Semboyan Kemajemukan Sulut Sejalan dengan Prinsip Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Semboyan “Torang Samua Basudara”, betul-betul dijadikan semangat untuk mendorong pembangunan daerah oleh seluruh masyarakat dan jajaran Selengkapnya
Jakarta, Kominfo - Peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak merupakan bagian dari pembangunan sumber daya manusia unggul. Demikian disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak Kemenko PMK Ghafur Dharmaputra, saat menjadi pembicara pada The 2nd Annual Scientific Meeting of Indonesia Women, PerinATal, and Children (IWATCH), di Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Lebih jauh, Ghafur yang didaulat sebagai pembicara dengan sub-tema “Stop Kekerasan pada Anak dan Perempuan” dari perspektif pemerintah, menyampaikan bahwa pada tahun 2018 terdapat 406.178 aduan mengenai kekerasan terhadap perempuan (Komnas Perempuan, 2019) dan 10.656 laporan kasus kekerasan anak (KPAI, 2019). Data tersebut menunjukkan perlindungan anak serta peningkatan kesejahteraan dan perlindungan perempuan sangat diperlukan sebagai langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia.
Menurut Ghafur, pemerintah telah membuktikan komitmen yang tinggi dalam penegakan perlindungan perempuan dan anak dengan ditetapkannya berbagai peraturan regulasi dan kebijakan. Hal tersebut dikarenakan parahnya kekerasan yang dialami perempuan dan anak. Ini dibuktikan dengan hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2018 dan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016. Dari hasil survei tersebut, Ghafur menyampaikan bahwa kasus kekerasan perempuan dan anak ibarat fenomena gunung es. Untuk itu perlu adanya kolaborasi dari semua kalangan dan adanya keterbukaan informasi dalam menghentikan kekerasan.
“Negara harus hadir dalam upaya perlindungan perempuan dan anak. Diperlukan upaya bersama dan kerjasama dari seluruh pihak, baik itu pemerintah, parlemen, universitas, asosiasi profesi, organisasi masyarakat sipil, dan seluruh lapisan masyarakat”, tegas Ghafur.
Upaya promotif pencegahan dan preventif kekerasan, kata Ghafur memerlukan peningkatan pemahaman akan pentingnya pemberdayaan perempuan dan anak. Selain itu, Ghafur juga memaparkan pentingnya peran keluarga dalam misi membangun ketahanan nasional. Karena membangun ketahanan nasional diawali dari level mikro, yakni keluarga.
Acara diskusi yang berlangsung di Lt. 2 Wisma Fits RSAB Harapan Kita dihadiri para profesional di bidang kesehatan, pemerhati kesehatan perempuan dan anak, remaja pramuka, dan masyarakat umum. Turut tampil sebagai narasumber perspektif medis dr. Eva Devita, SpA(K), dr. Duddy Mulyawan, Sp. PD(K), FINASIM, dan dr. Gde Suardana, SpOG. Perspektif psikologis dipaparkan Prof. Fawzia Aswin Hadis (UI) dan Seto Mulyadi, M.Psi. Sedangkan perspektif legal dipaparkan Dr. Aswin Fransiska, LL.M (Universitas Atmajaya).
Semboyan “Torang Samua Basudara”, betul-betul dijadikan semangat untuk mendorong pembangunan daerah oleh seluruh masyarakat dan jajaran Selengkapnya
Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya
Untuk memperkuat digitalisasi yang menjadi bagian penting dari ekosistem startup, Kemenparekraf telah mempersiapkan berbagai program yang di Selengkapnya
Wapres mengingatkan bahwa target tahun ini akan dapat dicapai apabila semua pihak lebih bersungguh-sungguh menjalankan program penurunan stu Selengkapnya