FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    30 06-2017

    2865

    Kominfo Dorong Kewaspadaan Antisipasi Ransomware Petya

    Kategori Berita Kominfo | patr001

    Jakarta, Kominfo - Meski hingga saat ini belum dilaporkan adanya serangan terhadap sektor strategis, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong semua pihak meningkatkan kewaspadaan akan  ancaman Ransomware Petya. Menurut Menteri Rudiantara, pihaknya terus melakukan sosialisasi selama libur lebaran.

    Alhamdulilah di Indonesia ada lebaran. Kita masuk hari Senin. Rabu kemarin sudah dipelototi. Jadi kita masih ada waktu dari hari Jumat, Sabtu, Minggu untuk  terus-terusan sosialisasi ke masyarakat agar kita meminimalisir terpapar dari malware atau ransomware jenis Petya ini,” katanya dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta, Jumat (30/06/2017) siang.

    Antisipasi menurut Menteri Kominfo perlu dilakukan karena hampir setiap saat dunia siber Indonesia selalu mengalami serangan dalam berbagai bentuk. Dari hari Rabu kemarin, kita mulai memperhatikan di dunia cyber attack/ serangan siber. Cyber attack itu kehidupan detik per detik. Indonesia itu masuk 10 besar negara yang selalu kena serangan,” ujarnya.

     

    Beda WannaCry dan Petya?

    Menteri Rudiantara mengungkapkan asamya kesamaan WannaCry dan Petya yang bisa dikategorikan sebagai klasifikasi Ransomware. Bulan lalu WannaCry. WannaCry dan Petya, dua-duanya klasifikasinya dianggap Ransomware. Ransom itu tebusan jadi kalau terkena, terkunci, terenkripsi tidak bisa dibuka, dia minta uang agar nanti dikasih vaksinnya agar bisa dibuka. Ditenggarai yang Petya sama-sama Ransomware karena meminta juga senilai 300 dolar,” jelasnya.

    Menurut Menteri Kominfo, Ransomware Petya ini sudah ada sejak tahun 2016. Petya ini sudah ada pada tahun 2016, 2017 ini istilahnya outbreak. Outbreak itu yang dulu ada, bikin tidur, sekarang ada yang memainkan, memodifikasi, dan melemparkannya ke seluruh dunia," tegasnya.

    Meskipun demikian, Menteri Rudiantara menyebut adanya perbedaan WannaCry dan Petya. WannaCry dalam waktu 24 jam langsung terpapar 45000 instalasi atau komputer pada saat itu, kalau Petya dalam 24 jam hanya belasan ribu dan yang kebanyakan kena itu daerah ex Eropa Timur atau bekas Rusia, Ukraine, Eropa Tengah, dan Asia Selatan,” katanya.

    Selain itu, ada juga perbedaan dalam prosea infeksinya. “Perbedaannya lagi yang lain adalah kalau WannaCry itu mengenkripsikan flat. Kalau dianalogikan hotel, kamarnya yang tidak bisa dibuka, filenya yang tidak bisa dibuka sedangkan Petya ini hardisknya atau satu hotel tidak bisa dibuka. Kalau dilihat dampak implikasinya memang sangat besar karena dia mengenkripsi hardisk keseluruhan bukan file-file tertentu,” kata Rudiantara. (PS)

    Berita Terkait

    Kominfo Tingkatkan Jangkauan Komunikasi Publik dengan Jaringan Media Center

    Dirjen Usman Kansong mengharapkan motivasi pemangku kepentingan akan meningkat untuk berkolaborasi dan sinergi dengan Direktorat Pengelolaan Selengkapnya

    Sekjen Kominfo Serahkan Naskah Kerja Sama Transformasi Digital Indonesia - Singapura

    MoU Kerja Sama Transformasi Digital ini mencakup lingkup data, infrastruktur digital, talenta digital hingga startup digital Selengkapnya

    Kominfo Tingkatkan Literasi Digital untuk Tangkal Hoaks Pemilu 2024

    Lewat literasi digital, semua elemen bangsa memiliki wawasan digital yang mumpuni dan mampu menangkal konten hoaks. Selengkapnya

    Kominfo Musnahkan Perangkat Telekomunikasi Ilegal Temuan Balmon Jayapura

    Terdapat 63 unit perangkat radio komunikasi untuk jenis penggunaan layanan dinas bergerak darat khususnya sistem komunikasi radio konvension Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA