FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    21 11-2017

    2419

    Festival Destika 2017: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintah Desa Berbasis TIK

    SIARAN PERS NO. 233/HM/KOMINFO/11/2017
    Kategori Siaran Pers
    Acara tahunan Festival Desa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Destika) hari ini, Selasa (21/11/2017) sampai dengan Kamis (23/11/2017 secara resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komifo. Kegiatan yang berlokasi di Wisata Turangga Seta, Desa Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah itu mengusung tema “Desa Bersuara untuk Indonesia”.

    SIARAN PERS NO. 233/HM/KOMINFO/11/2017

     Tanggal 21 November 2017

     Tentang

    Festival Destika 2017, Semmy : Tingkatkan Tata Kelola Pemerintah Desa Berbasis TIK



    Jakarta, Kominfo – Teknologi Informasi dan Komunikasi telah berkembang dengan pesat tiap tahunnya. Perkembangan tersebut diikuti dengan pertumbuhan jumlah penggunanya. Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga pertengahan tahun 2016 sudah mencapai 132 juta orang dari 259.1 juta penduduk Indonesia.

    Penggunaan internet kini juga sudah dapat dinikmati hingga ke pelosok perdesaan. Sejalan dengan pengguna internet yang semakin meningkat, tanpa disadari sebagian masyarakat, bukan hanya di perkotaan, tapi juga yang diperdesaan sudah bisa dikatakan mampu jika tata kelola pemerintahan mereka ditingkatkan melalui pemanfaatan TIK. Tentunya  dengan pendampingan dari berbagai komunitas dan Pemerintah baik  pusat dan daerah. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika pada acara pembukaan Festival Destika 2017 di Kabupaten Pemalang, Senin (21/11/2017).

    Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan juga turut menjelaskan bahwa Acara Destika ini adalah dirancang untuk Dimana kita bertemu di antara para desa-desa yang mengembangkan sistem informatika di desanya untuk berbagi untuk saling mengajari Jadi apa yang sudah ada di Desanya dan ini kita berbagi untuk kita memajukan desa. “Kenapa Desa? Karena Desa adalah bagian terkecil dalam tata pemerintahan kita. Desa kita bisa benahi, Indonesia juga bisa kita benahi. Indonesia sekarang menuju era digital, era yang dimana kita tidak bisa mengelak. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari dan mengadaptasi teknologi ini untuk kemakmuran kita Sentral dari pembangunan adalah manusianya, teknologi hanya membantu, teknologi bukannya menguasai kita, kita yang mengatur teknologi khususnya adalah penggunaan sosial media. Akhir-akhir dapat kita kita lihat penggunaan sosial media yang tidak pada tempatnya. Teknologi saat ini dalam penggunaan sosial media yang tidak pada tempatnya membuat kita saling bermusuhan, yang harusnya teknologi dapat mendekatkan kita untuk mempererat kesatuan satu sama yang lain. Teknologi akan meningkatkan kecerdasan umum memajukan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia, itulah teknologi jadi memang kalau kita lihat kita sedang menuju era dimana industri ini adalah era industri revolusi digital di 4.0. Memang benar banyak negara-negara maju ingin merubah tenaga tenaga kerja manusia yang akan diganti robot tapi Indonesia memiliki begitu banyak tenaga kerja yang harus diberdayakan. Kita harus menggunakan teknologi untuk memberdayakan manusianya supaya manusianya bisa berkarya dan bisa berproduksi bukannya menggantikan, itulah tujuan mengapa kita harus beradaptasi ataupun melakukan transformasi menuju era digital jadi untuk kesejahteraan kita”, ujarnya.

    Dengan semangat kerjasama dan koordinasi yang solid diantara para multistakeholder dan juga dengan dukungan infrastruktur yang terus dibangun oleh Pemerintah terutama Infrastruktur Telekomunikasi di daerah – daerah dan desa yang berada di pinggiran atau batas negara Indonesia, Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementerian Kominfo semenjak Tahun 2013 menyelenggarakan Fetival Destika, dengan tujuan meningkatkan Tata Kelola Pemerintah Desa berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) agar semakin transparan, efisien dan berorientasi melayani serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa. Diantaranya menggerakkan kolaborasi dan sinergitas program kerja antara akademisi, bisnis, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, relawan TIK, dan seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pemberdayaan potensi desa dan kawasan melalui pemanfaatan TIK secara sehat, aman, cerdas, kreatif, dan produktif; dan menciptakan Desa-desa inspiratif sebagai pelopor percepatan pembangunan klaster-klaster di kawasan Desa percontohan. Destika sekarang bergulir mejadi semangat gerakan, yang bisa dilaksanakan oleh siapa saja termasuk oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang pada Destika 2017 kali ini.

    Festival Destika 2017 dimaksudkan dengan tujuan untuk meningkatkan tata kelola pemerintah desa berbasis TIK agar semakin transparan, efisien dan berorientasi melayani serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa; menggerakkan kolaborasi dan sinergitas program kerja antara akademisi, bisnis, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, relawan TIK, dan seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pemberdayaan potensi desa dan kawasan melalui pemanfaatan TIK secara sehat, aman, cerdas, kreatif, dan produktif; dan menciptakan desa-desa inspiratif sebagai pelopor percepatan pembangunan ekonomi desa.

    Festival DestiKa 2017 mengambil tema Desa Bersuara untuk Indonesia. Festival Destika di Kabupaten Pemalang merupakan Festival yang ke lima setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di Desa Melung, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada tahun 2013, Desa Tanjung Sari, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada tahun 2014 dan Desa Lenggang, Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2015 dan Desa Khalkote, Kabupaten Jayapura, Papua.

    Festival Destika 2017 ini memberikan perhatian pada isu khusus yaitu desa sebagai kekuatan ekonomi digital dimana kesadaran dan kemampuan desa/kampung untuk memanfaatkan TIK sebagai enabler pengembangan ekonomi desa harus harus digerakkan.Dengan semangat kerjasama dan koordinasi yang solid diantara para multistakeholder yang berkumpul pada Festival Destika kali ini, juga dengan dukungan infrastruktur yang terus dibangun oleh Pemerintah terutama Infrastruktur Telekomunikasi di berbagai daerah Indonesia, khususnya daerah – daerah dan desa yang berada di pinggiran atau batas negara Indonesia, saya berharap agar dapat diformulasikan sebuah ekosistem TIK yang handal dan berkelanjutan di tingkat Desa, sehingga setiap masyarakat yang berada di berbagai daerah di Indonesia, bahkan di daerah terpencil dapat mengakses Internet sehingga mereka dapat berkreasi, berinovasi dan memberikan kontribusi positif serta memunculkan dan menguatkan “ruh” gotong royong dalam pembangunan Desa yang pada akhirnya juga menguatkan dan membangun Indonesia dalam kerangka negara kesatuan seperti yang dicita – citakan Presiden Joko Widodo,” kata Bupati Pemalang, Junaidi di sela – sela sambutan pembukaan Festival Destika 2017.

    Lebih lanjut Semuel mengatakan, contoh yang paling besar di sini adalah mungkin kita sudah familiar yang dengan namanya gojek, gojek itu saat ini sudah bisa menyerap tenaga kerja sudah lebih dari 350 ribu atau sekarang jam 400 ribu tenaga kerja. Tadinya itu, mereka sudah ada tapi mereka belum pernah diformalisasikan dengan yang namanya pekerjaan. Jadi mereka dengan adanya teknologi, para pengendara gojek ini bisa memiliki penghasilan yang tercatat, tadinya memang kalau gojek itu adalah orang-orang yang sehari-hari hanyalah menawarkan jasa ojek dengan aplikasi ini. Hal tersebut suatu keniscayaan jadi ini akan membuka peluang besar bagi kita semua, sama juga dengan taksi online, taksi online itu sebelumnya hanya dikuasai oleh orang-orang yang punya capital besar, semua orang-orang yang punya yang namanya ribuan mobil baru bisa jadi pengusaha taksi saat ini. “Bapak Ibu sekalian punya satu mobil saja ataupun tidak memiliki mobil tapi kalau ada saudaranya yang mau meminjamkan mobilnya, maka Bapak Ibu juga sudah bisa menjadi pengusaha taksi di era ekonomi digital”, tandasnya.

     

    Ekonomi digital ini adalah memberi pemerataan,  jadi semua orang bisa terlibat siapa saja yang ingin berkarya tanpa harus modal besar bisa ikut serta dalam pembangunan ekonomi. Sama juga dengan toko toko online “Dulu kita untuk berdagang kita harus punya modal yang namanya ratusan juta sekarang kita tidak perlu begitu banyak mempunyai modal, cukup hanya punya website kita sudah bisa menawarkan barang-barang kita di toko-toko yang sudah ada guna memperluas yang namanya jaringan market. “Kita tadinya hanya menjual untuk di kalangan tertentu tetapi sekarang kita bisa menjangkau begitu besar seluruh Indonesia, mungkin juga bisa sampai ke internasional. Bapak Ibu sekalian pertama-tama saya ingin berterima kasih karena acara ini telah terselenggara dengan baik dan saya sangat antusias sampai saya tertarik untuk ikut kuda lumping, tarian yang sangat saya senangi dari masyarakat karena hiburan Inilah yang harus kita pertahankan walaupun teknologi saat ini sudah merambah namun kita harus mempertahankan budaya kita sebab teknologi itu harus memperkaya budaya kita bukan menggantikan budaya kita. Kita harus yakin dan percaya dengan budaya sebagai nilai-nilai luhur yang kita miliki. Pesan terakhir dari saya adalah marilah kita menggunakan teknologi ini dengan tepat dan untuk kesuburan kita semua bukan untuk perpecahan. Dari saya Cukup sekian dan ada salam dari Pak Menteri Kominfo. Akhir kata saya ucapkan dengan ini Asara Festival Destika secara resmi dibuka untuk umum dengan tujuan agar bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”, paparnya seraya memukul gong tanda dibukanya secara resmi Festival Destika 2017 di Kabupaten Pemalang ini.

    Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan sinergitas program kerja antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan Relawan Pemberdayaan Desa-desa yang berbasis TIK, sesuai dengan dengan Tema Destika 2017  “Di Hamparan Bumi Pemalang Pusere Jawa, Desa Bersuara Untuk Indonesia. “Sudah saatnya Desa-desa mulai bangkit bekerja sesuai Nawacita, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat Daerah-daerah dan Desa dalam kerangka negara kesatuan. Desa bukan hanya menjadi obyek pembangunan tetapi harus menjadi subyek pembangunan. Desa diharapkan terlibat di dalam pembangunan bangsa, karena desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada dalam negara. Desa juga harus mandiri dalam segala hal termasuk pengelolaan potensi desa, perencanaan pembangunan desa, dan pelayanan masyarakat desa dengan memanfaatkan TIK. Festival Destika 2017 diharapkan menjadi titik kebangkitan desa-desa menjadi jalan perubahan untuk Indonesia yang  berdaulat, mandiri dan berkepribadian”, ucap Septriana.

    Kementerian Kominfo bekerja sama dengan Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI) memiliki program untuk membagikan satu juta domain berakhiran .id secara gratis. Pada tahun 2017 ini terdapat 40.000 nama domain yang dibagikan, Progam satu juta domain gratis ini adalah untuk kategori e-commerce, UMKM, sekolah termasuk pesantren, komunitas dan Desa.

    Terkait dengan Sistem Informasi Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan para penggiat pemberdaya Desa, LSM, dan Relawan TIK berkomitmen mendorong tersedianya platform aplikasi Sistem Informasi Desa dan Kawasan. Selain itu Kementerian Kominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika juga memiliki program Prioritas, diantaranya adalah: UMKM Go Online, Petani dan Nelayan Go Online, 1000 Technopreneur, Siberkreasi dan 1 Juta Domain. “Kegiatan ini merupakan sinergitas program kerja antara pemerintah pusat, pemerintah Daerah, dan Relawan Pemberdayaan Desa–desa yabg berbasis Teknologi Informasi dam Komunikasi (TIK). Sudah saatnya Desa–desa mulai bangkit bekerja sesuai Nawacita, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat Daerah-daerah dan Desa dalam kerangka kesatuan”, papar Direktur Pemberdayaan Industri Informatika, Septriana Tangkary.

    Turut hadir pada Festival Destika ke-5 2017 ini Bupati Pemalang, Kepala Dinas Kominfo Pemalang, Staf Ahli Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal, dan Muspida Kabupaten Pemalang, peserta perangkat desa,  petani, nelayan, para siswa dan mahasiswa daerah setempat, unsur Pemda, masyarakat sekitar, dan pembicara kondang lainnya. Festival Destika 2017 turut diisi dengan kegiatan Workshop  dengan berbagai materi menarik seputar isu pedesaan yang tersebar di beberapa Desa yang berjalan secara paralel yang diisi oleh 48 Stand UMKM yang ikut serta mensukseskan Program Petani Go Online, nelayan Go Online, dan  UMKM Go Online Kominfo.



    Biro Hubungan Masyarakat

    Kementerian Komunikasi dan Informatika

    Berita Terkait

    Siaran Pers No. 238/HM/KOMINFO/03/2024 tentang Jadi Tuan Rumah, Menteri Budi Arie: Komitmen Indonesia Perkuat Kolaborasi Kelola Isu Air

    Terpilihnya Indonesia merupakan suatu bentuk kepercayaan dari masyarakat internasional atas kepemimpinan dan juga komitmen Indonesia dalam i Selengkapnya

    Siaran Pers No. 237/HM/KOMINFO/03/2024 tentang Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital

    Wamenkominfo menekankan arti penting peningkatan perlindungan merek terhadap produk yang dihasilkan dan perlindungan paten terhadap inovasi Selengkapnya

    Siaran Pers No. 236/HM/KOMINFO/03/2024 tentang Menkominfo Tantang Media Adopsi Perkembangan Teknologi

    Menkominfo menyatakan perkembangan dunia digital telah mendorong media berinovasi dan menghadirkan cara-cara baru dalam menyajikan berita. Selengkapnya

    Siaran Pers No. 235/HM/KOMINFO/03/2024 tentang Wamenkominfo: Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025

    Kehadiran ekonomi digital menciptakan berbagai peluang pekerjaan baru yang diperkirakan mencapai 3,7 juta pekerjaan tambahan pada Tahun 202 Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA