FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    08 01-2018

    1769

    Petani dan Nelayan Juga Perlu Akses Internet, Ternyata untuk Kepentingan Ini

    Kategori Sorotan Media | Ayu Yuliani
    Hingga saat ini masih banyak kampung yang belum terjangkau oleh sinyal seluler. Padahal, komunikasi menjadi kebutuhan penting dalam aspek kehidupan manusia. Tampak dua warga memanjat untuk mencari sinyal seluler.

    Komunikasi menjadi bagian dari kebutuhan penting bagi masyarakat.

    Tidak hanya untuk menjalin silaturahmi, komunikasi juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Pasalnya, komunikasi ini saat ini tidak hanya berbasis melalui telepon maupun pesan singkat. Internet menjadi sarana untuk mengembangkan usaha.

    Sayangnya, hingga saat ini masih banyak kawasan di Kabupaten Berau yang belum terjangkau oleh jaringan seluler, termasuk jaringan internet.

    Melihat persoalan ini, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau bersama pemerintah pusat, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), mulai tahun 2018 ini akan membangun Base Transceiver Station (BTS) di sejumlah kawasan yang masih belum terjangkau sinyal seluler (blank spot).

    Namun sebelum rencana ini terlaksana, pemerintah pusat meminta agar Pemkab Berau mempersiapkan lahan.

    Untuk mempercepat pembangunan BTS, warga Kampung Eka Sapta, Kecamatan Talisayan yang masih blank spot, bersedia menghibahkan lahan mereka.

    Kepala Kampung Eka Sapta, Syamsul Arifin mengatakan, jaringan komunikasi sangat mendesak untuk menunjang usaha warganya yang berprofesi sebagai petani dan nelayan.

    Dengan akses komunikasi diharapkan dapat memudahkan masyarakat memasarkan hasil panen dari pertanian maupun perikanan.

    “Karena setelah panen warga tentu menghubungi calon pembeli. Kalau jaringan komunikasinya susah, mereka juga kesulitan memasarkan hasil panen,” kata Syamsul, Minggu (7/1/2018).

    Tidak hanya untuk memasarkan hasil panen, jaringan internet juga diperlukan oleh warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani.

    Dengan internet, petani bisa mengakses informasi yang diperlukan untuk memaksimalkan hasil pertanian.

    “Sekarang informasi apapun bisa didapat dari internet, petani juga perlu akses internet supaya hasil panen mereka bisa maksimal,” imbuhnya.

    Syamsul mengaku mendapat informasi dari media, jika Diskominfo akan membangun BTS namun terkendala masalah lahan.

    Karena itu, pihaknya bersedia menghibahkan lahan untuk pembangunan BTS.

    Masih terdapat 37 titik blank spot. 

    Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Berau , Susila Harjaka, mengatakan, dari 13 kecamatan di Kabupaten Berau, ada 37 lokasi yang tidak terjangkau sinyal seluler atau blank spot.

    “Kami berupaya mengatasi persoalan ini, dengan menggandeng pemerintah pusat. Tahun 2018 nanti, informasinya ada 11 blankspot yang telah disetujui untuk diatasi, kita diminta untuk menyediakan lahan,” ungkap Susila Harjaka.

    Pemerintah pusat, kata mantan Kepala Dinas Pendidikan ini, mengatakan, 11 titik blankspot yang tersebar di Kecamatan Segah, Kecamatan Kelay, Kecamatan Bidukbiduk dan Talisayan akan dibangunkan Base Transceiver Station (BTS).

    “BTS ini yang sudah siap digunakan, Pemkab Berau hanya diminta untuk menyediakan lahan untuk mendirikan tower atau antena,” jelasnya.

    Ditambahkannya, penanganan blank spot ini membutuhkan tower yang sangat tinggi.

    “Jadi ini berbeda dengan mini tower, kalau mini tower untuk mengatasi blank spot di wilayah perkotaan, memperkuat sinyal seluler dari BTS yang sudah ada. Sementara kalau di perkampungan atau wilayah pedalaman memang belum ada BTS-nya,” papar Jaka.

    Agar rencana ini segera terealisasi, Jaka berharap, aparatur kampung ataupun kecamatan dapat menghibahkan lahan, agar BTS segera terbangun.

    “Karena kalau melalui proses pembebasan lahan akan membutuhkan banyak waktu dan biaya. Kalau hibah, bisa langsung dibangun,” imbuhnya.

    Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk membahas mekanisme penyiapan pembangunan BTS.

    “Ada 37 blankspot, 11 sudah tertangani. Artinya masih ada 26 blankspot lagi yang perlu ditangani,” bebernya.

    Sumber: http://kaltim.tribunnews.com/2018/01/07/petani-dan-nelayan-juga-perlu-akses-internet-ternyata-untuk-kepentingan-ini?page=3

    Berita Terkait

    BAKTI tuntaskan penyediaan akses internet bagi 3.126 Puskesmas dan rumah sakit

    Badan Aksesibiitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menuntaskan program penyediaan akses internet bagi 3.126 Puskesmas dan rumah sakit s Selengkapnya

    Pemerintah Akselerasi Akses Internet di Puskesmas dan Rumah Sakit

    Pemerintah berkomitmen mengakselerasi akses internet di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di seluruh wilayah Indonesia, yakni di puske Selengkapnya

    Pemerintah Akselerasi Akses Internet di Puskesmas dan Rumah Sakit

    Pemerintah berkomitmen mengakselerasi akses internet di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di seluruh wilayah Indonesia, yakni di puske Selengkapnya

    Menkominfo Resmikan Pembangunan Layanan Akses Internet di Woloklibang

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate meninjau sekaligus meresmikan beberapa titik utilisasi akses internet di Kabu Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA