FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    12 02-2018

    2321

    Presiden Minta Pemuka Agama Ingatkan Nikmatnya Perdamaian dan Kerukunan

    Kategori Berita Pemerintahan | mth
    Presiden Jokowi bersama para peserta Musyawarah Besar Pemuka Agama Untuk Kerukunan Bangsa, di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/2) sore. - (setkab)

    Bogor, Kominfo - Presiden Joko Widodo menyatakan, aparat pemerintah dan para pemuka agama harus selalu bekerja sama untuk membangun Indonesia yang kokoh, bukan saja toleran dan saling pengertian semata, tetapi juga terus saling bekerja sama, bersinergi menjaga pendidikan dan sikap umat kita masing-masing.

    “Bekerja sama untuk mengembangkan pendidikan yang terbuka, bekerja sama untuk meningkatkan saling pengertian antar agama, antar etnis, dan antara status sosial,” kata Presiden Jokowi saat menerima para peserta Musyawarah Besar Pemuka Agama Untuk Kerukunan Bangsa, di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/02/2018) sore.

    Kepala Negara mengingatkan, aparat pemerintah dan para pemuka agama juga harus terus-menerus mengingatkan masyarakat tentang nikmatnya perdamaian, nikmatnya persaudaraan, nikmatnya kerukunan, nikmatnya persatuan, yang terus harus disyukuri.

    “Jangan sampai kita lupa tentang anugerah dari Tuhan mengenai ini. Jangan sampai kita lupa nikmatnya perdamaian dan kerukunan, karena selama ini kita selalu rukun, jadi lupa kita mensyukuri hal-hal itu,” tutur Kepala Negara.

    Oleh karena itu, Kepala Negara meminta para pemuka agama agar umat dan masyarakat luas selalu diingatkan tentang nasib saudara-saudara di beberapa negara yang sedang konflik, yang dilanda konflik dan perang saudara yang kehidupan sehari-harinya selalu dihantui oleh konflik dan perang, yang peradabannya mundur sampai puluhan tahun bahkan ratusan tahun ke belakang.

    Presiden mengisahkan perjalanannya Pada bulan Januari yang lalu, saya pergi ke India, Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Di Bangladesh, lanjut Presiden, dirinya mengunjungi Cox’s Bazar, lokasi pengungsi Rohingya di Bangladesh.

    Ia menambahkan bahwa kondisinya betul-betul sangat memprihatinkan dan Indonesia adalah kepala negara pertama yang mengunjungi Cox’s Bazar. Kepala Negara menyampaikan bahwa ini adalah komitmen Indonesia untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia.

    Kemudian hari berikutnya, Presiden bercerita ke Afghanistan, Kabul. Sementara beberapa hari sebelumnya, lanjut Presiden, ada ledakan bom yang menewaskan 20 orang. Lalu dua hari sebelum dirinya mendarat di Kabul ada bom lagi yang menewaskan 103 orang, bahkan dua jam sebelum mendarat, markas Akademi Militer di Kabul diserang, 5 tentara tewas dan belasan puluhan luka-luka.

    Ia juga mengisahkan pesan dari Presiden Afghanistan Asraf Ghani yang kagum dengan kemajemukan di Indonesia, dan meminta dirinya agar menyelesaikanlah secepat-cepatnya apabila ada konflik antar kampung.

    “Selesaikanlah secepat-cepatnya apabila ada konflik antar suku, secepat-cepatnya jangan tunggu berlama-lama, apalagi kalau sudah menyangkut  tentang agama. Tegas, secepatnya selesaikan,” kata Presiden Jokowi menirukan Presiden Asraf Ghani, seraya menambahkan, bila sudah menjadi sebuah konflik besar, penyelesaiannya sangat sulit sekali.

    Jadi Contoh
    Pada awal sambutannya, Presiden mengemukakan, setiap bertemu dengan kepala negara, kepala pemerintahan baik itu Raja, Presiden maupun Perdana Menteri dari negara-negara sahabat, dirinya merasa bangga dan bahwa beliau-beliau selalu menyanjung Indonesia dan selalu menyampaikan terima kasih kepada Negara kita Indonesia.

    “Mengapa Indonesia disanjung? Karena Indonesia adalah contoh masyarakat yang majemuk, masyarakat yang beragam, yang penuh toleransi dan kebersamaan,” ucap Presiden.

    Menurut Presiden, dirinya selalu menjawab apa yang disampaikan oleh beliau-beliau tersebut, karena Indonesia memiliki pemuka-pemuka agama yang mengajarkan toleransi dan persatuan, yang selalu mengedepankan dialog, mengedepankan musyawarah dengan penuh kesabaran.

    Oleh karena itu, Presiden menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya seluruh pemuka agama, peserta musyawarah besar agama atas komitmennya untuk memperkuat kerukunan bangsa, serta atas komitmennya untuk memperkokoh NKRI, memperkokoh Pancasila, serta memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana tertuang dalam butir-butir kesepakatan dari 7 bahan baku yang sudah dibahas di dalam musyawarah besar selama tiga hari itu.

    Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Koordintor Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsudin.

    Sumber

    Berita Terkait

    Presiden Joko Widodo Minta Presiden dan Wapres Terpilih Persiapkan Diri

    Hal tersebut disampaikan Kepala Negara menanggapi hasil penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI terkait presiden dan wakil presiden terpili Selengkapnya

    Berantas Judi Online, Menkopolhukam Tekankan Sinergi dan Kolaborasi

    Menkopolhukam satgas akan melanjutkan proses penegakan hukum dan pemblokiran rekening, serta mengungkap kasus-kasus hukum lain yang berkaita Selengkapnya

    Presiden Tinjau Arus Mudik Lebaran di Stasiun Pasar Senen

    Dalam kunjungannya, Presiden melihat secara langsung kesiapan infrastruktur serta manajemen pelaksanaan mudik yang terpantau baik. Selengkapnya

    Presiden Lepas Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan

    Bantuan yang dikirimkan tersebut, kata Presiden, bernilai kurang lebih Rp30 miliar berupa obat-obatan dan peralatan-peralatan kesehatan dan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA