FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    26 02-2019

    2771

    Membincang Peluang Investasi Sektor Ekonomi Digital Indonesia

    Kategori Berita Kominfo | mth

    Jakarta, Kominfo - Presiden Joko Widodo memandang peluang dalam bisnis niaga elektronik atau e-commerce di Indonesia masih sangat besar. Salah satu indikatornya adalah laporan riset bersama yang dikeluarkan dua bulan yang lalu oleh Google dan Temasek Singapura atas perkembangan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.

    “Google dan Temasek memperkirakan nilai perdagangan e-commerce di Indonesia di tahun 2018 adalah USD 23,2 Miliar atau sekitar Rp336 Triliun gross merchandise value. Dan angka itu naik kurang lebih 114 persen dari tahun sebelumnya, sebuah lompatan yang sangat tinggi sekali,” kata Presiden  pada bulan Januari 2019. 

    Menurutnya, Google dan Temasek juga memprediksi bahwa angka itu akan naik dua kali lipat dalam enam tahun ke depan sehingga mencapai USD53 Miliar pada 2025. “Kira-kira Rp700 Triliun, besar sekali,” lanjutnya.

    Peluang pertumbuhan ekonomi digital Indonesia juga ditopang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurut Presiden jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 56 juta. Namun demikian, Presiden memandang masih banyak tantangan yang dihadapi oleh UMKM ini, antara lain, yang berkaitan dengan membangun brand, disain yang mengikuti keinginan pasar, pengemasan produk yang menarik hingga permodalan dan akses masuk ke pasar.

    “Kita lihat ini satu per satu akan bisa selesai kalau dunia usaha, swasta, bersama-sama dengan pemerintah membangun negara ini bersama-sama,” ujarnya.

    Akselerasi Lewat NextICorn

    Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan misi Indonesia untuk menjadi ‘Energi Digital Asia’.  Bersama Kepala BKPM Thomas Lembong, Menteri Kominfo menyampaikan berbagai upaya dan langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia kepada pekerja media yang meliput penyelenggaraan World Economic Forum 2019 di Davos, Januari lalu.

    "Saat ini, Indonesia telah menjadi penyuplai industri digital mayoritas di Asia Tenggara, sebagai tempat lahir bagi 4 dari 10 unicorn yang ada di wilayah ini, yaitu GoJek, Traveloka, Tokopedia dan BukaLapak," jelas Rudiantara dalam sesi Media Dinner di Paviliun Indonesia, Davos, Swiss, akhir Januari 2019.

    Menteri Rudiantara juga menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengakselerasi pengembangan teknologi digital, mendorong pembangunan infrastruktur, meningkatkan penetrasi dan produktivitas. “Kami telah memiliki Palapa Ring sehingga semua masyarakat Indonesia dapat menikmati konektivitas internet broadband,” ujar Rudiantara.

    Menteri Kominfo menjelaskan, kondisi Indonesia yang memiliki populasi lebih dari 264 juta penduduk. Menurutnya sekitar 2/3 penduduk berada di usia produktif yakni antara usia 15 sampai 64 tahun. "Semua telah mendapatkan penetrasi teknologi komunikasi yang baik. 105 juta di antaranya pengguna internet aktif, 173 juta di antaranya pengguna ponsel aktif, 96 juta merupakan pengguna media sosial yang aktif, dan 28 juta di antaranya konsumen e-commerce yang aktif. Indonesia mendapatkan pertumbuhan 17 persen per tahunnya. Pada 2017, bisnis rintisan digital di Indonesia berhasil meraup investasi senilai USD4 Miliar," paparnya.

    Menteri Rudiantara memaparkan ledakan pada bisnis rintisan digital Indonesia dan Unicorn yang kini menjadi salah satu pemain kunci ekonomi digital Indonesia. Ia menambahkan, total nilai empat Unicorn tersebut mampu mengalahkan nilai pasaran operator seluler yang telah berbisnis selama lebih dari 4 dekade. "Unicorn yang semuanya baru berdiri dalam kurun waktu 8 tahun dengan layanan digital kurang dari 4 tahun telah melampaui nilai operator seluler, kecuali untuk Telkomsel," ungkap Rudiantara.

    Sementara itu, dalam penyiapan sumber daya manusia yang bisa menjadi talenta digital, Kementerian Kominfo mengembangkan Program Digital Talent Scholarships. Program non-akademik berdurasi 2 bulan itu bekerja sama dengan perguruan tinggi terkemuka di Indonsia serta sejumlah perusahaan digital internasional seperti Microsoft dan Cisco.

    "Kami juga kerja sama dengan sejumlah universitas setempat. Topik bahasannya berkisar pada kecerdasan buatan, keamanan siber, komputasi awan dan robotika," jelas Rudiantara.

    Menurut Rudiantara, manusia berubah, negara pun berubah. Cara orang menjalankan bisnis dan rutinitas keseharian juga berubah. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo pun menyesuaikan perubahan dari pengatur menjadi fasilitator dan akselerator.

    "Indonesia terus beradaptasi dengan regulasi terstandar global dan terus bergerak menjadi masyarakat global. Pemerintah optimis, dengan sejumlah langkah strategis ini, Indonesia dapat menjadi pemimpin ekonomi digital di ASEAN," ungkap Rudiantara.

    Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kementerian Kominfo juga menemukan jalan tengah untuk mengisi ‘kekosongan’ dalam industri digital dengan melakukan Program Next Indonesian Unicorn (NextICorn).

    "Program ini membantu para Unicorn ini untuk mendapatkan pendanaan dan menjembatani mereka dengan investor Seri B. Pemerintah Indonesia juga mempertimbangkan pertumbuhan industri game di Indonesia, mengingat ada 43 juta pemain di Indonesia saat ini. Tahun 2017, pemasukan dari games digital meraih miliaran dollar. Kami bahkan sekarang memiliki sejumlah liga gaming nasional,” ujar Rudiantara.

    Mengenai upaya untuk menarik investor, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menyatakan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam memfaslitasi para investor. Bahkan, Thomas Lembong menyatakan optimistisme Presiden RI Joko Widodo atas perkembangan ekonomi digital Indonesia.

    “Presiden Jokowi percaya, ekonomi digital akan menjadi sarana lompatan besar untuk Indonesia. Ia mendukung 100 persen pengembangannya karena beliau pun juga pemimpin yang melek teknologi,” ujar Thomas Lembong.

    Sebagai informasi, peta jalan sistem perdagangan nasional berbasis elektronik (roadmap e-commerce) ditetapkan berdasarkan Perpres Nomor 74 Tahun 2017. Peta jalan e-commercedi Indonesia merupakan bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi XIV yang mencakup program pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, infrastruktur komunikasi, keamanan siber serta pembentukan manajemen pelaksana.

    Berita Terkait

    Cincin Perusak Kertas Suara Pemilu 2024? Itu Hoaks!

    Gambar tersebut adalah hoaks lama yang pernah beredar pada Pemilu 2019 dan kembali beredar menjelang Pemilu 2024. Selengkapnya

    Sekjen Kominfo Serahkan Naskah Kerja Sama Transformasi Digital Indonesia - Singapura

    MoU Kerja Sama Transformasi Digital ini mencakup lingkup data, infrastruktur digital, talenta digital hingga startup digital Selengkapnya

    Kominfo Mulai Feasibility Study Open RAN di Indonesia

    Keberadaan Open RAN ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi CAPEX dan OPEX pada penggelaran jaringan serta menjadi salah satu opsi dalam Selengkapnya

    Awas Hoaks! Pengungsi Rohingya Sengaja Dikirim ke Indonesia

    Klaim pengungsi Rohingya sengaja dikirim ke Indonesia agar teralihkan dari isu Palestina tidak sesuai fakta. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA