FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    16 02-2018

    2995

    Rudiantara Menilai Media Massa Utama Mendapatkan "Second Wind" Karena Rebut Kepercayaan Masyarakat

    SIARAN PERS NO. 47/HM/KOMINFO/02/2018
    Kategori Siaran Pers
    Menteri Kominfo Rudianrara pada Acara Gatra Bicara 2018: Optimalisasi Komunikasi Publik di Tahun Politik di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (15/2/2018)

    SIARAN PERS NO. 47/HM/KOMINFO/02/2018
    Tanggal 16 Februari 2018
    Tentang
    Rudiantara Menilai Media Massa Utama Mendapatkan "Second Wind" Karena Rebut Kepercayaan Masyarakat

    Jakarta, - Menteri Kominfo Rudiantara mengatakan tahun ini media (massa) mainstream lebih unggul dari pada media sosial dalam hal tingkat kepercayaan masyarakat. Ia mengibaratkan keunggulan itu serupa semangat baru atau second wind seperti dalam pertandingan tinju. "Walaupun delapan tahun terakhir ini terjadi perubahan dalam dunia media, media mainstream tahun ini masih lebih unggul dari pada media sosial. Pasalnya, fenomena ketidakpercayaan pada masyarakat terhadap media sosial bisa dikatakan sebagai second wind bagi pelaku bisnis media mainstream," katanya dalam acara Gatra Bicara 2018: Optimalisasi Komunikasi Publik di Tahun Politik di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (15/2/2018).

    Rudiantara menjelaskan istilah second wind yang membuat media massa untuk memiliki tenaga baru berkompetisi sesuai dengan hasil Riset Edelman Trust Barometer Global Report 2018 yang menunjukkan level kepercayaan masyarakat terhadap media sosial menurun. “Gatra dan teman-teman kebanyakan dari media mainstream barangkali di sini, media cetak mendapatkan tenaga baru. Intinya ini kalau orang tinju, kadang-kadang kalau tinju ada suatu kepayahan tuh, itu tiba-tiba dapat second windSecond wind itu dapat tenaga baru lagi, kencang lagi, berani lagi, nyerang lagi,” ungkap Rudiantara.

    Menurutnya, sangat wajar ketika media mainstream mulai memanfaatkan ruang media online seperti website portal media tersebut. Namun, yang perlu dihindari oleh para pelaku media mainstream ini adalah saat mengambil substansi dari media sosial.  

    Rudiantara menyatakan jika media mainstream salah langkah mengambil konten media sosial yang tidak memiliki nilai keberimbangan, ini bisa menjadi ‘bunuh diri’ bagi media mainstream. “Nah sekarang sudah mulai juga beberapa yang terjebak mengambil konten dari media sosial dimasukkan sebagai substansi media cetak. Ini blunder, saya yakin Gatra enggaklah, artinya tetap memiliki etika, menjunjung tinggi profesionalisme,” imbuhnya.

    Rudiantara menuturkan dalam konten media sosial yang diutamakan hanyalah kecepatan tanpa keseimbangan nilai berita. Oleh karena itu, ia menyatakan para pemain media mainstream dapat terus meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan keberimbangan dan keakurasian berita yang dipublikasikan.

    BIRO HUMAS
    KEMENTERIAN KOMINFO


     

    Berita Terkait

    Siaran Pers No. 271/HM/KOMINFO/04/2024 tentang Berantas Judi Online, Pemerintah Segera Bentuk Gugus Tugas Terpadu

    Pembentukan gugus tugas itu bertujuan menyelesaikan permasalahan judi online secara lebih menyeluruh dengan mempertajam koordinasi antarkeme Selengkapnya

    Siaran Pers No. 270/HM/KOMINFO/04/2024 tentang Butuh 4 Juta Talenta, Menteri Budi Arie Ajak Industri Cetak Ahli Keamanan Siber

    Bagi dunia usaha, implementasi keamanan siber dapat memberikan perlindungan dari ancaman pencurian dan kebocoran data. Selengkapnya

    Siaran Pers No. 269/HM/KOMINFO/04/2024 tentang Menkominfo Dorong Kolaborasi Perkuat Tata Kelola Keamanan Siber Nasional

    Menteri Budi mendorong kolabrasi dalam mengembangkan tata kelola keamanan siber, khususnya di sektor industri. Selengkapnya

    Siaran Pers No. 268/HM/KOMINFO/04/2024 tentang Menteri Budi Arie Harap Kehadiran Starlink Dorong Inovasi Operator Seluler

    Guna menciptakan persaingan yang setara antar perusahaan penyelenggara layanan telekomunikasi, Menteri Budi Arie memastikan Starlink harus m Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA