FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    28 10-2018

    1829

    Optimasikan Teknologi dengan Asah Keterampilan Komunikasi dan Kepemimpinan

    Kategori Berita Kominfo | Yusuf
    Plt. Karo Humas Setjen Kominfo Ferdinandus Setu menyampaikan arti penting komunikasi dalam Leadership Training Psycho Connected 2018 yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta di DMP Villa, Cisarua, Bogor, Sabtu (27/10/2018) kemarin. - (AYH)

    Bogor, Kominfo - Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak lantas menjadikan manusia kehilangan peran. Bahkan lebih dari itu, manusia bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Tetap saja, keterampilan dasar untuk berkomunikasi dan kepemimpinan menjadi kunci dalam mengoptimasikan teknologi.

    Bahkan dalam tataran negara, sejumlah laporan menyebutkan Indonesia pada tahun 2020-2030 akan mengalami masa keemasan yaitu menghadapi bonus demografi. Bonus demografi merupakan satu kondisi ketika penduduk Indonesia yang berusia produktif jauh lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Menurut Badan Pusat Statistik usia produktif adalah penduduk yang rata-rata memiliki usia 15-65 tahun, sekitar 70% usia produktif.

    Bonus demografi menurut Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ferdinandus Setu merupakan kesempatan emas bagi Indonesia. 

    "Dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan salah satu cara pendukung agar Indonesia menjadi negara maju. Kalau Indonesia bisa memanfaatkan masa emas tersebut maka Indonesia telah berhasil mengambil peluang dari bonus demografi," ungkapnya dalam Psycho Connected 2018 yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta, di DMP Villa, Cisarua, Bogor, Sabtu (27/10/2018) kemarin.

    Dalam paparan di forum bertajuk Leadership Training "SOURCE" (Spill Out Your Rhetoric Sense) itu, Ferdinandus Setu mengatakan bahwa Indonesia di masa depan diprediksi akan berada di kekuatan ekonomi nomor lima terbesar setelah China, Amerika Serikat, India, dan Jepang.

    "Negara-negara Eropa di dunia akan lewat oleh Indonesia pada tahun 2030. Oleh karena itu, sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan salah satunya oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki bangsa itu,” ujarnya.

    plt karo humas sebagai public speaker   

    Asah Komunikasi, Bangun Kepemimpinan

    Leadership Training merupakan salah satu rangkaian acara Psycho Connected 2018 dirancang untuk membekali mahasiswa/i Lembaga Perguruan Tinggi Y.A.I agar dapat mencari dan mengeluarkan the art of constructing arguments and speech making guna membangun dan mengembangkan jiwa kepemimpinan peserta.

    "Sesuai dengan salah satu ciri pemimpin yakni harus memiliki pengaruh yang kuat untuk menggerakan orang lain atau bawahan agar berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela," tukas Ferdinandus Setu.

    Bicara soal kepemimpinan, akan dibutuhkan kemampuan berorganisasi dan retorika. Menurut Ferdinandus Setu, retorika merupakan kemampuan seorang pemimpin dalam berargumen secara persuasi untuk membujuk orang lain. Melalui karakter pembicara, pemilihan kata, intonasi bicara, dan emosi agar orang lain dapat menerima saran sehingga terbentuk wibawa seorang pemimpin yang baik. 

    "Berbicara mengenai retorika, kita selalu membutuhkan komunikasi karena komunikasi adalah saling mutual, komunikasi yang ideal adalah komunikasi yang ada tatapan mata, teks satu sama lain itu adalah bagian penting untuk memahami retorika karena retorika adalah bagian kecil dari komunikasi yang lebih besar. Retorika adalah berasal dari bahasa Latin yang artinya seni berbicara, the art of speech atau how to speech tapi sebenarnya diri kita itu adalah retorika yang sebenarnya,” jelasnya.

    Ferdinandus menambahkan kemampuan berbicara kepada orang lain atau berbicara kepada publik itu perlu dilatih sedini mungkin. Pasalnya bakat mungkin hanya diberikan pada beberapa orang untuk bicara kepada khalayak umum. “Semakin nanti kalian jago berkomunikasi, kalian sebagai psikiater di masa depan, ahli psikologi pastinya akan memiliki pasien yang sangat banyak. Untuk itu kemampuan mendengarkan curhat itu ada seninya bukan hanya ucapan sekedar ‘Selamat pagi, ya saya akan mendengarkan curhat Anda silakan bla bla sebagainya,” tuturnya menjelaskan tentang prinsip dasar komunikasi.

    Lebih lanjut, Ferdinandus mencontohkan kemampuan komunikasi dapat dilatih seiring dengan banyak mendengarkan banyak informasi dari klien atau pasien. “Dalam membangun komunikasi yang baik perlu adanya penyamaan frekuensi dari pemberi informasi kepada penerima informasi sehingga kita menjadi sederajat,” jelasnya.

    Tak hanya itu, Ferdinandus juga menambahkan, kepandaian bicara yang baik memerlukan pengetahuan dan latihan. "Karena orang sering memperhatikan cara dan bentuk pakaian, tetapi lupa memperhati-kan cara dan bertutur yang baik. Untuk itu, di sinilah retorika sebagai “ilmu berbi-cara” diperlukan oleh semua orang. Seni berbicara dengan baik yang dicapai berdasarkan bakat alam dan keterampilan teknis. Ilmu dan seni yang mengajar orang untuk terampil menyusun tuturan yang efektif,” paparnya.

    Prinsip dasar menjadi pembicara yang baik, diuraikan oleh Ferdinandus Setu dengan memahami tiga aspek retorik Plato. Pertama, sebagai penutur harus sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa pembicara memiliki pengetahuan luas, kepribadian terpercaya, status terhormat. Kesemuanya adalah prinsip ethos. Kedua, harus mampu menyentuh hati khalayak, perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan kasih sayang. Atua biasa disebut sebagai prinsip pathos. Dan ketiga, harus dapat meyakinkan khalayak dengan menunjukkan bukti, fakta, evidensi, dan argumentasi atau prinsip logos.

    “Pengembangan prinsip ethos, phatos, logos berkaitan dengan aspek utama komunikasi, yaitu aspek verbal dan nonverbal. Prinsip ethos – pahtos – logos pada dasarnya dapat diterapkan dalam segala situasi komunikasi. Penerapan prinsip tersebut tetap harus memperhatikan elemen dasar komunikasi,” paparnya.

    plt karo humas dan ketua pelaksana psycho connected 2018 

    Kembangkan Agen Perubahan

    Kepala Bagian Studi Kewirausahaan UPI YAI, Nurina mengatakan mahasiswa merupakan bagian dari pemuda yang mempunyai andil besar dalam sejarah dinamika perkembangan bangsa ini.

    "Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran sebagai agent of change, social control, penerima tongkat estafet pembangunan bangsa serta sebagai penjaga nilai-nilai positif yang ada dalam lingkungan masyarakat," jelasnya dalam pengantar diskusi.

    Menurut Nurina, sebagai manusia yang lebih tercerahkan (enlightenment people) dibandingkan kelompok masyarakat lain, mahasiswa seharusnya mempunyai kepekaan terhadap kondisi di sekelilingnya. Oleh karena itu, dalam pandangan Nurina penumbuhan sikap peka dan peduli mahasiswa terhadap kondisi disekitarnya harus ditanamkan sejak dini.

    “Apapun minat keahlian dan kemampuan mahasiswa, harus mempunyai kesadaran untuk terus menggali informasi, ilmu pengetahuan dan membekali diri dengan kapasitas ilmu yang tinggi sehingga mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan lingkungan masyarakatnya. Itulah alasan kami menyertakan Kementerian Kominfo sebagai pengisi materi dalam kegiatan ini,” ujarnya.

    Ketua Pelaksana Kegiatan Dinda Mutiarachmah menjelaskan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi berupaya mewadahi mahasiswa untuk berkembang dan melatih mental kepemimpinan.

    "Melalui salah satu program kerja dari Departemen PSDM BEM Fakultas Psikologi UPI Y.A.I., mahasiswa akan dibekali kemampuan mencari dan mengeluarkan the art of constructing arguments and speech making guna membangun dan mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam dirinya," jelasnya.

    Kegiatan itu merupakan latihan kepemimpinan yang mengangkat tema retorika yang berupaya membentuk karakter pembicara yang persuasif dan meningkatkan kemampuan berargumen mahasiswa dengan pembicara sebagai penyampai materi serta melatih soft skill dan hard skills dari mahasiswa lembaga perguruan tinggi Y.A.I.

    “Harapannya dengan dilangsungkannya kegiatan ini semoga Leadership Training "SOURCE" (Spill Out Your Rhetoric Sense) ini dapat memberikan pengalaman dan melatih mental kepemimpinan pada mahasiswa kami,” tutur Dinda Mutiarachmah. (hm.ys)

    Plt Karo Humas dan para peserta PKMK

    Berita Terkait

    Apresiasi Aksi Baksos DWP, Sekjen Kominfo: Bukti Nyata Kebersamaan

    Sekjen Mira Tayyiba mengapresiasi dedikasi dan komitmen DWP Kementerian Kominfo yang telah ditunjukan dalam menggerakan kegiatan sosial dari Selengkapnya

    Kominfo Tingkatkan Jangkauan Komunikasi Publik dengan Jaringan Media Center

    Dirjen Usman Kansong mengharapkan motivasi pemangku kepentingan akan meningkat untuk berkolaborasi dan sinergi dengan Direktorat Pengelolaan Selengkapnya

    Adaptasi Dinamika Teknologi, Kominfo Ubah Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Jastel

    Dalam Perdirjen yang ditandatangani pada tanggal 14 November 2023 itu terdapat pengaturan mengenai bentuk layanan, konfigurasi, perangkat da Selengkapnya

    [Berita Foto] Pelantikan Kembali JPT Madya Kementerian Kominfo

    Pelantikan ulang itu dilakukan sebagai penanda penerapan organisasi dan tata kerja Kementerian Kominfo yang telah diperbarui. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA