FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    03 12-2018

    2480

    Era Komunikasi 4.0, Menpar Arief Yahya: Teknologi Ubah Budaya Masyarakat

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Tangerang, Kominfo - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyatakan teknologi mampu mengubah budaya masyarakat. Oleh karena itu, Arif Yahya mendorong optimasi teknologi untuk melakukan komunikasi era 4.0. 

    “Contohnya wifi saat saya masih di telkom, jaringan wifi yang sebelumnya private dirubah menjadi public, kini wifi di kafe menjadi tren di seluruh Indonesia. Saya mampu merubah dunia ini hanya dengan wifi, karena dengan konektivitas, informasi masuk dan konektivitas itu merubah budaya masyarakat,” paparnya di hadapan peserta Forum Pertemuan Bakohumas Tingkat Nasional 2018, Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) 2018 di Novotel Hotel Tangerang, Senin (03/12/2018) pagi. 

    Meskipun demikian, Menpar menegaskan perlu strategi yang tepat dalam memanfaatkan teknologi. Ketika menjadi pembicara dengan membawa materi yang terjudul ‘Paradox Marketing Strategy for Government Public Relations (GPR) Menuju Era Komunikasi 4.0’; Menpar Arief Yahya memfokuskan paparannya berdasarkan buku ‘Paradox Marketing, Unusual Way to Win’ yang ditulis dan terbit tahun 2012. 

    “Apa itu Paradox Marketing? Saya beri contoh. Bila positioning Garuda Indonesia dan Singapore Airlines adalah you pay more you get more, sedangkan Air Asia dan Lion Air adalah contoh you get less you pay less. Ini merupakan strategi umum. Saya menciptakan strategi baru, yaitu get more pay less. Contohnya adalah Google dan wifi”, kata Menpar Arief Yahya. 

    Menpar Arief Yahya juga menjelaskan mengenai pariwisata Indonesia yang semakin maju di era digital ini. “Sekarang dunia sudah sangat digital. Maka harus ada transformasi digital. Untuk promosi pariwisata, 70 persennya Kemenpar memakai media digital. Dua alasan utamanya yaitu karena customer kita sebagian besar adalah millennials yang sangat digital dan effectiveness media digital empat kali lebih besar dari media konvensional,” kata Menpar Arief Yahya.


    SAIK 2018 merupakan acara tahunan Kementerian Komunikasi dan Informasi Pariwisata (Kemenkominfo) yang dihadiri sekitar 1500 praktisi humas pemerintah dari berbagai Kementerian/Lembaga dari seluruh Indonesia. 

    Tahun 2018 ini, SAIK mengambil tema ‘Sinergi Indonesia Menuju Era Komunikasi 4.0’. Pada acara ini hadir pula Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang membawakan keynote speech berjudul ‘GPR di Era Komunikasi 4.0’.

    Hadir pula dalam acara itu Kepala KSP Moeldoko, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Rosarita Niken Widiastuti, dan Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah.

    Setelah menjadi pembicara, Menpar Arief Yahya mengunjungi Pameran SAIK 2018 di Alun-Alun Tangerang. Pameran ini menampilkan stan dari berbagai kementerian dan lembaga di seluruh Indonesia. Menpar Arief Yahya mendatangi stan Kemenpar dan berfoto bersama para pengunjung yang antusias. Menpar Arief Yahya juga mencicipi kopi dan kue yang dibuat oleh para mahasiswa STP Bandung. Tidak hanya mengunjungi booth Kemenpar, Menpar juga mendatangi stan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Universitas Indonesia.


    Berita Terkait

    Diakui Dunia, Wapres Tekankan Manfaat Ekonomi Syariah Berdampak Nyata ke Masyarakat

    Pemerintah bersama seluruh elemen bangsa mempunyai tugas besar untuk melanjutkan pembangunan kesejahteraan yang berdampak nyata bagi masyara Selengkapnya

    Presiden Tegaskan KCJB Komitmen Pemerintah Layani Masyarakat

    Setelah mencoba menggunakan KCJB sebanyak tiga kali, Kepala Negara menilai bahwa perjalanan selalu terasa nyaman dan cepat. Selengkapnya

    Kolaborasi Cetak SDM Kompeten Teknologi dan Berdaya Saing Global

    Paradigma industri 4.0 telah menyebar cepat ke seluruh dunia dengan menawarkan platform fleksibel untuk melakukan bisnis dan manufaktur yang Selengkapnya

    Ada 4.672 Formasi, Pendaftaran Sekolah Kedinasan Sudah Dibuka!

    Terdapat delapan instansi yang membuka pendaftaran sekolah kedinasan tahun ini. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA