FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    30 08-2018

    22891

    Angka Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Potensi Konflik juga Amat Besar

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Jakarta - Penggunaan media sosial saat ini yang tumbuh pesat memilki dampak positif dan negatif dalam kehidupan sosial masyarakat. Apalagi berdasarkan data UNESCO, masyarakat Indonesia amat aktif menggunakan media sosial.

    “Hasil penelitian dari UNESCO menyimpulkan bahwa 4 dari 10 orang Indonesia aktif di media sosial seperti Facebook yang memiliki 3,3 juta pengguna, kemudian WhatsApp dengan jumlah 2,9 juta pengguna dan lain lain,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti dalam kegiatan Bimbingan Teknis SDM Penyiaran angkatan ke 30 yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), di Jakarta.

    Tingginya angka penggunaan media sosial oleh masyarakat Indonesia, menurut Niken, membuat risiko penyebaran konten negatif serta pesan provokasi dan ujaran kebencian yang dapat menimbulkan konflik juga amat besar.

    Niken mencontohkan, kerapnya muncul pemberitaan palsu yang pernah tersebar di media sosial, seperti kasus Sarahchen dengan informasi tidak bertanggung jawab. Niken menjelaskan, pemberitaan palsu mempunyai ciri khas yang bisa dideteksi.

    “Ciri-ciri pemberitaan palsu itu biasanya bersikeras untuk menyebarkan suatu paham tertentu. Kemudian jika dilihat dari cara penulisannya memakai metode hypnowriting, jadi tulisannya itu dibuat menonjol dan terkesan untuk menekankan sesuatu,” kata Niken.

    Niken menyebutkan, masyarakat menggunakan pola komunikasi 10 to 90 dalam bermedia sosial. Hanya 10 persen masyarakat yang memproduksi informasi, sedangkan 90 persen cenderung mendistribusikannya.

    Guna menekan penyebaran konten negatif di internet, Niken menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan kementeriannya. Upaya pertama, melakukan pemblokiran sebanyak 778 akun palsu yang terindikasi menyebar konten negatif.

    “Kedua, melakukan literasi digital dengan membuat kegiatan Generasi Positif Thinking dan Siberkreasi yang diisi oleh 86 komunitas serta menggandeng beberapa lembaga agama, perguruan tinggi, badan pembinaan Pancasila dan tokoh masyarakat,” ujar Niken.

    Kemudian usaha Ketiga yang dilakukan, ungkap Niken, dengan memproduksi pemberitaan kontra informasi palsu secara akurat dari data dan fakta yang ada.

    Bimbingan Teknis SDM Penyiaran angkatan ke 30 yang dilaksanakan KPI bertujuan untuk memenuhi fungsi media massa yaitu informasi, pendidikan, mobilisasi dan hiburan. Dalam kegiatan tersebut, Niken menyampaikan pembahasan tentang segala dinamika yang dihadapi dalam penyebaran informasi di dunia digital.

    Data dari Trust Barometer tahun 2018 menjabarkan, banyaknya pemberitaan palsu di sosial media membuat kepercayaan masyarakat terhadap informasi di media sosial menurun. Sedangkan kepercayaan terhadap institusi pemerintah meningkat dari 65 persen tahun 2015 menjadi 73 persen di 2018.

    Sumber berita : www.majalahict.com (29/08/2018)

    Berita Terkait

    Kominfo gandeng perusahaan rintisan lokal dorong digitalisasi UMKM

    Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menggandeng perusahaan rintisan (start-up) bidang teknologi seperti Gojek untuk Selengkapnya

    Penggunaan Aplikasi Telekonferensi Naik 443 Persen Sejak Pandemi

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat penggunaan aplikasi telekonferensi naik pesat hingga 443 persen sejak pandemi viru Selengkapnya

    Angka Stunting di Solok Tinggi, Kominfo dan Pemkab Ajak Remaja Cegah Stunting

    Kabupaten Solok merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki angka stunting yang tinggi. Hal ini tentunya perlu perhatian dari se Selengkapnya

    Gerakan 1000 Startup Indonesia Targetkan Valuasi Bisnis USD 10 M

    Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital menargetkan total valuasi bisnis senilai US$ 10 miliar pada 2020. Sejak 2016 program gelaran Kementer Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA