Kominfo awali Natal dengan aksi sosial
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengawali perayaan Natal tahun ini dengan menggelar aksi sosial, sekaligus untuk mengura Selengkapnya
JAKARTA (IndoTelko) – Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mengingatkan soal validitasi nformasi yang beredar di dunia maya karena sebanyak 92,40 % berbagai kabar yang ada adalah hoax serta konten kebencian sehingga bisa menganggu perkembangan anak dan remaja.
Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, sebanyak 4 dari 10 masyarakat Indonesia aktif di media sosial.
“Pemanfaatan media sosial dan internet yang digunakan oleh para anak-anak, remaja dan usia dewasa memiliki manfaat positif seperti untuk informasi, hiburan, edukasi dan sebagainya. Namun, pemanfaatan internet khususnya oleh anak-anak dan remaja harus tetap diawasi sebab tak bisa dipungkiri dari laju perkembangan teknologi informasi itu memiliki dampak negatif seperti ujaran kebencian, berita palsu dan konten SARA,” katanya belum lama ini.
Diungkapkannya, tahun lalu jumlah pengguna internet 130 juta orang. Dalam kurun waktu setahun jumlahnya meningkat menjadi 143 juta jiwa dan sebanyak 65% digunakan oleh anak dan remaja. dengan durasi 8 sampai 11 jam dalam sehari.
Niken menuturkan, media sosial dan media mainstream amat berbeda ketika memproduksi informasi yakni adanya tahapan verifikasi yang dilakukan pers atau media terpercaya. Sedangkan di media sosial, sebanyak 92,40 % berbagai kabar yang ada adalah hoax serta konten kebencian.
"Informasi yang tersebar di media sosial tidak ada penyaringnya sehingga jauh dari nilainilai etika yang menjadi ancaman generasi muda," kata Niken.
Niken menyampaikan, pola komunikasi yang dilakukan masyarakat telah berubah menjadi pola 10 to 90. Sejumlah 10% masyarakat aktif membuat konten di media sosial sedangkan 90% bertugas menyebarkan informasi tersebut.
Niken mengungkapkan, Kementerian Kominfo telah melakukan berbagai upaya strategis guna mencegah konten negatif di internet seperti membuat aplikasi web aduankonten.go.id.
Telin Berdasarkan penelitian, 3,3 juta informasi masuk lewat twitter, informasi lewat WA sekitar 20-an juta, ini harus disikapi dengan cerdas dan bijak, apalagi hasil penelitian masyarakat Indonesia paling cerewet menggunakan media sosial,” jelasnya.
“Jangan cepat percaya terhadap informasi di media sosial. Literasi media sangat penting untuk memfilter berbagai bentuk informasi, apalagi informasi yang sumbernya tidak jelas, informasi yang judul dan isi tidak singkron, huruf yang di-bold atau cetak miring, itu adalah ciri-ciri hoaks, sebaiknya langsung dihapus,” katanya
Sumber Berita: www.indotelko.com (17-09-2018)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengawali perayaan Natal tahun ini dengan menggelar aksi sosial, sekaligus untuk mengura Selengkapnya
Untuk memperluas jaringan layanan internet yang mengalir sampai desa, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana membangun 4 Selengkapnya
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johny G. Plate menyatakan, pada tahun 2021, pemerintah mengambil langkah ekstra untuk memper Selengkapnya
Sampai hari ini, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai ratusan ribu orang. Angka ini terus bertambah dari hari ke hari. Selengkapnya