FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    10 07-2019

    1870

    Menkominfo Bawa Agenda Kebebasan Pers di Indonesia

    Kategori Berita Kominfo | mth

    London, Kominfo - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan memaparkan kondisi kebebasan pers di Indonesia dalam Konferensi Global untuk Kebebasan Media di The Printworks, London. Agenda itu akan disampaikan dalam konferensi yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 10 dan 11 Juli mendatang.

    "Konferensi melihat negara-negara dan organisasi internasional berkumpul untuk mengambil tindakan yang berarti dalam  mempertahankan kebebasan media," tutur Menteri Rudiantara di London, Rabu (10/7/2019).

    Konferensi Global untuk Kebebasan Media diadakan Pemerintah Inggris dan Kanada sebagai tonggak utama dalam kampanye Kantor Asing & Persemakmuran untuk melindungi jurnalis yang melakukan pekerjaan mereka. Konferensi itu juga dimaksudkan untuk mempromosikan manfaat dari media gratis di seluruh dunia.

    Acara itu dihadiri lebih dari 1.000 tamu dari lebih dari 100 negara, termasuk 60 menteri, dan pejabat pemerintah, komunitas diplomatik, lembaga internasional, lebih dari 500 jurnalis, akademisi, masyarakat sipil dan juru kampanye, Mereka akan mengkaji tantangan yang dihadapi kebebasan media dan peluang yang dapat diciptakan untuk lingkungan yang lebih aman bagi jurnalis.

     

    Potensi Media

    Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, dalam sambutannya pada pembukaan konferensi mengatakan bahwa kebebasan media bersifat universal. "Kebebasan media bukanlah nilai Barat melainkan nilai universal yang terbaik, Media online melindungi masyarakat dari penyalahgunaan kekuasaan dan membantu melepaskan potensi penuh suatu negara," tuturnya. 

    Bahkan, menurut Hunt, perlindungan terkuat terhadap sisi gelap kekuasaan adalah akuntabilitas dan pengawasan  yang disediakan oleh media online.

    Selain itu, pertukaran ide secara terbuka melalui media online memungkinkan setiap orang untuk mengembangkan pengetahuan dan kreatifitas yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat. "Masyarakat yang menganut debat bebas memberikan kontribusi yang tidak proporsional untuk memajukan pengetahuan," jelasnya.

    Menurut Hunt, sepuluh negara dengan media paling bebas di dunia telah menghasilkan 120 Pemenang Nobel di antaranya seperti 

    Norwegia, dengan hanya lima juta orang, telah memenangkan 13 Hadiah Nobel.”Dengan rasa hormat yang besar kepada teman-teman di Norwegia, mereka tidak lebih pionir atau inventif daripada orang lain,” ujarnya.

    Berbicara menjelang konferensi, co-host Chrystia Freeland, Menteri Luar Negeri Kanada, mengatakan pers yang bebas adalah landasan dari masyarakat demokratis dimana pun dan penting untuk perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia. 

    “Saya menantikan dua hari pembicaraan mendalam tentang kondisi kebebasan media saat ini dan langkah praktis yang dapat diambil untuk membawa perubahan positif di negara kita sendiri dan di seluruh dunia," tuturnya. (ZG)

    Berita Terkait

    Kominfo Antisipasi Gangguan SFR Saat Mudik Lebaran di Bali

    Pemantauan dan pengawasan dilakukan secara intensif di sejumlah titik monitor strategis yang menjadi rute utama lalu lintas masyarakat dan p Selengkapnya

    [Berita Foto] Menkominfo Audiensi dengan Diaspora Indonesia di Barcelona

    Menteri Budi Arie mendorong Diaspora Indonesia di Spanyol memberikan sumbangsih bagi Indonesia. Selengkapnya

    Menteri Keuangan RI Resmi Mundur? Itu Hoaks!

    Video tersebut merupakan video lama saat Menteri Sri Mulyani menyampaikan salam perpisahan pada tahun 2010, ketika beliau mundur sebagai Men Selengkapnya

    Sekjen Kominfo Serahkan Naskah Kerja Sama Transformasi Digital Indonesia - Singapura

    MoU Kerja Sama Transformasi Digital ini mencakup lingkup data, infrastruktur digital, talenta digital hingga startup digital Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA