FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    25 06-2018

    1269

    Polri dan Kominfo Gandeng Platform Medsos Tutup Situs Radikal

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Jakarta - Kepolisian    RI    serta    Kementerian Komunikasi  dan  Informatika  bekerja  sama  dengan  beberapa platform  media  sosial  untuk  menutup  situs  yang  dianggap menyebarluaskan paham radikal atau terorisme."Konten  yang  berisi  terorisme  bisa  langsung  ditutup  dan  tidak  disebarluaskan  untuk mencegah,   jangan   sampai   meluas,"   ujar   Kepala   Divisi   Hubungan   Masyarakat   Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto saat dikonfirmasi, Ahad, 24 Juni 2018.

    Setyo  mengatakan  akun-akun  seperti  itu  harus  ditutup  karena  para  terduga  teroris mempelajari  paham  terorisme  dan  radikalisme  melalui  media  sosial.  "Hanya  dengan melihat ponsel saja langsung yakin melakukan amaliyah, nyerang Brimob. Itu lone wolf." Mereka, kata dia, tidak terdeteksi.Istilah  lone  wolf  digunakan  untuk  pelaku  teror  yang  beraksi  tanpa  tergabung  dengan jaringan teroris lain. Teroris lone wolf, kata Setyo, mempelajari cara melakukan teror dari Internet  secara  otodidak,  kemudian  langsung  melancarkan  aksinya  menggunakan  bom rakitan    atau    pisau.    "Sedangkan    kalau    struktural    masih    bisa    terdeteksi    dengan mengidentifikasi jaringannya," ucapnya.

    Sementara  itu,  Menteri  Komunikasi  dan  Informatika  Rudiantara  mengatakan,  meski sudah menutup banyak akun berkonten radikalisme, ekstremisme, dan terorisme, hingga kini ada puluhan ribu akun yang masih beredar.Rudiantara  mengatakan  akan  terus  menyisir  akun-akun  itu.  "Kami tingkatkan  frekuensi, sekarang (disisir) tiap dua jam sekali." Sedangkan bentuk kerja sama dengan polisi adalah menelusuri akun-akun yang menyebar konten  radikalisme.  "Kalau  polisi  yang  menangkap  di  dunia,  kami  yang menutupnya  di dunia maya," ucap Rudiantara.Rudiantara  berpesan  agar  masyarakat  menghindari  konten  radikal  jika  tidak  ingin  akun media  sosialnya  dibekukan.  Ia  menyarankan  konten  yang  diunggah  harus  berisi  hal-hal positif. "Jejak digital itu bukan seumur hidup, tapi seumur-umur tidak pernah akan hilang," katanya.

     sumber berita :tempo.co

    Berita Terkait

    Kominfo awali Natal dengan aksi sosial

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengawali perayaan Natal tahun ini dengan menggelar aksi sosial, sekaligus untuk mengura Selengkapnya

    IBM dan Kemenkominfo Persiapkan Talenta Digital

    IBM, perusahaan teknologi global, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk meningkatkan keterampilan Selengkapnya

    Kominfo Bangun Infrastruktur Digital di 41 Desa di DIY

    KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan perhatian yang serius pembangunan infrastruktur digital di Daerah Istimewa Yogya Selengkapnya

    Kemenkominfo Dukung Program Kuota untuk PJJ

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Kebijakan Bantuan Kuota Data Internet T Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA