Semboyan Kemajemukan Sulut Sejalan dengan Prinsip Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Semboyan “Torang Samua Basudara”, betul-betul dijadikan semangat untuk mendorong pembangunan daerah oleh seluruh masyarakat dan jajaran Selengkapnya
Jakarta, Kominfo - Presiden Joko Widodo mengingatkan, bahwa ekspor dan investasi Indonesia sudah kalah dengan negara tetangga.
Indonesia sebagai negara besar, sudah kalah dengan Malaysia, sudah kalah dengan Thailand, sudah kalah dengan Vietnam karena mereka lari cepat.
“Ini hati-hati. Perlu saya ingatkan. Bisa nanti kita kalah dengan Laos, bisa kita kalah dari Kamboja kalau kita terjebak terus pada rutinitas, tidak berani melakukan lompatan-lompatan,” kata Presiden saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2018, di Puri Agung Ballroom Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (30/04/2018) pagi.
Dalam kesempatan itu, menurut Presiden, kalau mau ada yang mau berinvestasi, buka lebar-lebar. “Apalagi orientasinya ekspor, sudah. Jangan justru izinnya diruwet-ruwetkan, lama-lamain, ditinggal betul kita,” tutur Presiden.
Presiden meminta seluruh aparat pemerintah agar jangan terjebak dengan rutinitas, diskusi yang bertele-tele, saling berdebat enggak rampung-rampung, sehingga yang terjadi adalah ruwet dan njelimet.
“Prosedur kita ruwet dan njelimet. Rantai birokrasi kita juga sama, bertele-tele, rantai perizinan kita sangat lama,” ujar Presiden seraya menambahkan, karena masih ada yang tahun, masih ada yang hitungan bulan dan minggu untuk mengurus izin.
Mestinya, lanjut Presiden, yang namanya urus izin itu hitungannya harus jam sekarang ini, harus jam.
“Kalau Bapak-Ibu mengalami izin masih berminggu-minggu, berbulan-bulan, sampai bertahun, sudah lupakan. Lupakan kalau kita mau maju, lupakan. Enggak akan,” tegas Presiden.
Presiden meminta agar orientasi jajaran sekarang ini jangan orintasi prosedur. Ia mengingatkan kepada seluruh kementerian/lembaga (K/L) dan juga daerah, bahwa prosedur juga memang harus tapi orientasi saat ini bukan orientasi prosedur, namun lebih kepada hasil.
“Kita ini terlalu sibuk dengan urusan-urusan yang sepele tidak berguna yang tidak cepat menanggapi perkembangan teknologi, perkembangan investasi, peluang-peluang pasar yang sekarang ini juga semakin sengit,” ucap Presiden.
Musrenbangnas yang bertemakan “Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas” itu diikuti oleh para menteri dan kepala lembaga, pimpinan lembaga negara, para pejabat eselon I K/L, para gubernur, bupati, dan wali kota, Sekretaris Daerah, dan Kepala Bappeda seluruh Indonesia.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Mendikbud Muhadjir Effendy, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur BI Agus Martowardojo, dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Semboyan “Torang Samua Basudara”, betul-betul dijadikan semangat untuk mendorong pembangunan daerah oleh seluruh masyarakat dan jajaran Selengkapnya
Ini merupakan buka puasa bersama yang digelar kembali di Istana setelah terakhir digelar pada tahun 2019 lalu. Selengkapnya
Menurut Presiden Joko Widodo, sebanyak 12 tower hunian dijadwalkan selesai pada bulan Juni, diikuti oleh 21 tower tambahan pada bulan Septem Selengkapnya
Wapres mengharapkan bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada lingkup universitas, tetapi juga merambah kalangan pesantren. Sehingga, p Selengkapnya