FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    11 05-2018

    1357

    Sektor Non-Tunai Rendah, Pelaku Fintech Punya Peluang Besar

    Kategori Berita Pemerintahan | Viska
    Diskusi panel Industry Track “Fintech Payment” dalam NextICorn International Summit di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/05/2018). Hadir dalam diskusi tersebut Deputi Direktur Bank Indonesia, Perwakilan dari aplikasi Go-Pay, Cashlez, serta Pemodal Ventura Finch Capital dan Global Brains. - (VY)

    Nusa Dua, Kominfo -- Pejabat Bank Indonesia (BI) menyatakan terdapat peluang besar untuk pelaku teknologi finansial (fintech) dalam sektor pembayaran non-tunai. Hal itu disampaikan oleh Amrizal dalam diskusi panel Industry Track “Fintech Payment” dalam NextICorn International Summit di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/05/2018).

    “Indonesia masih banyak masalah untuk pembayaran non-tunai, masih di bawah 10%. Ini peluang yang bagus untuk pelaku fintech, dengan masih banyaknya ruang untuk membantu BI sebagai regulator yang memiliki otoritas pembayaran Indonesia,” jelas Rizal.

    Rizal turut menjelaskan regulasi merupakan bentuk dukungan bagi industri. “Saya sadar, teknologi berkembang sangat cepat, jadi wajar kalau regulator ketinggalan satu langkah di belakang. Ketika kami menyusun regulasi terkait pembayaran fintech, ini merupakan bentuk dukungan bagi industri. Kita mencoba bangun keseimbangan,” jelasnya.

    Dalam diskusi yang sama Budi Gandasoebrata dari Go-Pay, sistem pembayaran milik aplikasi transportasi Go-Jek, meminta agar pemerintah dapat membatasi regulasi agar pasar industri fintech dapat berkembang. “Peran regulator harus memastikan bahwa aturan-aturan yang ada memang diikuti, tapi untuk bantu pasarnya aktif jangan terlalu banyak regulasi. Regulasi bisa ketinggalan, tapi mereka sudah mulai terbuka,” jelas Budi.

    Menanggapi hal ini, Amrizal menyampaikan BI mendukung berkembanganya pasar fintech selama ia bertujuan untuk menciptakan tiga hal. “Sejalan dengan yang disampaikan Budi, fintech bukanlah gangguan untuk Bank, justru kita bisa bekerjasama untuk hal itu. Saya menyambut baik pelaku fintech selama yang diciptakan adalah produktivitas, stabilitas, dan aksesibilitas,” tegas Rizal.

    Butuh Dukungan Kebijakan

    Menurut Taka Sano, pemodal dari Global Brains, pelaku utama dalam gerakan pembayaran non-tunai ini adalah start-up. “Mereka bisa berinovasi dan bergerak dengan cepat. Mereka butuh bantuan dari bank, tapi bagaimana agar bisa aman, regulator tetap harus melindungi mereka sebagai warga negaranya,” jelas Taka.

    Hal ini turut ditegaskan oleh Teddy Setiawan dari Cashlez. “Kami ingin pembayaran menjadi lebih mudah tanpa batasannya. Kami pelaku di pasar berharap lebih banyak melihat kebijakan untuk mencapai pembayaran non-tunai.” (VY)

    Berita Terkait

    Lewat Digitalisasi, Pemerintah Perkuat Pengawasan dan Berantas Korupsi

    Menteri Anas menyampaikan bahwa tidak ada cara yang lebih cepat untuk melipatgandakan pencapaian sebuah negara dan mendorong pelayanan masya Selengkapnya

    Percepatan Penanganan Kesejahteraan Papua, Pemerintah Bangun Gudang Pangan

    Kelangkaan makanan di Papua yang kondisinya saat ini sudah disuplai setiap hari dan didistribusikan kepada masyarakat secara tepat sasaran. Selengkapnya

    Dipimpin Presiden, Upacara Penurunan Bendera Merah Putih Berlangsung Khidmat

    Presiden dari mimbar kehormatan menyaksikan pembagian hadiah sepeda kepada lima undangan dengan busana adat terbaik. Selengkapnya

    Soal Tindak Pidana Pemilu, Mahfud MD: Mencegah Lebih Baik

    Menteri Mahfud MD kembali meminta agar seluruh anggota Sentra Gakkumdu dan stakeholder untuk menggencarkan literasi politik dan partisipasi Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA