FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    27 11-2017

    2063

    Menkominfo Ajak Anak Muda Pilih Konten yang Pantas

    Kategori Berita Kominfo | daon001

    Jakarta, Kominfo - Saat ini tidak ada jam tanpa ponsel pintar, bahkan ketika bangun tidur yang langsung dicari setiap orang adalah ponsel pintar.  Oleh karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak generasi muda memilih konten yang pantas dan menghindari konten negatif.

    “Ada studi bahwa smartphone menjadi kebutuhan setiap hari. Bangun tidur sampai mau tidur lagi ponsel selalu digunakan. Jadi bisa dikatakan tidak ada jam tanpa smartphone. Hingga masuk kamar pasti yang langsung dicari adalah ponsel. Jadi migrasi baru ini tidak bisa dihilangkan dari kebiasan berponsel," katanya dalam pembekalan terhadap peserta Putra/Putri Maritim Indonesia 2017 di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta, Senin (27/11/2017).

    Menteri Rudiantara mengapresiasi pelaksanaan Putra/Putri Maritim Indonesia 2017 sebagai wahana untuk menyiapkan generasi muda dalam pertanahan negara. “Kegiatan seperti ini memerlukan kedisiplinan, karena sekarang pun negara berperang tidak hanya perang fisik. Tapi juga perang siber, proxy ini dapat digunakan dalam konteks pertahanan negara Indonesia. Karena ini penggunaan ponsel, tablet, komputer, PC semua rata dari bangun pagi sampai tidur lagi. Tidak ada lagi yang tidak bergantung pada yang namanya gadget, hampir semuanya 97,4% atau 137 juta itu bermedia sosial seperti facebook, twitter, instagram, youtube dan lainnya. Indonesia pengguna twitter Nomor 1,” paparnya.

    Salah satu konsekuensi penggunaan media sosial dan internet adalah kemunculan hoaks. Meski demikian, Menteri Kominfo menegaskan bahwa fenomena itu tidak hanya terjadi di Indonesia. “Hoaks bukan hanya di Indonesia, tapi juga ada di dunia. Sebenarnya negara maju lainnya juga terkena isu hoaks seperti Jerman. Mereka langsung membuat peraturan atau UU karena di Jerman membuat UU cepet cuma 3 bulan selesai. Kita kalau bikin UU parlemen waktunya panjang makanya kita melakukan tindakan yang lebih cepat," tandasnya.

    Oleh karena itu, Menteri Rudiantara mengharapkan kepada semua peserta mengetahui cara memerangi hoaks atau konten negatif. "Karena rata-rata peserta umur 18 ke atas, maka mampu memilih mana konten yang pantas atau tidak. Yang menjadi masalah di Indonesia adalah literasi (pengetahuan) tentang media yang masih rendah," tuturnya.

    Menteri Kominfo menegaskan Putra/Putri Maritim Indonesia adalah orang-orang yang terpilih. "Memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih konten-konten yang pantas untuk beredar. Jadi para peserta diharapkan agar bisa seperti amoeba, bisa membelah diri untuk lebih mensosialikan bagaimana penggunaan media sosial yang baik atau internet positif atau sehat," harapnya.

    Pemerintah juga mengawasi konten negatif yang beredar di masyarakat dan akan merespons cepat apabila ada aduan konten-konten negatif yang beredar di masyarakat.  "Contohnya saja telegram yang beberapa waktu lalu sudah diblok," kata Menteri Rudiantara.

    Ketika ada pertanyaan dari peserta kenapa platform seperti telegram yang sebenarnya cukup bermanfaat bagi orang-orang terutama anak muda untuk berinteraksi harus diblokir? Menteri Kominfo menjawab  yagn diblokir hanya versi webnya.  "Karena banyak konten negatif yang berkaitan dengan bagaimana cara membuat bom atau melakukan penyerangan. Dan ini larinya akan ke radikalisme atau terorisme. Jadi pemerintah tidak bisa diam," jelasnya.

    Lebih lanjut Menteri Rudiantara menjelaskan dua pendekatan yang digunakan dalam menangkal konten negatif di internet. "Sebenernya pemerintah punya dua pendekatan. Pendekatan di hilir dan pendekatan di hulu. Pemerintah ingin masyarakat semua untuk punya kemampuan untuk memilah dan memilih. Tapi dengan besarnya populasi WNI dan banyaknya anak-anak dibawah umur yang memiliki ponsel membuat kerja pemerintah menjadi dua kali lipat," jelasnya.

    Secara khusus, Menteri Kominfo menjelaskan langkah pemblokiran tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Kominfo. “Untuk soal Telegram Kominfo telah konsultasi dengan kementerian lembaga terkait dan TNI. Namun Kominfo disarankan tidak memberi celah pada kemungkinan tersebarnya terorisme atau radikalisme," kata Menteri Rudiantara menutup pembekalannya kepada peserta Putra/Putri Maritim Indonesia 2017. (ddh)

    Berita Terkait

    Pemilu 2024 Tak Gunakan Undangan Fisik, Itu Hoaks!

    Komisioner KPU RI Idham Holik membantah surat pemberitahuan atau undangan fisik untuk pemilih tidak lagi ada pada Pemilu 2024. Selengkapnya

    Lantik PNS Formasi PKN STAN, Kominfo Targetkan Jadi Pelopor Birokrasi yang Sehat

    Kepala BKO Setjen Kementerian Kominfo Imam Suwandi mendorong PNS Formasi PKN STAN yang baru dilantik menggali potensi diri dan menjadi pelop Selengkapnya

    Menkominfo Ingatkan Masyarakat Hormati Perbedaan Pilihan Politik

    Menkominfo mengajak seluruh komponen bangsa untuk turut menjaga perdamaian dan persatuan bangsa, khususnya ketika beraktivitas di ruang digi Selengkapnya

    Kominfo Terima Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2023

    Kementerian Kominfo mendapatkan penghargaan sesuai Hasil Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik oleh Komisi Informasi Pusat. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA