FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    24 10-2019

    866

    Kisah Ronald, Berburu Ilmu Sampai “Negeri DTS 2019”

    Kategori Artikel | anni005

    Minat tanpa semangat ibarat kendaraan bermotor tanpa bensin. Tapi, bagi Johanes Ronald Gollop (35) bekal semangat saja tak cukup. Untuk mengembangkan  aplikasi antrean pasien RSUD Merauke, Johanes membutuhkan ilmu dan penguatan kompetensi melalui Program Digital Talent Scholarship 2019. “Selama ini saya belajar otodidak. Tapi, saya bangga bisa tembus menjadi peserta DTS dan ternyata saya dapat banyak ilmu. Mungkin kedepannya saya bisa kembangkan lagi aplikasi ini,” ujar Ronald, peserta Online Academy dari ujung Timur Negara Indonesia Kota Merauke.

    Awalnya Johanes Ronald Gollop mendaftar sebagai peserta pelatihan pemrograman bagi aparatur sipil negara di salah satu UPT Kementerian Komunikasi dan Informatika, BPTTIK CIkarang. Namun, status sebagai pegawai honorer di Rumah Sakit Umum Daerah Merauke membuatnya belum lolos seleksi. Sebab, prasyarat utama pelatihan adalah PNS di lingkungan lembaga pemerintah. Tapi Ronald tidak patah semangat. Ia terus belajar secara otodidak mengenai ilmu pemrograman berbasis android.  Tekadnya bulat untuk menyelesaikan aplikasi yang akan mempermudah warga Kabupaten Merauke saat berobat ke RSUD.

    Berulang kali mencoba, Ronald belum percaya diri merilis aplikasi besutannya. Ketika ada informasi pembukaan pendaftaran Digital Talent Scholarship 2019 untuk akademi kelas online, Ronald memantapkan diri menambah ilmu lagi soal pemrograman android. “Ketika jadi peserta DTS, saya bisa dapat ilmu sebagai programmingnya seperti gimana itu. Karena selama ini saya mungkin masih banyak salah, tidak sesuai teori yang sesuai, yang sebenarnya,” tambah Ronald yang mengikuti kelas Android dengan mitra kerja Google.

    Terbiasa Belajar Online

    Johanes, lulusan SMA Negeri 1 Merauke. Sejak tahun 2010 ia menjadi honorer di RSUD Merauke. Penempatannya di bagian teknologi informasi. Spesialisasi jaringan dan perangkat keras. "Pernah coba daftar CPNS tapi kuota untuk lulusan SMA minim," kisahnya. Kadang, Ronald juga kerap diminta untuk membantu kawan dan kenalannya. "Paling kalau diminta bantuan benahi komputer teman atau kenalan. gitu aja," tuturnya.

    Di sela waktu luang, Ronald menyempatkan diri untuk belajar mengenai pemrograman. "Saya belajar tentang IT itu otodidak, mbak. saya biasanya belajar dari membaca referensi bacaan online," ungkapnya.

    Yang menarik, Ronald selalu merasa tak cukup pengetahuan soal teknologi informasi. Pandangan itu membuatnya selalu ingin belajar dan belajar dari mana saja. Di tengah kesibukan kerja, Ronald meluangkan waktu untuk mengasah pengetahuan dan keahlian dalam Online Academy Digital Talent Scholarship 2019.

    Program Online Academy ditargetkan untuk yang ditujukan kepada 13.000 peserta terpilih yang ingin meningkatkan keterampilan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo bekerjasama dengan perusahaan teknologi dunia seperti Amazon, Cisco, Google, dan Microsoft serta Lembaga Administrasi Negara. Ronald tercatat sebagai salah satu peserta keterampilan Android yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Dicoding, salah satu mitra Google di Indonesia.

    Ronald serius untuk menyelesaikan materi yang diakses secara online dengan tekun. “Kelas pemula saya sudah lulus, saya dapat email dari DTS dikasih kelas expert. Nah kelas expertnya juga sudah lulus, dikasih token dicoding untuk menghadapi AAD nya. Sementara saya masih belajar bonus Android Jetpack Pro nya,” kata Ronald yang sangat bersyukur atas kesempatan pelatihan gratis dari Kementerian Kominfo itu. Selain materi wajib dari Google, Ronald juga mendapatkan bonus materi dari Dicoding sebagai mitra resmi Google.

    Sembari belajar, Ronald juga menyelesaikan konsep prototype aplikasi RSUD Merauke agar segera rampung dan dapat diluncurkan. “Waktu awal mulai pelatihan, saya mulai kembangkan prototype, konsep-konsep yang lama mau kembangkan lebih jauhnya kayak gimana. Dikit-dikit saya mulai cicil kembangkan kayak gitu. Jadi, sambil ngerjain tugas-tugas yg dikasih saya juga kembangkan aplikasi,” tutur Ronald.

    Semangat Belajar

    Bagi Ronald, saat ini tidak terpikir untuk pindah kerja dari RSUD Merauke. "Saya kelahiran Merauke. kalau soal kepikiran pindah tugas jadi tim IT selain RSUD Merauke, belum pernah terpikirkan," tegasnya. Tampaknya dedikasi Johanes tidak diragukan lagi. Ia ingin menyelesaikan aplikasi yang digagas untuk memudahkan layanan RSUD Merauke itu.  "Kalau ini yang develop saya, dan ini yang jadi prototype resmi dari RSUD Merauke dan belum di publikasi di Play Store," jelasnya mengenai target usai aplikasi ini tuntas. Ronald mengakui kalau aplikasi yang dibuatnya masih butuh pengembangan.

    Bahkan Ronald menyatakan dirinya masih perlu menggali potensi dengan cara mengikuti  program pelatihan dan workshop yang bisa diakses secara online. “Saya berharap kedepannya saya masih bisa ikut pelatihan lagi. Saya itu mau mencari ilmunya saja. Kita kan disini, jujur kalo saya itu jauh di sini, di Merauke jarang-jarang ada pelatihan seperti ini saya pengen belajar yang lebih jauh lagi gitu,” tuturnya. Harapan sederhana Ronald jadi bukti, bahwa semangat pun harus dilengkapi dengan kemauan untuk menambah ilmu dan mengembangkan diri agar bisa bermanfaat bagi sesama.*

    peserta DTS

    Berita Terkait

    Ketika Semua Harus Memulai Fase “New Normal”

    Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia bahkan dunia, hingga saa Selengkapnya

    Kisah Keberagaman Semasa Kecil Menteri Johnny

    Pagi itu, Auditorium Kampus Universitas Islam Negeri Jakarta sudah mulai penuh. Jelang 10.00 WIB, ruang berkapasitas 1.000 orang itu pun men Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA