FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    06 09-2018

    1192

    Fokus Kominfo 2019, dari Infrastruktur Telekomunikasi hingga Ekosistem Startup

    Kategori Sorotan Media | daon001

    JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo) ingin ocus mengembangkan infrastruktur telekomunikasi Tanah Air, sembari memperkuat ekosistem digital. Hal tersebut dipaparkan dalam Rapat Kerja ocusi dengan Komisi I DPR RI, Selasa (4/9/2018), di Gedung Nusantara II, Komplek DPR/MPR, Senayan, Jakarta.  

    Menurut Menkominfo, Rudiantara, infrastuktur telekomunikasi yang mumpuni menjadi tulang punggung menciptakan ekosistem digital yang mapan. Dengan begitu, daya saing Indonesia di kancah global pun akan turut meningkat di berbagai ocus, baik ekonomi, ocusikan, sosial, dan sebagainya.  

    “Kami juga ocus di pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Ini merupakan hal penting agar bisa sejalan dengan pengembangan teknologinya. Peran Kominfo dalam hal ini bukan Cuma sebagai regulator, tetapi juga akselerator dan fasilitator,” kata dia.  

    Secara konkrit, berikut program prioritas Kominfo untuk Tahun Anggaran (TA) 2019.

    1. Infrastruktur (Palapa Ring, Last Mile, 2.700 titik akses internet)  

    Kominfo akan melanjutkan proyek Palapa Ring yang bakal menghubungkan seluruh kota dan kabupaten di Indonesia ke jaringan internet. Saat ini, Palapa Ring Paket Barat sudah dalam status siap beroperasi dan tengah diuji coba.  

    Skema penetapan tarifnya bakal ditetapkan pekan depan, di mana dijanjikan bisa 50 persen di bawah harga pasar. Paket Barat ini menghubungkan sejumlah kabupaten dan kota di Pulau Sumatera dan Kalimantan dengan kabel serat optik yang membentang sepanjang 1.980 kilometer. 

    Selain Paket Barat, ada pula Paket Tengah dan Paket Timur. Paket Tengah ditargetkan rampung pada akhir September ini, menjangkau 17 kota dan kabupaten di Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara dengan kabel serat optik sepanjang 2.467 kilometer.  

    Sementara itu, Paket Timur menjangkau 35 kabupaten dan kota di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, hingga pedalaman Papua dengan kabel serat optik sepanjang 8.454 kilometer. Pengerjaannya ditargetkan selesai pada akhir tahun dan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2019.  

    "Dengan adanya Palapa Ring, para operator selular dan penyedia jasa internet bisa menggelar jaringan di daerah-daerah pelosok dengan harga murah. Kami harapkan dalam dua sampai tiga tahun ke depan tarif telekomunikasi antara Jawa dan Papua bisa tak menyimpang lagi seperti sekarang," ia menjelaskan.  

    Untuk menunjang Palapa Ring sebagai backbone, pemerintah juga membangun last mile yang menghubungkan dengan konsumen akhir, seperti Base Transceiver (BTS). Umumnya BTS ini dibangun sendiri oleh operator penyewa, tetapi ada pengecualian untuk daerah-daerah kategori 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yang dinilai tidak feasible secara bisnis.

    Kominfo lewat Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informatika (BAKTI) yang akan menyediakan prasarana last mile. Saat ini sudah mencapai 800-an dan ditargetkan akan menjadi 4.000 BTS di daerah-daerah remote.  

    Terakhir, Kominfo juga menargetkan membangun 2.700 akses internet di berbagai wilayah yang membutuhkan. Fokusnya untuk kepentingan pendidikan, puskesmas, dan layanan publik setempat.  

    2. Pembangunan ekosistem digital  

    Pemerintah mencanangkan program "1000 Startup" untuk melatih dan mengembangkan talenta lokal dalam membangun startup. Target besarnya, pemerintah ingin Indonesia memiliki lima startup unicorn pada tahun depan, melengkapi yang saat ini baru empat yaitu Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.  

    Karenanya, pemerintah juga fokus pada program "Nexticorn". Mekanismenya kurang lebih memberikan akses bagi para pendiri startup ke investor yang sesuai agar bisa membawa bisnisnya lebih besar, bukan cuma di ranah lokal tetapi juga global.

    "Pemerintah istilahnya menjadi mak comblang antara startup dengan investor," ujar Rudiantara.  

    Selain dua program tersebut, pemerintah juga memiliki program-program pengembangan ekosistem digital lain yang bakal digenjot pada TA 2019. Masing-masing adalah "UMKM Go Online", "Petani dan Nelayan Go Online", pemantapan roadmap e-commerce, serta memperkuat sertifikat digital.  

    3. Literasi digital dan pengendalian konten

    Sepanjang 2018, pemerintah sudah beberapa kali memblokir platform digital yang memuat konten negatif. Tahun depan, pemerintah bakal fokus berkoordinasi dengan para platform untuk bersama-sama menangkal konten-konten berbau pornografi, kekerasan, judi, dan sebagainya  

    Upaya penangkalan hoaks juga menjadi penting,mengingat 2019 adalah tahun politik yang rentan dengan informasi provokatif demi kepentingan tertentu. Pemerintah bakal membuat program-program literasi digital untuk mereduksi hoaks.

    4. Layanan publik dan goverment public relations

    Menurut Rudiantara, reformasi prosedur perizinan sangat penting karena berkaitan dengan pertumbuhan dunia usaha. Percepatan perizinan bakal mempercepat perkembangan usaha dan pada akhirnya mempercepat penciptaan lapangan pekerjaan.

    Dari total 37 jenis layanan perizinan di Kominfo, Rudiantara menyederhanakan menjadi hanya lima jenis, yakni Izin Jaringan, Izin Jasa, Izin Pos, Izin Frekuensi Radio, dan Izin Penyiaran. Reformasi ini dituangkan melalui Peraturan Menteri (Permen). Perizinan yang tadinya bisa memakan waktu berhari-hari sampai satu pekan, kini bisa cuma satu hari.  

    "Misalnya memasukkan perizinannya pagi, bisa selesai hari itu juga," ujarnya.

    5. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Teknologi

    Dalam pemaparannya, Rudiantara beberapa kali menyinggung soal pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menjawab tantangan era teknologi di masa depan. Karena itu, Kominfo mengalokasikan dana murni Rp 38 miliar di TA 2019 untuk keperluan tersebut. 

    Dana itu dipakai untuk memberikan beasiswa training bagi lulusan SMA dan vokasi. Tujuannya, pasca training mereka memiliki keterampilan untuk menjadi teknisi yang dibutuhkan perusahaan teknologi.

    "Kami tidak dalam proses menciptakan engineer, tetapi teknisi yang siap bekerja langsung ke dunia digital," kata menteri yang kerap disapa Chief RA.  

    Sebagai awal, Kominfo menargetkan 20.000 orang yang dilatih secara gratis. Syarat dan ketentuan selengkapnya bakal diumumkan ke publik pada 21 September 2018 mendatang. Kominfo telah menggandeng lima universitas untuk bersama-sama menyukseskan program ini.  

    Sebagai bagian untuk mewujudkan berbagai program prioritasnya, Kominfo menetapkan anggaran Rp 5.380.355.088 tahun depan. Sebagai tanggapannya, Komisi I akan menyampaikannya kepada Badan Anggaran DPR RI untuk ditindaklanjuti.

    Sumber : www.kompas.com (05/09/2018)

    Berita Terkait

    Menkominfo: Kebijakan Transformatif untuk Ciptakan Ekosistem Digital Mumpuni

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johny G. Plate menyatakan, pada tahun 2021, pemerintah mengambil langkah ekstra untuk memper Selengkapnya

    Kemkominfo Tambah Fitur Aplikasi Simonas

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menambahkan beberapa fitur terbaru di aplikasi Sistem Informasi Monitoring Alumni Sertif Selengkapnya

    Kominfo Dukung Langkah KPU Tingkatkan Infrastruktur Teknologi Informasi

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pembenahan di pusat maupun daerah guna mendukung lancarnya Pemilihan Serentak 2020. Pembenahan tersebu Selengkapnya

    Kominfo akan Buat Verifikasi Biometrik Registrasi SIM Card

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana untuk membuat autentikasi biometrik saat melakukan registrasi kartu SIM (SIM card Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA