Kemkominfo Tingkatkan Kemampuan Aplikasi PeduliLindungi
Sampai hari ini, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai ratusan ribu orang. Angka ini terus bertambah dari hari ke hari. Selengkapnya
Jakarta - London School of Public Relations (LSPR) Jakarta melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bidang Komunikasi (KNP2K) yang bertema 'Sinergi Komunikasi Strategis untuk Edukasi Publik'.
Ketua KNP2K, Lestari Nurhajati, mengatakan, konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang komunikasi. Berbagai kegiatan KNP2K adalah call for abstract, seminar, dan presentasi makalah pada parallel session, yang digelar pada tanggal 5-6 September 2018 di kampus LSPR, Jakarta.
"Saya berharap dengan adanya acara ini dapat membangun sinergi untuk terciptanya pengabdian masyarakat berbasis penelitian, serta memberikan pemahaman bagaimana implementasi dalam kajian komunikasi. Selain itu, saya juga ingin merekomendasikan kepada pemerintah mengenai langkah-langkah komunikasi strategis dalam mengedukasi publik," ujar Lestari Nurhajati dalam siaran persnya, Kamis (6/9).
Salah satu hasil nyata konferensi nasional ini adalah dipilihnya 40 artikel terbaik, dan dipublikasikan melalui jurnal nasional terakreditasi Dikti sebanyak 8 artikel. Sedangkan 32 artikel lainnya akan masuk jurnal online bernomor seri standar internasional atau ISSN, dan 126 artikel lainnya akan dipublikasikan melalui proceeding KNP2K yang memiliki ISSN.
Sekretaris Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ainun Na'im, mengatakan, pertumbuhan artikel ilmiah dari Indonesia meningkat pesat di tahun 2017–2018, terutama yang tercatat di Scopus Index, baik itu dalam bentuk artikel jurnal maupun proceeding konferensi.
"Selain itu, tercatat di Indonesia ada 215 jurnal bidang bahasa dan komunikasi yang memuat lebih dari 21.967 tulisan," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Rosarita Niken Widiastuti, menyampaikan, dalam satu menit distribusi informasi melalui Twitter sebanyak 3,3 juta dan melalui WhatsApp terdapat 29 juta informasi.
"Pertanyaannya, apakah jumlah distribusi informasi yang demikian besar sejalan dengan value atau nilai informasi, mengingat informasi yang membanjiri masyarakat adalah informasi negatif," kata Niken.
Niken menambahkan, diharapkan peran akademisi dan praktisi bidang komunikasi untuk memberikan solusi dari permasalahan ini. Menurutnya, pola komunikasi di dunia maya saat ini adalah 10 to 90.
"Artinya, 10 persen creator dan 90 persen audience, 10 orang aktif memberikan informasi dan 90 orang aktif membagikan dan mereproduksi informasi yang terkadang tidak selalu positif. Akibatnya, kemunculan isuhoax, radikalisme, dan ujaran kebencian menjadi tersebar luas tanpa terkendali," pungkasnya.
Sumber: www.beritasatu.com (06/09/2018)
Sampai hari ini, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai ratusan ribu orang. Angka ini terus bertambah dari hari ke hari. Selengkapnya
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI Johnny G. Plate mengatakan bahwa Hari Nusantara yang jatuh pada Minggu (13/12) dapat menj Selengkapnya
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Widodo Muktiyo mengajak para pelaku UMKM percaya diri untuk menj Selengkapnya
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) selaku pengampu tugas dan fungsi sebagai Government Public Relation (GPR), melalui Direkto Selengkapnya