FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    28 01-2018

    2333

    Presiden Harapkan Repatriasi Pengungsi Rakhine State Dapat Diimplementasikan

    Kategori Berita Pemerintahan | ivon001
    Presiden saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Bangladesh Abdul Hamid, pada Sabtu, 27 Januari 2018, di Credential Hall, Bangabhan Presidential Palace. - (Rusman - Biro Sekretariat Presiden)

    Dhaka, Kominfo - Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapan Indonesia untuk mendukung Bangladesh dalam mencapai target keluar dari kelompok Least Developed Countries (LDCs) pada tahun 2024 mendatang.
     
    "Indonesia siap mendukung pencapaian target tersebut termasuk melalui peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan yang saling menguntungkan," ujar Presiden saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Bangladesh Abdul Hamid, pada Sabtu (27/01/2018) di Credential Hall, Bangabhan Presidential Palace, Dhaka, Bangladesh.
     
    Indonesia juga menyatakan kesiapannya untuk membuka akses pasar guna meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Bangladesh. "Melalui pembentukan Preferential Trade Agreement," ungkapnya.
     
    Selain itu, perkembangan situasi Rakhine State juga tak lepas dari pembicaraan keduanya. Komitmen dan perhatian tinggi akan terus diberikan pemerintah dan rakyat Indonesia dalam rangka membantu mengatasi krisis kemanusiaan tersebut.
     
    "Saya juga menyambut baik kesepakatan repatriasi pemerintah Bangladesh dengan pemerintah Myanmar. Saya harap implementasi kesepakatan dapat dilakukan secara sukarela, terhormat, dan aman," ujar Presiden.

    Tak lupa, Presiden menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan saat kunjungannya ke Bangladesh, termasuk rencana kunjungannya ke Cox's Bazar esok hari.
     
    "Terima kasih atas sambutan hangat Yang Mulia Presiden Abdul Hamid. Suatu kehormatan dapat melakukan kunjungan ke Bangladesh untuk pertama kalinya," ucap Presiden.
     
    Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa Presiden Bangladesh Abdul Hamid menyampaikan kembali bahwa Indonesia itu dekat dengan Bangladesh. “Karena Indonesia negara pertama yang mengakui kemerdekaan Bangladesh dan jasa ini tidak akan pernah dilupakan oleh rakyat Bangladesh,” ucap Retno menyampaikan pesan Presiden Bangladesh.
     
    Ke depan, ucap Retno, kedua pemimpin sepakat bahwa kerja sama ekonomi akan menjadi prioritas bagi hubungan kedua negara.
     
    Setelah pertemuan bilateral, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menyaksikan pertemuan budaya dan jamuan santap malam bersama Presiden Abdul Hamid dan Ibu Negara Bangladesh Rasyidah Khanam.
     
    Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar RI untuk Bangladesh Rina Soemarno, serta Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri Ferdy Piay.
     
    Sumber:
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
    Bey Machmudin

    Berita Terkait

    Presiden Berbuka Puasa Bersama dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju

    Ini merupakan buka puasa bersama yang digelar kembali di Istana setelah terakhir digelar pada tahun 2019 lalu. Selengkapnya

    Presiden Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia

    Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya

    Wapres: Optimalkan Program Percepatan Penurunan Stunting!

    Wapres mengingatkan bahwa target tahun ini akan dapat dicapai apabila semua pihak lebih bersungguh-sungguh menjalankan program penurunan stu Selengkapnya

    Presiden Ajak ASEAN dan Australia Perkuat Kemitraan di Usia Emas 50 Tahun

    ASEAN dan Australia berbagi tanggung jawab bersama untuk menjaga stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan tersebut. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA