FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    22 07-2019

    5099

    Dukung Layanan Multisektor, BMKG Terus Lakukan Inovasi Teknologi

    Kategori Artikel GPR | mth

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus melakukan inovasi teknologi dan layanan untuk mendukung berbagai sektor dalam rangka menjaga keselamatan masyarakat dan keberhasilan  pembangunan nasional.

    Berada dalam zona pertemuan  sabuk gunung api Mediterania dan cincin api Pasifik, serta dipicu oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik yang saat ini makin meningkat aktivitasnya, mitigasi  risiko terhadap keselamatan manusia di wilayah ini sangat perlu ditingkatkan. Penting pula disadari, 

    sebagai negara Kepulauan Maritim, Indonesia juga tidak luput dari dampak  perubahan iklim global, yang berisiko mengacam  ketahanan pangan, air, energi dan  kesehatan.

    Lompatan Inovasi Teknologi dan Lompatan  Kapasitas Sumber Daya Manusia di BMKG, mutlak dan mendesak dilakukan  agar mampu nenjawab, mengantisipasi dan mengatasi berbagai tantangan tersebut.

    Peringatan HMKG Ke-72 jatuh pada tanggal 21 Juli 2019 dan mengusung tema "Inovasi BMKG untuk Indonesia Sejahtera". Melalui tema tersebut, BMKG berharap inovasi yang dilakukan berhasil mendukung keselamatan dan kesejahteraan rakyat di berbagai sektor, demi mewujudkan keberlanjutan peradaban bangsa.

    Dwikorita mengatakan, realitas kekinian planet bumi memacu BMKG menyajikan berbagai informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang cepat, tepat, akurat, dan berkelanjutan dengan format digital yang  didukung "big data analytic" dan "artificial intelligent system". Ia merinci, sedikitnya ada 12 sektor yang membutuhkan data dan informasi tersebut, yakni transportasi, pembangunan infrastruktur, pertanian dan kehutanan, kelautan dan perikanan, tata ruang,  kesehatan,

    pariwisata, pertahanan keamanan, sumber daya air, sumber daya energi dan pertambangan, industri, dan penanggulangan bencana.

    Keberadaan Undang-Undang no. 31 tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kata dia, menguatkan posisi dan peran BMKG sebagai lembagan Non-Kementerian, dengan otoritas dan wewenang untuk memberikan pelayanan informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang dibutuhkan di berbagai sektor di atas.

    "Jika kita menengok 72 tahun yang lalu, kata Dia, tepat pada 21 Juli Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ujar Dwikorita, tetap ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Bertahannya Jawatan Meteorologi dan Geofisika di Pemerintahan RI inilah yang dijadikan tonggak sejarah hari kelahiran BMKG," paparnya.

    Dwikorita menjelaskan "Big Data Analytic" diperlukan untuk memproses secara "real time", super cepat dan otomatis seluruh data observasi dari 179 stasiun BMKG dan 42 radar cuaca di seluruh wilayah Indonesia. Data tersebut kemudian dipadukan dengan data satelit ataupun data global, untuk menghasilkan prakiraan cuaca dengan akurasi mencapai 85 % hingga 100%. Dari 179 stasiun tersebut, 123 diantaranya adalah stasiun meteorologi, terdiri dari stasiun Meteorologi Penerbangan di 100 bandara, 9 stasiun Meteorologi Sipnotik, dan 14 stasiun Meteorologi Maritim, serta 27 Stasiun Klimatologi, dan 31 Stasiun Geofisika.

    Lebih lanjut Dwikorita memaparkan berbagai layanan yang telah dihasilkan BMKG, diantaranya untuk program nasional konektivitas melalui moda transportasi udara, laut, dan darat. Pada tahun 2018 lalu, telah dihasilkan layanan informasi meteorologi untuk penerbangan sebanyak 1.822.080 produk,  berupa informasi cuaca penerbangan, dan 1.460 diantaranya merupakan informasi cuaca signifikan bagi penerbangan di 298 bandara. Layanan informasi meteorologi maritim untuk menjamin keselamatan pelayaran sebanyak 15.080 produk. Layanan tersebut meliputi, layanan untuk 111 pelabuhan komersial, 1.129 pelabuhan non-komersial, 914 pelabuhan terminal khusus, dan 250 pelabuhan industri galangan kapal.

    "Informasi cuaca yang dihasilkan tidak hanya bersifat umum untuk kota-kota di Indonesia, namun juga lebih detail hingga skala kabupaten dan kecamatan dengan resolusi 3 km2. Bahkan, untuk event khusus seperti saat Asian Games 2018 dan Mudik Lebaran dapat dihasilkan prakiraan dengan resolusi tingkat "venue". Tahun 2018 lalu, informasi yang dihasilkan ada sebanyak 1.453 produk layanan," tuturnya. 

    Dalam bidang iklim, informasi cuaca yang berisi analisa dan prediksi curah hujan digunakan oleh Kementerian Pertanian untuk menyusun Kalender Tanam yang memberikan informasi kapan mulai tanam tanaman pangan, varietas (jenis) apa yang sesuai dengan kondisi iklim. Informasi detil tersebut merupakan upaya BMKG dalam memperkuat kapasitas sektor pertanian demi mewujudkan ketahanan pangan nasional.

    "Informasi iklim dasarian, bulanan, tahunan, dan musiman yang dikeluarkan BMKG telah menjangkau 3500 kecamatan di 34 provinsi. Sementara untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memanfaatkan informasi iklim guna mengantisipasi dampak fenomena iklim ekstrem, BMKG bekerjasama dengan Dinas Pertanian menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI)," imbuhnya.

    Sementara itu, terkait layanan informasi gempabumi dan tsunami, BMKG mampu menganalisa dan memverifikasi data gempa bumi dan potensi tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit. Seluruh informasi tersebut didiseminasikan dan diamplifikasi melalui kanal-kanal komunikasi yang tersedia dalam hitungan detik. Saat ini, BMKG sendiri dipercaya sebagai Tsunami Service Provider untuk memberikan informasi peringatan dini tsunami untuk 28 negara di Kawasan Samudera Hindia.

    Tidak berhenti disitu, tambah dia, saat ini BMKG tengah menyiapkan lompatan inovasi berikutnya yang sejalan dengan tahapan Revolusi Industri 5.0 (Inovasi 5.0). Inovasi tersebut akan diperkuat dengan mengintegrasikan "human sensor" berbasis "crowd technology" ke technical sensors yang telah terbangun dalam Inovasi 4.0. Kearifan dan budaya lokal yang masih relevan dengan perkembangan saat ini, tetap perlu diintegrasikan dalam setiap langkah inovasi. Inovasi 5.0 yg disiapkan saat ini juga akan dilengkapi dengan hasil kajian beberapa anomali kegempaan seperti yang terjadi di Lombok, Palu dan Selat Sunda. Untuk mengakselerasi proses inovasi dan lompatan teknoligi paling tidak untuk 20 tahun lebih maju, serta lompatan kapasitas SDM, kerja sama dengan beberapa lembaga dan pakar unggulan dunia sedang  digalakkan pula.

    Dengan layanan Inovasi 5.0 ini,  diharapkan keselamatan jiwa dan lingkungan dapat lebih terjamin, dan kesejahteraan masyarakat seluruh Indonesia dapat lebih terbangun secara merata.

    Berita Terkait

    Pendekatan Multi-Stakeholder Perlu bagi Pemajuan Diplomasi Digital

    Selengkapnya

    Deklarasi G20, Harapan Kaum Muda Lakukan Transfomasi Digital

    Selengkapnya

    Dukungan Tenaga Medis di Bali Menjamin Kesehatan Delegasi KTT G20

    Selengkapnya

    Mengukur Berkah Layanan 5G bagi Indonesia

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA