FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    13 12-2018

    931

    Harbolnas Sedang Berlangsung, Pengamat Justru Menilai Gelaran Itu Menguntungkan Pihak Asing

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas yang jatuh pada Rabu (12/12/2018) digadang-gadang oleh pemerintah akan membantu perekonomian nasional dan menggerakkan bisnis mikro yang ada di kalangan akar rumput. 

    Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan menyebut terdapat banyak produk lokal yang dijual saat gelaran Harbolnas 2018. 

    Namun, menurut pengamat e-commerce, Mochamad James, keuntungan yang didapat oleh pihak lokal tidak seberapa banyak dibandingkan dengan pihak asing. 

    "Kalau melihat online store yang ada apalagi yang besar-besar, itu mayoritas yang dijual di situ produk-produk impor," kata Mochamad James saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/12/2018). "Ironis sebetulnya, karena gegap gempita Harbolnas yang didukung pemerintah ini pada akhirnya yang menikmati bukan UMKM kita," ujar dia. 

    Jumlah pameran untuk UMKM tersedia namun tidak sebanding dengan banyaknya toko during yang menyediakan produk-produk dari luar negeri. Selain itu, menurut Mochamad James, tidak hanya dari sisi produk, sistem pembayaran cashless, pemodal e-commerce juga berasal dari pihak asing. 

    "Jadi dengan komposisi pasar dan pemodal yang seperti itu, kegiatan online shopping yang sedang berlangsung ini lagi-lagi yang menikmati ‘kue’ terbesarnya ya pemodal asing. Kita cuma jadi pasar saja, tempat mereka mengeruk uang," ucap Mochamad James. 

    Menurut lelaki pemilik sebuah perusahaan teknologi informasi ini, keadaan yang demikian menyebabkan capital outflow atau modal yang mengalir keluar dari sebuah perekonomian dalam jumlah besar. 

    Ia menyarankan pemerintah untuk tidak terlalu mudah menggadaikan regulasi demi sebuah investasi. Misalnya, dengan membatasi pemilikan modal asing (PMA) dalam bidang kepemilikan penyedia pembayaran (payment). 

    Hal lain, misalnya regulasi impor barang-barang remeh-temeh yang masih bisa diproduksi sendiri oleh dalam negeri, seperti kerudung. "Sekarang misalnya, kerudung saja lebih murah beli yang impor," ucap Mochamad James.

    Sumber berita: www.tribunnews.com (12/12/2018)

    Pewarta: Yongky Yulius 

    Berita Terkait

    Jelang Pilkada, Kominfo Minta Pemilih Gunakan Media Daring untuk Mengenal Calon Kepala Daerah

    Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo Muktiyo mengatakan, jelang pemilih Selengkapnya

    Aturan Berubah, Pengguna Modem Juga Harus Daftar Kartu SIM

    Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Merza Fachys menegaskan bahwa pelanggan modem juga memiliki kewajiban u Selengkapnya

    Sidang MPR Bersama Jokowi Gaungkan #KerjaBersama

    Sidang MPR RI kali ini mengundang minat netizen untuk mengikutinya. Perhelatan penting yang dihadiri Presiden Joko Widodo ini juga menggaung Selengkapnya

    Pangkas Dwelling Time, Menteri Luncurkan Portal Single Window

    Portal baru bernama Indonesia Single Window (INSW) resmi diterbitkan Rabu (30/9) di gedung Juanda Kementerian Keuangan, Jakarta pusat. Webs Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA