FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    18 09-2018

    1289

    Perancis buka sekolah coding gratis di Indonesia

    Kategori Sorotan Media | daon001

    JAKARTA – Indonesia menggandeng Perancis untuk pembentukan L’Académie sebagai sekolah coding gratis. 

    “Salah satu pilar ekonomi digital adalah talent untuk mengisi ekosistem ekonomi digital. Saya mengapresasi upaya untuk memberikan dukungan penyediaan sumber daya manusia dalam ekonomi digital,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara usai menyaksikan penandatanganan Kerja Sama Indonesia–Perancis untuk pembentukan Sekolah Coding Gratis di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin (17/9).

    Dikatakannya, sekolah coding L’Académie merupakan sinergi konkret insan kreatif kedua bangsa di dalam mengembangkan dunia pendidikan dan ekonomi digital di Indonesia,” ungkapnya.

    Rudiantara mengharapkan kerja sama itu akan bermanfaat bagi kemajuan Indonesia dan bisa mempererat hubungan bilateral kedua negara.

    “Semoga memberikan kontribusi untuk memperkaya kualitas sumber daya manusia di Tanah Air. Saya harap kerja sama ini akan terus berlanjut dan semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara,” tutur Rudiantara. Penandatangan dilakukan bersama oleh Charles Guinot (Online Pajak), Gita Wirjawan(Ancora), Guillaume Catala, bersama dengan Oliver Ducourant yang mewakili 42, sebuah badan nirlaba di Prancis yang memiliki konsep belajar yang akan dipakai di L’Académie.

    Gita Wirjawan sangat mendukung terbentuknya L’Académie sebagai wujud tanggung jawab dan kontribusi dunia usaha di dalam meningkatkan ketahanan dan pembangunan ekonomi Indonesia di masa mendatang, yang mana akan banyak mendapat disrupsi dari cepatnya perkembangan dunia informasi dan teknologi (IT).

    “Saya berharap Indonesia akan dikenal sebagai salah satu pemasok programmer unggulyang sangat dibutuhkan di era industri digital saat ini, sekaligus tujuan investasi yang kondusif bagi dunia,” ujar Gita Wirjawan.

    Telin Co-founder L’Académie Guillaume Catala menilai Indonesia memiliki bibit-bibit profesional di dunia teknologi informatika dan perlu difasilitasi dalam mengasah dan mengembangkan kemampuan mereka.

    “Tidak ada syarat khusus atau batasan ijazah, hanya tes masuk yang perlu diikuti untuk bergabung di L’Académie. Seluruh materi pembelajaran dan evaluasi akan disediakan oleh 42. Yang unik dari L’Académie, kami akan melanjutkan metode teacher-free namun peer-to-peer dan project-based learning yang sudah berhasil diterapkan oleh 42 di banyak negara lain,” ujar Olivier Ducourant.

    Sumber Berita: www.indotelko.com (17-09-2018)

    Berita Terkait

    Indonesia ajak Perancis bangun konektivitas nasional

    Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak pemerintahan Perancis membahas kerja sama antara dal Selengkapnya

    Anggota DPR apresiasi Kemkominfo majukan ekonomi digital di Indonesia

    Anggota Komisi I DPR RI Toriq Hidayat mengapresiasi berbagai langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemko Selengkapnya

    DPR Apresiasi Langkah Kemenkominfo Tingkatkan Ekonomi Digital di Indonesia

    Anggota Komisi I DPR RI, Toriq Hidayat memberikan apresiasi terhadap sejumlah langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan I Selengkapnya

    Empat Prioritas Utama untuk 5G di Indonesia

    Jaringan 5G di Indonesia memang belum terimplementasi. Namun pemerintah sudah mulai berancang-ancang menyiapkan kehadirannya, salah satunya Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA