Kominfo: Satelit Satria perkuat ekonomi digital termasuk pembayaran
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan Satelit Republik Indonesia (Satria) yang ditargetkan beroperasi pada 2023, akan Selengkapnya
RMOL. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) akhirnya melakukan migrasi layanan bagi pelanggan satelit Telkom 1 ke Satelit Telkom 2, Satelit Telkom 3S dan satelit lainnya untuk mengatasi gangguan layanan akibat rusaknya Satelit Telkom 1 sejak Jumat (25/8). Akibat kerusakan tersebut, ribuan layanan ATM perbankan mengalami gangguan hingga Senin (28/8).
Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga menyampaikan permohonan maaf atas gangguan yang tejadi pada Satelit Telkom 1. Alex mengatakan, perusahaan tengah berupaya mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat dengan melakukan migrasi atau perpindahan transponder Satelit Telkom 1 ke transponder satelit pengganti.
"Kerusakan ini akibat anomali yang berakibat pada pergeseran pointing antena Satelit Telkom 1 sehingga semua layanan transponder terganggu. Kami minta maaf dan secepat mungkin melakukan pemulihan dengan mengerahkan semua sumber daya operasional Telkom Group di seluruh Indonesia," kata Alex di Jakarta, kemarin.
Bekas Bos Telkomsel itu mengaskan, proses migrasi layanan telah dilakukan sejak 26 Agustus dan ditargetkan selesai pada 30 Agustus 2017. Proses repointing antena ground segment akan dilakukan bertahap secara bersamaan, baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT hingga 10 September 2017.
Menurut data Telkom, satelit Telkom 1 memiliki sebanyak 63 pelanggan. Delapan di antaranya merupakan provider Very Small Aperture Terminal (VSAT) yang memiliki 12.030 site, sehingga total ground segment sekitar 15.000 site. Untuk mengawal proses pemulihan berjalan maksimal, Telkom Group membentuk posko pusat krisis yang beroperasi 7x24 jam.
"Telkom telah membentuk Crisis Center yang menjadi pusat informasi semua proses pemulihan layanan pelanggan sekaligus sebagai pusat komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi percepatan penyelesaian gangguan layanan Satelit Telkom 1," papar Alex.
Secara intensif Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan Satelit Telkom 1 terus melakukan investigasi, dimana saat ini sedang menjalankan prosedur prosedur untuk mengetahui kesehatan Satelit Telkom 1 secara komprehensif.
"Berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi dengan Lockheed Martin pada Tahun 2014 dan 2016 satelit Telkom 1 dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal hingga beberapa tahun kedepan, sekurang kurangnya sampai dengan Tahun 2019, dimana hal ini sesuai dengan best practice di industri satelit," tegas Alex.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, gangguan yang dialami Satelit Telkom 1 milik PT Telekom bisa diakibatkan karena usia satelit yang sudah uzur. Oleh karena itu, Rudiantara meminta operator satelit melakukan back-up data untuk mencegah kerugian lebih banyak akibat satelit rusak.
"Satelit bermasalah bisa jadi karena usia pakai sudah lama, di atas 15 tahun. Pada umumnya satelit itu beroperasi 15 tahunan lah. Jadi sebetulnya mengingatkan kembali kepada teman-teman operator untuk punya back-up. Ini tetap dibutuhkan meskipun masalah jarang terjadi, mengingat satelit memiliki risiko tinggi, mulai dari peluncuran hingga proses pengoperasiannya," ungkapnya.
Menurut Rudiantara, Telkom sebagai operator juga perlu memerhatikan risiko dan mempersiapkan back up atas kemungkinan yang tidak diinginkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, satelit Telkom 1 bermasalah sejak Jumat (25/8) sore. Masalah tersebut berimbas pada layanan siaran televisi nasional hingga ribuan layanan keuangan dan pengoperasian mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
Tercatat ada sebanyak 8.800 ATM bank besar yang mengalami dampak gangguan satelit ini. Gangguan terbanyak ada di gerai BCA yaitu sekitar 5.000 ATM dan 100 kantor kas. Kemudian disusul ATM Mandiri yang terdampak sebanyak 2.000 ATM dari total 17.695 ATM.
BNI juga mencatat jumlah gangguan ATM sebanyak 1.500 dari total ATM sebanyak 16.000 ATM. BRI merupakan bank besar yang tidak terlalu besar terdampak gangguan satelit ini, yaitu hanya 300 ATM dari total ATM sebanyak 20.000 ATM karena sebagian besar sudah menggunakan satelit sendiri yaitu BRISat.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara memastikan operasi bank-bank tetap berjalan lancar meski terjadi permasalahan layanan ATM akibat gangguan pada satelit Telkom-1.
"Kami sebagai otoritas pembayaran, memastikan bank-bank melakukan operasinya tetap lancar dan ATM yang mengalami gangguan harus segera dipindahkan jalurnya," kata Mirza. ***
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan Satelit Republik Indonesia (Satria) yang ditargetkan beroperasi pada 2023, akan Selengkapnya
Kementerian Komunikasi dan Informatika terus berkoordinasi dengan operator telekomunikasi untuk meningkatkan kapasitas internet menyusul lon Selengkapnya
Pemerintah masih akan terus membangun infrastruktur telekomunikasi secara berkelanjutan. Demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Informa Selengkapnya
Bisnis,com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan bahwa Ibu Kota baru akan menjadi kota pintar, didukun Selengkapnya