di bagian Timur Indonesia seperti di Papua.
Kendati begitu, lanjutnya, Telkomsel melihat petisi ini merupakan bentuk perhatian sekaligus feedback bagi Telkomsel.
"Untuk itu kami mengucapkan terima kasih banyak. Masukan ini akan kami jadikan perhatian utama agar dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi bagi masyarakat khususnya pelanggan di daerah timur Indonesia," ujarnya.
Sumber: http://www.merdeka.com/teknologi/brti-dana-uso-bisa-jadi-alternatif-subsidi-internet-mahal.html
Ditampilkan sejak tanggal 28 Juli 2015
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) memperkuat keberadaan titik akses internet di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Selengkapnya
Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyiapkan 2.000 titik akses internet d Selengkapnya
REPUBLIKA.CO.ID, TELUK WONDANAMA— Tidak cuma terhubung jaringan telepon seluler, masyarakat di kampung daerah pedalaman, pesisir juga bebe Selengkapnya
BJ Habibie meninggal dunia di usia yang ke-83, Rabu (9/11/2019). Tetapi semangat BJ Habibie untuk berinovasi akan terus hidup, salah satunya Selengkapnya