FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    05 03-2019

    5053

    Indonesia Butuh 9 Juta Digital Talent

    Kategori Sorotan Media | daon001
    Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat konferensi edukasi Communication in Digital Era yang digelar oleh Universitas Padjadjaran dan Indonesia di Graha Sanusi Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur Bandung, Senin 4 Maret 2019.*/CATUR RATNA

    BANDUNG, (PR).- Indonesia membutuhkan 600 ribu digital talent setiap tahun. Tahun ini, pemerintah menargetkan 20.000 orang mendapat sertifikasi sebagai tenaga terampil melalui program Digital Talent Scholarship.
     
    Hasil penelitian Bank Dunia dan McKinsey menyebut, dalam kurun waktu 2015-2030, Indonesia membutuhkan 9 juta digital talent atau sekitar 600 ribu orang setiap tahun. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mulai tahun lalu meluncurkan program Digital Talent Scholarship. 
     
    Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, tahun lalu program ini diikuti oleh 1.000 orang dari pendaftar mencapai 46.000 orang. Setelah mengikuti masa pendidikan selama dua bulan, 980 orang mendapat sertifikat.
     
    Tahun ini Kemeninfo mengganggarkan dana Rp 140 miliar untuk mendidik 20.000 digital talent. Tak hanya gratis, pemerintah menyediakan uang transport bagi peserta program ini.
     
    "Fokusnya untuk menghasilkan tenaga terampil," kata Rudiantara setelah menjadi pembicara kunci di konferensi edukasi Communication in Digital Era yang digelar oleh Universitas Padjadjaran dan Indonesia di Graha Sanusi Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur Bandung, Senin 4 Maret 2019.
     
    Rudiantara mengatakan, selama ini perusahaan multinasional di bidang teknologi yang berinvestasi di Indonesia kesulitan mendapatkan tenaga kerja terampil untuk menjadi teknisi pada penggunaan teknologi yang terus diperbarui. Agar mereka tak menggunakan tenaga kerja dari luar negeri, maka anak-anak muda lulusan SMK dan diploma diberi kesempatan untuk mengikuti program ini.
     
    Tersebar di 25 kota
    Program ini tersebar di 25 kota di 20 provinsi, paling jauh di Jayapura dan Lhokseumawe. Program ini dilaksanakan di 28 pergurutan tinggi, termasuk 18 perguruan tinggi negeri. Ada 78 bidang yang diajarkan, antara lain Artificial Intelligent (AI), Internet of Things (IoT), cloud computing, coding, programming, cyber security, dan lain sebagainya. Program ini salah satunya dilaksanakan di Unpad dengan fokus program bisnis digital.
     
    Silabus pengajarannya, kata Rudiantara, berasal dari perusahaan mitra seperti Microsoft, Cisco, Google, dan lain sebagainya. Sementara pengajarnya memanfaatkan pengajar muda di perguruan tinggi yang telah disiapkan sebelumnya.
     
    Tenaga terampil lulusan program ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan perusahaan teknologi, juga bisa merintis usaha digitalnya. "Kami tidak menjanjikan (dapat pekerjaan), tapi kami hubungkan dengan Career, platform untuk perusahaan yang butuh digital talent," tutur Rudiantara.
     
    Rudiantara berharap, program ini bisa menjadi model jika ada lembaga atau instansi yang ingin menghasilkan digital talent.***
    Sumber berita : PikiranRakayat.com(04/03/19)
     

    Berita Terkait

    Indonesia ajak Perancis bangun konektivitas nasional

    Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak pemerintahan Perancis membahas kerja sama antara dal Selengkapnya

    UMKM Didorong Berbasis Digital di Era Pandemi

    Di masa pandemi, pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah perlu berpindah ke ruang digital agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas, ba Selengkapnya

    IBM dan Kemenkominfo Persiapkan Talenta Digital

    IBM, perusahaan teknologi global, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk meningkatkan keterampilan Selengkapnya

    Menkominfo perkuat pembentukan SDM digital di Yogyakarta

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate memperkuat pembentukan sumber daya manusia (SDM) digital dengan menunjuk Sek Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA