FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    29 08-2018

    1299

    Operator Kejar Bisnis Solusi

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Jakarta - Implementasi solusi internet of things memberikan peluang bagi operator seluler untuk membangun bisnis solusi sebagai nilai tambah layanan konektivitas yang selama ini menjadi bisnis utama.

    Chief Enterprise Officer PT XL Axiata Tbk. Kirill Mankovski mengatakan peluang bisnis terbesar bagi operator seluler dalam penerapan teknologi internet of things adalah bisnis solusi teknologi informasi.

    Alasannya operator bisa menggarap pasar yang beragam dengan permintaan solusi yang berbeda-beda. Permintaan tersebut hanya bisa dipenuhi melalui investasi peiiiluiiguiun platform dan solusi untuk menjawab kebutuhan tiap-tiap industri.

    Keberhasilan menyediakan solusi kemudian akan berdampak besar kepada pendapatan operator dari layanan konektivitas. Layanan konektivitas, lanjut Mankovski, tetap akan menjadi kontributor pendapatan tertinggi dari bisnis loT. Pasalnya, semakin banyak peranti yang masuk ke jaringan sehingga trafik data meningkat.

    Sementara itu, dari sisi jaringan, bukan perkara sulit karena XL ditopang oleh infrastruktur jaringan seluler sebanyak 110.000 base transceiver station (BTS). "Kami sudah punya konektivitas, infrastruktur. Investasi kami ke platform ke solusi," ujarnya dalam jumpa pers dalam acara Asia IoT Business Platform Conference, Selasa (28/8).

    Director Chief Business Officer PT Peraturan menteri tentang implementasi loT bisa dirilis tahun ini. Layanan konektivitas tetap akan menjadi kontributor pendapatan tertinggi operator dari bisnis loT.

    Indosat Tbk. Herfini Haryono mengatakan pembuatan solusi yang pas dengan beragam proses bisnis bukanlah perkara mudah. Pasalnya, pelaku bisnis telekomunikasi harus mengetahui permasalahan di industri-industri lain secara spesifik untuk bisa menawarkan solusi yang tepat.

    Menurutnya, penerapan IoT melalui beberapa tahapan. Pertama, menghubungkan peranti nonseluler yakni melalui solusi yang bisa berdiri sendiri. Kedua, menghubungkan seluruh peranti di tubuh organisasi yang sama. Ketiga, menghubungkan kegiatan antar organisasi.

    Solusi yang kini dikembangkan Indosat masih pada tahap manajemen konektivitas seperti electronic data capture (EDC) dan meteran pintar untuk memantau konsumsi listrik. Meskipun terdapat peluang besar di balik bisnis-bisnis itu, perlu waktu untuk mendorong pasar untuk mengadopsi solusi IoT.

    Sebagai gambaran, dia menyebut bisnis IoT di Indosat menyumbang 35% terhadap pendapatan business to business perusahaan. "Makin dalam makin ke facotry, makin ke business process mungkin akan butuh waktu, enggak gampang juga," kata Herfini.

    Frekuensi

    Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Mochamad Hadiyana mengatakan peraturan menteri tentang implementasi IoT bisa dirilis tahun ini.

    Dari sisi spektrum frekuensi, pemerintah akan mengatur dua kategori yakni berizin dan tak berizin.

    "Kami segera mengeluarkan frekuensinya. Untuk perangkat LPWA (Lou power wide area) kami bagi dua, ada yang disupport jaringan seluler. Kalau untuk perangkat non 3GPP bisa menggunakan frekuensi yang tidak berizin," ujarnya. Frekuensi berizin merupakan frekuensi eksis sehingga operator seluler bisa menggunakan frekuensi yang dimiliki.

    Untuk peranti yang menggunakan jarak jauh terdapat standar 3GPP dan non-3GPP. Peranti dengan standar 3GPP di antaranya adalah LTE Advanced, ITE M, dan NB IoT. Sementara itu, untuk kategori non-3GPP, Lora dan Sigfox. Khusus frekuensi tak berizin, dia menyebut akan dilakukan uji coba dalam waktu dekat untuk penggunaan spektrum frekuensi 919 MHz hingga 925 MHz.

    Mankovski menyebut penggunaan peranti IoT seperti LoRa dan Sigfox disesuaikan dengan proyek yang tengah ditangani. Oleh karena itu, pengembangan jaringannya lebih sempit karena tak perlu mengembangkan jaringan khusus IoT secara nasional. "LoRa dan Sigfox tergantungn project, tidak harus cover nationwide," katanya.

    Frekuensi Untuk loT

    Kementerian Komunikasi dan Informatika telah merancang aturan sebagai dasar implementasi teknologi internet of things (loT) di Indonesia. Salah satu aturan yang dipersiapkan adalah tentang pemanfaatan frekuensi.

    Sebagai pemegang hak penggunaan frekuensi, operator seluler bisa menggunakan seluruh frekuensi yang mereka kuasai untuk menyediakan layanan loT dengan standar3GPP. Teknologi non-3GPP seperti LoRa dan SigFox akan dialokasikan ke frekuensi lain.

    sumber berita: Bisnis indonesia, halaman 6 (29/08/2018)

    Berita Terkait

    Perangi hoaks, Kominfo gelar diskusi publik

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar forum diskusi publik "Bersatu untuk Indonesia Maju" di Jakarta, Sabtu, untuk meme Selengkapnya

    Operator seluler terus perluas cakupan wilayah

    KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Terlepas dari kencangnya sinyal industri operator seluler untuk berkonsolidasi, para pelaku masih tetap fokus melakuk Selengkapnya

    Pemerintah dorong UMKM berbisnis melalui digital

    Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong berbagai usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Selengkapnya

    Operator Telekomunikasi Berintegrasi Bantu KPK

    Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) berencana meningkatkan efisiensi kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (K Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA