Kominfo Antisipasi Gangguan SFR Saat Mudik Lebaran di Bali
Pemantauan dan pengawasan dilakukan secara intensif di sejumlah titik monitor strategis yang menjadi rute utama lalu lintas masyarakat dan p Selengkapnya
Jakarta, Kominfo – Kementerian Komunikasi dan Informatika saat ini tengah berupaya meningkatkan ICT Development Index (IDI). Pada tahun ini, Indonesia berada di ranking 111 dunia, hal itu menunjukkan peningkatan meski masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk meningkatkan pembangunan ICT di Indonesia. Salah satu persiapan yang dilakuan adalah dengan melibatkan seluruh stakeholders untuk memahami indikator yang digunakan dalam IDI.
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan mengatakan Indonesia belum punya pengetahuan tentang indikator-indikator yang diperlukan pengukuran IDI. “Kita berterima kasih kepada Koay Hock Eng, Consultant ITU, sudah mau datang kesini sharing pengetahuannya sehingga kita bisa tahu kalau memang ada kekurangan-kekurangan dalam kita menghitung index ini,” katanya dalam pembukaan Simposium Peningkatan ICT Index Indonesia di Grand Sahid Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Dalam kegiatan bertema “Enhancing Stakeholders Collaboration to Improve Indonesia’s ICT Development Index (IDI)” itu, Dirjen Semuel mengatakan upaya meningkatkan indeks ICT, perlu dilakukan pembangunan secara menyeluruh. “Kadang-kadang kalau kita hanya membangun infrastruktur, itu tidak juga menaikan indeks ICT kita karena harus secara holistik pembangunannya, jaringannya, akses konektivitasnya harus dibangun, speed dari internetnya harus ditingkatkan, juga literasi dan skill harus ditingkatkan,” jelasnya.
Dirjen Aptika mengatakan penggunaan internet di Indonesia mengalami kenaikan secara eksponensial. “Di tahun 2012 kita itu baru mempunyai 63 juta pengguna internet. Dalam waktu empat tahun, itu sudah double. Survey di tahun 2016 jumlah pengguna internet mencapai 132,7 juta jadi lebih dari dua kali dan kalau ini kita lakukan, pasti sudah melebihi 140,” katanya.
Lebih lanjut Dirjen Semuel menyatakan peningkatan akses terhadap ICT ternyata belum sepenuhnya diimbangi dengan peningkatan literasi dan skill masyarakat. "Akhirnya kita sangat rentan terhadap penyalahgunaan ICT atau internet. Kita mudah diombang-ambingkan dengan berita palsu. Kita tidak bisa membedakan berita palsu atau bukan, penipuan atau bukan, itu karena literasi kita sangat rendah. Ini sebenarnya yang ingin kita tingkatkan dengan mempelajari indikatornya,” paparnya.
Semuel mengatakan jika dapat mengenali indikator-indikatornya dalam IDI akan dapat meningkatkan angka indeks pencapaian pembangunan ICT di Indonesia. "Mengetahui indikatornya ada dimana, kita bisa merencanakan peningkatan pembangunan kita di bidang ICT. Misalnya oh ternyata penekanannya harus di literasi,” katanya.
Semuel berharap dengan workshop yang akan berlangsung selama dua hari, dari tanggal 12 s.d. 13 Desember 2017 itu akan dapat meningkatkan indeks ICT Indonesia. “Dengan cara perhitungan yang benar, indeks ICT kita meningkat. Indeks ICT inilah yang kita pakai sebagai indikator untuk mengembangkan sektor-sektor mana yang perlu dikembangkan untuk indeks kita,” harapnya.
Indeks Perkembangan TIK atau (ICT Development Index/IDI) merupakan indeks yang diterbitkan oleh United Nations International Telecommunication Union berdasarkan indikator TIK yang disepakati secara internasional. Indeks itu menjaid acuan atas indikator terpenting untuk mengukur masyarakat informasi. IDI dapat digunakan sebagai standar oleh pemerintah, operator, lembaga pembangunan, atau periset untuk mengukur kesenjangan digital dan membandingkan kinerja TIK di dalam dan antarnegara. IDU disusun dalam beberapa indikator yang dikelompokkan dalam tiga kelompok: akses, penggunaan dan keterampilan.(PS)
Pemantauan dan pengawasan dilakukan secara intensif di sejumlah titik monitor strategis yang menjadi rute utama lalu lintas masyarakat dan p Selengkapnya
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta klaim dalam video tersebut tidak benar. Selengkapnya
Tim Balmon SFR Kelas I Kupang menonaktifkan perangat telekomunikasi yang beroperasi tidak sesuai dengan parameter teknis yang ditetapkan dal Selengkapnya
Kepala BKO Setjen Kementerian Kominfo meminta seluruh pegawai yang baru dilantik terus aktif meningkatkan kompetensi dan mengubah mindset Selengkapnya