FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    04 05-2019

    1333

    Hoaks Bareskrim Jadi Pusat Kendali Situng KPU, Ini Faktanya!

    Kategori Berita Kominfo | mth

    Jakarta, Kominfo – Masyarakat kembali diresahkan dengan beredarnya informasi hoaks seputar Pemilu Serentak 2019. Salah satu yang menjadi korban hoaks adalah Bareskrim Mabes Polri. 

    Sebuah akun di media sosial Facebook menyebarkan informasi yang menyatakan Bareskrim Mabes Polri di Gambir, Jakarta Pusat ikut mengendalikan Situng KPU. 

    Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan, setelah ditelusuri oleh Subdit Pengendalian Konten Internet Kementerian Kominfo, informasi tersebut tidak benar alias hoaks. 

    “Berita yang beredar di media sosial itu, sebenarnya berita Bohong atau Hoaks,” kata Ferdinandus Setu di Jakarta, Sabtu (04/05/2019)

    Ferdinandus menjelaskan, pihak Humas Polri juga telah mengklarifikasi melalui media sosial resminya, bahwa berita tersebut tidak benar. Humas Polri juga menghimbau agar masyarakat lebih cermat dalam menerima dan membagikan Informasi. 

    Selain diberitakan Bareskrim Mabes Polri yang mengendalikan Situng KPU, pesan berantai itu juga mengatakan kalau, pihak Mabes Polri juga menjadi penyusup yang melakukan perubahan data hasil Pemilu 2019, disesuaikan dengan hasil Quick Count dalam Sistem Penghitungan Suara KPU. 

    Tidak hanya Bareskrim Mabes Polri yang menjadi korban hoaks. Ferdinandus mengatakan, sebuah artikel juga viral yang memberitakan, Capres Prabowo Subianto Batal Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura karena Anaknya, AHY Bersua Presiden Jokowi.

    “Itu juga hoaks, karena faktanya, juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga Andre Rosiade sudah menjelaskan kalau, alasan Pak Prabowo batal berangkat ke Singapura bertemu Pak SBY dan Bu Ani karena memang ada agenda ketemu relawan di beberapa kota,” kata Ferdinandus.

    Artikel yang beredar tersebut juga menuliskan, Capres Prabowo ngambek sehingga batal menjenguk mantan Ibu Negara itu di Singapura hanya gara-gara AHY ketemu Jokowi. 

    Berikut rincian lengkap laporan isu hoaks harian untuk tanggal 4 Mei dari Tim AIS Kementerian Kominfo: 

    1.Viral Rumah Hantu di Blitar

    2.Tradisi Aneh di Singapura, Orang Tua Menonton Anaknya Saat Melakukan Hubungan Intim Malam Pertama.

    3.Pria ini Tetap Melanjutkan Sholatnya Meski Tubuhnya Dibakar Hidup-Hidup

    4.Tips '4 Jurus Emergency' Menolong Nyawa

    5.IT KPU berada di Thamrin dan Dikendalikan oleh Hacker bernama Dani Firmansyah

    6.Jembatan Kaca di Cina Jatuh Hancur Membawa Bencana

    7.Stand Indonesia di Pameran Dubai Representasikan Cina

    8.Brimob akan Sweeping Ojek Online Malam Ini

    9.Bareskrim Mabes Polri di Gambri Jadi Pusat Kendali Situng KPU

    10.Banyak Petugas KPPS Meninggal Karena Asap Rokok/Vapor Mengandung Zat tertentu yang Membuat Nafas dan Jantung Paru Mengeras, yang Disengaja

    11.TKI Ilegal Asal Blanakan Meninggal Jatuh dari Tangga

    12.Benarkah 150 Anak Penghafal Al-Quran di Afghanistan yang Tengah Merayakan Kelulusan Terbunuh Akibat Serangan Tentara Koalisi Amerika?

    13.Prabowo Batal Jenguk Ani Yudhoyono karena Ngambek Karena Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Bertemu dengan Presiden Joko Widodo

    14.Semangka Bulan dari Jepang

    15.Minum Kopi Beracun karena Ada Narkoba di Dalamnya

    16.Menelan Cairan Dari Miss V Mencegah Kanker. **

    Berita Terkait

    Awas Hoaks! Video Pemulangan Pengungsi Rohingya

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta klaim narasi pada video tersebut keliru. Selengkapnya

    Beredar Poster Dewan Pusat AS dan PBB, Itu Hoaks!

    Poster mengatasnamakan Dewan Pusat AS dan Dewan Pusat PBB yang menyebut masuknya pengungsi dari negara lain disebabkan karena pertahanan Ind Selengkapnya

    Awas Hoaks! Loker di Puskesmas Sananwetan, Kota Blitar

    Konon, unggahan tersebut dilengkapi dengan informasi beberapa posisi yang diperlukan, seperti staf administrasi, staf pelayanan tata usaha, Selengkapnya

    Awas Hoaks! Australia Sogok Indonesia dengan Senjata

    Ternyata klaim dalam video yang beredar tersebut adalah keliru. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA