FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    31 07-2015

    4011

    Perlu Data Tunggal untuk Majukan Pertanian

    Kategori Berita Pemerintahan | brs

    Perlu Data Tunggal untuk Majukan PertanianJakarta - Langkah nyata untuk memajukan pertanian nasional adalah ketersediaan data tunggal produk – produk pertanian. Tanpa data tunggal, seperti yang selama ini terjadi, sulit untuk merancang jenis tanaman pangan, sebaran, waktu tanam, dan proses pasca panen. 

    Apalagi pada saat terjadi perubahan musim tanam karena pengaruh perubahan iklim dunia seperti sekarang. Ketersediaan data tunggal tersebutmutlak diusahakan bersama.

    Presiden Joko Widodo menyatakan hal itu dalam pembukaan Musyawarah Nasional VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jumat (31/7) di Jakarta.

    Selain data tunggal, ketersediaan sarana produksi, termasuk benih dan pupuk dengan harga terjangkau petani, juga sangat penting dalam memajukan pertanian nasional. 

    Sedangkan untuk memberdayakan petani, hal mendesak yang perlu diupayakan seluruh pemangku kepentingan adalah masalah permodalan dan pemasaran. 

    Karena itu, kata Presiden, gagasan pendirian Bank Tani perlu dikaji lebih serius agar petani menjadi bermartabat dan tidak terjebak pengijon dan lintah darat. 

    Pemasaran hasil pertanian, dengan harga yang menguntungkan petani, juga perlu dikembangkan lebih sistematis dan modern dengan melibatkan Bulog dan Koperasi.

    Menurut Presiden, dengan adanya petani yang semakin berdaya, kedaulatan pangan nasional dapat terwujud . Optimisme seperti ini yang perlu terus dibangun.

    Untuk menunjang kedaulatan pangan tersebut, kita tidak boleh lagi hanya bergantung pada beras. Budaya beras harus dikurangi, dan diversifikasi pangan local harus dikembangkan seiring dengan reformasi agrarian yang dijalankan pemerintah.

    Mengutip data, Presiden menyatakan konsumsi beras dunia saat ini mencapai lebih dari 450 juta ton per tahun dan singkong sekitar 242 juta ton. 

    Dengan kebutuhan seperti itu, ada peluang bagi Indonesia untuk bias memberi makan dunia kalau petani kita berdaya dan terorganisir dengan baik. Karena mustahil swasembada pangan, kedaulatan pangan, dan surplus pangan dapat terwujud kalau petani tidak berdaya dan tidak terorganisir.

    Presiden lantas menyinggung pidatonya dalam Pembukaan Konferensi Asia Afrika 22 April 2015, bahwa masa depan dunia ada di sekitar garis katulistiwa.

    “Sinar matahari yang terus menerus akan membuat produksi pangan, termasuk energi dan air, akan tetap melimpah. Dan kita hidup di wilayah ini,”kata Presiden.

    Karena itu Presiden mengingatkan, pemberdayaan petani jangan hanya jadi slogan atau bahkan wacana kampanye politik. Memberdayakan petani membutuhkan lompatan berpikir dan langkah – langkah nyata. Sudah sejak lama , banyak yang berbicara tentang membela petani. Tapi keberpihakan pada petani harus betul – betul konkret.

    Saat ini, misalnya, fenomena El – Nino mengakibatkan beberapa daerah mengalami deficit air. El Nino akan memberikan dampak bagi petani, terutama di musim tanam.

    Untuk mengatasi deficit air ini, dalam jangka pendek pemerintah melakukan program pemompaan, dengan menambah alokasi pompa air yang akan diberikan pada kelompok tani yang mengalami kekeringan.

    Bukan hanya itu, pembangunan sumur resapan, embung – embung dan bendungan pun perlu diperbanyak.

    “Jangan hanya mengeluh pada saat musim kemarau tiba. Namun, kita tidak pernah memperhatikan kelimpahan air ketika musim hujan,”tegas Presiden. (Sumber: Tim Komunikasi Presiden)

    Berita Terkait

    Presiden Minta Segera Integrasikan Layanan pada Portal Nasional

    Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika terdapat lebih dari 27.000 aplikasi yang ada di tingkat pusat dan daerah. Selengkapnya

    Pemerintah Dukung Pembentukan Ekosistem Startup di Kawasan IKN

    Untuk memperkuat digitalisasi yang menjadi bagian penting dari ekosistem startup, Kemenparekraf telah mempersiapkan berbagai program yang di Selengkapnya

    Presiden Pastikan Cadangan Beras Terkendali untuk Stabilkan Harga

    Presiden menuturkan bahwa harga beras di seluruh negara mengalami kenaikan akibat adanya perubahan iklim dan fenomena El Nino. Selengkapnya

    Peringatan Hari Ibu ke-95, Merayakan Perjuangan Perempuan Indonesia

    Momentum bagi setiap orang untuk mengenang dan menghargai kontribusi serta perjuangan perempuan Indonesia yang begitu besar dari masa ke mas Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA