FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    16 11-2018

    1911

    Kala Internet Membangun dan Menyatukan Bangsa

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Sambil mengambil telur-telur ayam dalam kandang, mata Hazmy sesekali melihat ponsel yang ada di genggamannya. Bukan untuk chatting, melainkan membaca berita mengenai perkembangan harga telur ayam dan pakan ternak. 

    Pemuda Sarjana Ekonomi yang tinggal di Desa Babakan Kecamatan Buniseuri Kabupaten Ciamis Jawa Barat ini memutuskan untuk menekuni bisnis ayam petelur, mengikuti jejak sang ayah. Dia sangat terbantu dengan keberadaan internet, yang memungkinkan dirinya bisa mengakses berbagai informasi dari genggaman tangannya. 

    "Untunglah walau di desa, saya masih bisa mengakses internet, jadi saya tidak ketinggalan informasi dari luar sana. Saya juga banyak belajar mengenai peternakan dari laman Youtube," kata pemuda 22 tahun ini yang menggunakan perangkat wifi Andromax dari operator Smart Fren untuk membantu akses internetnya. 

    Jika di sektor logistik ada tol laut, maka di sektor teknologi informasi dan komunikasi ada tol informasi. Jika di sektor energi ada satu harga bahan bakar minyak (BBM), maka di sektor teknologi informasi dan komunikasi pun nantinya akan ada satu harga internet. 

    Adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang terus membangun infrastruktur di kawasan perdesaan, perbatasan, serta meningkatkan akses informasi di daerah perbatasan. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 5.000 unit Base Transceiver Station (BTS) ditargetkan untuk dibangun. Selain itu, Palapa Ring akan membentangkan serat optik sepanjang 36.000 kilometer di seluruh Nusantara. 

    Tol informasi ini dibangun tujuannya tak lain agar mendorong perbaikan produktivitas bangsa yang pada akhirnya meningkatkan pembangunan ekonomi dan daya saing Indonesia. 

    Penyediaan BTS di daerah blankspot, khususnya di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) yang belum terlayani akses telekomunikasi seluler dilakukan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019.

    Dari data Kemkominfo, hingga kuartal ketiga 2018, sudah ada lebih dari 306 BTS, 2.451 akses internet perbatasan yang telah dibangun. Pembangunan dipusatkan pada lokasilokasi publik seperti Sekolah, Puskesmas, Balai Latihan Kerja, Ruang Publik, Terminal, dan Pos Lintas Batas Negara. 

    Berdasarkan data, ada 80.000 dari total 226.000 bangunan SD, SMP, dan SMA yang belum punya jaringan internet. Sekitar 3.000 dari total 10.000 Puskesmas belum terhubung dengan internet.  Juga gedung-gedung atau kantor institusi di bawah Polri dan TNI, seperti Polsek dan Koramil, dan kantor kelurahan hingga desa masih banyak yang belum terjangkau oleh jaringan internet. Saat infrastruktur komunikasi yang terhubung dengan BTS dan Palapa Ring selesai, Indonesia diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup warganya ke level yang lebih tinggi. 

    Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintahan Presiden Joko WidodoJusuf Kalla dalam mewujudkan Nawacita ke-3. Artinya, membangun Indonesia dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer.  

    Dari publikasi Kemkominfo disebutkan, proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya. Palapa Ring terbagi menjadi tiga paket, yaitu Paket Barat, Tengah, dan Timur. 

    Proyek Palapa Ring Barat secara resmi sudah beroperasi 2 Maret 2018. Dibangun dengan kabel fiber optik bawah laut maupun daratan sepanjang kurang lebih 2.200 kilometer, Palapa Ring Barat melayani beberapaa kota. Adapun kota-kota atau kabupaten yang dilalui Palapa Ring Barat antara lain Dumai, Bengkalis, Siak, Tebing Tinggi, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Bembam (Batam), Tarempa, Ranai, Singkawang, Kualatungkal, dan Daik Lingga. 

    Palapa Ring Paket Tengah akan menggelar kabel serat optik sepanjang 2.700 kilometer. Wilayah yang dijangkau antara lain Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud). Palapa Ring Tengah ditargetkan selesai pembangunannya pada November 2018. 

    Adapun Paket Timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua Barat, dan Papua sampai dengan pedalaman Papua dengan total panjang serat kabel optik sekitar 6.300 kilometer. 

    Mengutip publikasi Kemkominfo, untuk bagian Barat ke Natuna, ke Anambas sudah beroperasi sejak akhir Maret/awal April 2018. Yang di Tengah sampai Morotai sampai ke Talaud sana sekarang pembangunannya konstruksinya sudah 99%, akan masuk fase uji coba dan integrasi.   Sementara untuk konstruksi Palapa Ring Paket Timur telah mencapai 72-73%, dan diharapkan awal tahun depan konstruksi selesai.

    Kementerian ini memiliki ambisi untuk mendorong tarif internet satu harga agar bisa ditetapkan kepada seluruh jenis provider di Indonesia. Menkominfo Rudiantara optimistis penerapan tarif internet satu harga ini bisa terwujud jika proyek Palapa Ring, yang tengah dikebut pengerjaan jaringannya, tuntas.  

    Sebelum menentukan wilayah yang menjadi target pembangunan Palapa Ring, Rudiantara mengatakan telah berdiskusi dengan seluruh operator telekomunikasi. Dari diskusi itu, diketahui daftar wilayah yang tidak menjadi sasaran pengembangan jaringan milik operator. 

    Kementerian Kominfo mencanangkan di tahun 2019 seluruh ibukota kabupaten dan kotamadya di Indonesia telah terhubung internet berkecepatan tinggi.  Begitu Palapa Ring selesai, tingkat cakupan (coverage) jaringan 4G LTE akan turut meningkat.  

    “Dari sisi 4G Jakarta lebih baik dari Bangkok dan Kuala Lumpur, tetapi secara negara kita masih di belakang Malaysia atau Thailand. Begitu Palapa Ring selesai kita akan jadi nomor 2, paling jauh nomor 3 di ASEAN,” ujar Rudiantara. 

    Dari sisi coverage, sudah ada 61.000 desa yang terhubung internet 4G dari keseluruhan 75.000 desa di Indonesia. Dengan semakin mudahnya akses internet, diharapkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat menikmati hasilnya.  

    Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan pada akhir tahun 2019 sebanyak 8 juta UMKM telah bertransformasi berbasis aplikasi teknologi digital. Saat ini terdapat 6,5 juta UMKM yang sudah memanfaatkan teknologi digital. Untuk mencapai target 8 juta UMKM tersebut, infrastruktur information and communication technology (ICT) terus dikembangkan oleh pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar pebisnis skala UMKM bisa terkoneksi dengan skala yang lebih besar, sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. 

    Sumber berita : www.beritasatu.com (15/11/2018)

     

    Berita Terkait

    BAKTI tuntaskan penyediaan akses internet bagi 3.126 Puskesmas dan rumah sakit

    Badan Aksesibiitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menuntaskan program penyediaan akses internet bagi 3.126 Puskesmas dan rumah sakit s Selengkapnya

    Internet Kini Jangkau Lebih Banyak Wilayah di Rote

    Keseriusan pemerintah menyediakan layanan telekomunikasi hingga ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan perbatasan terlihat di wila Selengkapnya

    Pemerintah Akselerasi Akses Internet di Puskesmas dan Rumah Sakit

    Pemerintah berkomitmen mengakselerasi akses internet di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di seluruh wilayah Indonesia, yakni di puske Selengkapnya

    Pemerintah Akselerasi Akses Internet di Puskesmas dan Rumah Sakit

    Pemerintah berkomitmen mengakselerasi akses internet di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di seluruh wilayah Indonesia, yakni di puske Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA