Presiden dan Anggota Kabinet Indonesia Maju Sampaikan SPT Pajak di Istana Negara
Batas akhir penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2023 adalah tanggal 31 Maret 2024. Selengkapnya
Serpong, Kominfo – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan bahwa penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 yang berlangsung 11-15 Oktober 2017 mencapai transaksi sebesar USD 1,268 miliar atau setara Rp 16,86 triliun. Nilai ini melampaui target yang ditetapkan sebesar USD 1,10 miliar. Penegasan ini disampaikan oleh Enggar pada penutupan TEI 2017 di Indonesia Convention Exhibition, Kota Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, Minggu (15/10/2017).
Pada penutupan ini tercatat sebanyak 22.088 pengunjung dari 113 negara. Negara dengan jumlah kunjungan buyer tertinggi selain dari Indonesia, antara lain berasal dari Jepang, Afganistan, Arab Saudi, India, dan Malaysia.
Presiden Ajak Seluruh Stakeholders Optimistis
Sebelumnya dalam Pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-32 Tahun 2017 di Nusantara Hall Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (11/10/2017) siang. Presiden Joko Widodo mengemukakan, dibanding periode yang sama tahun 2016 lalu, nilai ekspor Indonesia periode Januari – Agustis 2017 mencapai 108,79 miliar dollar AS.
Angka itu menunjukkan peningkatan sebesar 17,58 persen. Sementara ekspor non migas Januari – Agustus 2017 mencapai 98,76 miliar dollar AS atau naik 17,73 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. “Naiknya lumayan tinggi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016,” kata Presiden.
Semua ini, lanjut Presiden, merupakan perpaduan kerja sama beriringan antara eksportir, swasta, dunia usaha dengan pemerintah, dan tentu saja juga karena adanya pembangunan infrastruktur konektivitas yang telah dipercepat pemerintah dalam 3 tahun terakhir ini.
Presiden juga menunjukkan bukti dalam peringkat indeks persaingan global atau Global Competitiveness Index, dimana posisi Indonesia pada 2017 berada di peringkat ke-36 dari 137 negara atau naik 5 peringkat dibanding tahun 2016 lalu yang masih berada di peringkat 41.
“Ya , cukup baik. Bahkan, menurut World Economic Forum, kondisi Indonesia ini sama seperti yang dialami Korea Selatan (Korsel) saat pertama bangkit menuju negara industri dunia,” ungkap Presiden.
Harusnya kalau mendengar peringkat-peringkat kita naik ini, menurut Presiden, harusnya kita percaya diri, harusnya optimistis. “Jangan ada pesimisme diantara kita,” ujarnya.
Kalau ada masalah, Presiden mengajak untuk diselesaikan. Kalau masih ada yang harus diperbaiki ya harus kita perbaiki, dibenahi. Tetapi ia menegaskan, bahwa ke depan kita semuanya harus optimistis.
“Momentum kuat ini harus kita maksimalkan agar perdagangan Indonesia benar-benar menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi kita,” tutur Presiden.
Kepala Negara mengingatkan, bahwa pertumbuhan ekonomi kuncinya saat ini hanya ada dua. Yang pertama ekspor, ini harus naik, ekspor harus naik. Kedua, investasi juga harus naik. Tanpa dua hal ini, menurut Kepala Negara, tidak mungkin perekonomian kita ikut meningkat.
Batas akhir penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2023 adalah tanggal 31 Maret 2024. Selengkapnya
Wapres berharap pers Indonesia tetap mampu menjaga integritas dan independensinya. Selengkapnya
Menteri Anas menyampaikan bahwa tidak ada cara yang lebih cepat untuk melipatgandakan pencapaian sebuah negara dan mendorong pelayanan masya Selengkapnya
RPJPN 2025-2045 menargetkan pendapatan per kapita Indonesia setara dengan negara maju mencapai USD30.300 di 2045. Kementerian PPN/Bappenas t Selengkapnya