FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    28 04-2020

    2640

    Kembangkan Solidaritas, Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19

    Kategori Artikel | mth
    - (Warga mengambil paket bahan makanan yang digantung di pagar rumah kawasan Cimahi, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020). antarafoto)

    Jakarta, Kominfo - Akibat Pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19), angka kemiskinan semakin bertambah. Oleh karena itu, solidaritas sosial sangat dibutuhkan, karena membantu masyarakat terdampak Covid-19 merupakan tanggung jawab bersama.

    “Saat ini, angka kemiskinan bertambah, banyak orang kehilangan pekerjaan, banyak warung kecil yang tutup, sehingga tuntutan untuk memberi makan orang miskin menjadi lebih penting,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengawali tausiah Ramadan yang dilakukan melalui konferensi video, di kediaman dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (27/04/2020).

    Secara gamblang, Wapres menjelaskan, menurut para ulama hukum menolong orang yang kelaparan di tengah masa sulit seperti ini adalah fardhu kifayah. “Artinya apabila ada seseorang yang melaksanakan menghilangkan kelaparan itu, maka yang lain tidak berdosa. Tapi, apabila tidak ada yang melaksanakan sampai ada yang kelaparan, maka semuanya berdosa,” jelasnya.

    Lebih jauh, Wapres menekankan, salah satu hukum fardhu kifayah itu adalah menghilangkan bahaya seperti kelaparan. Namun, hukum menolong orang yang kelaparan ini dapat meningkat menjadi fardhu ‘ain (kewajiban individu).

    “Kalau ada orang yang kurang makan, maka untuk membantunya, hukumnya fardhu kifayah. Tetapi, kalau sampai tidak makan, maka menurut para ulama, hukumnya (bagi orang lain untuk membantu) bukan fardhu kifayah, tapi fardhu ‘ain. Artinya, tiap orang, yang berkelebihan, wajib untuk membantunya,” tegas Wapres.

    Untuk itu, Wapres mengingatkan agar tidak ada yang kelaparan di sekitar kita, apalagi sampai tidak makan. Ia juga menekankan bahwa orang yang dalam bahaya tersebut, bukan hanya muslim tetapi juga non-muslim.

    “Termasuk orang yang dalam bahaya itu adalah min muslimin atau muslim, au dzimiyyin atau non-muslim, au musta’maniin atau orang-orang dalam perlindungan,” ucap Wapres mengutip dalil dalam sebuah kitab.

    Minta Tunda Mudik

    Menjelang Idulfitri masyarakat Indonesia memiliki tradisi pulang ke kampung halaman yang dikenal sebagai ‘mudik’. Tradisi ini sangat baik, namun dalam pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease-2019), mudik berpotensi memperluas penyebaran virus tersebut. Untuk itu demi menjaga kemaslahatan bersama, Ulil Amri (Pemerintah) meminta masyarakat untuk tidak mudik.

    “Oleh karena itu suatu perbuatan [tradisi mudik] walaupun itu baik, maslahat, tetapi kalau menimbulkan bahaya itu harus dihindari, wajib menghindari, apalagi karena sekarang ini [masa pandemi Covid-19]. Karena Pemerintah melarang orang mudik, jadi wajibnya menjadi bertambah, wajib karena kita menghindari bahaya berdasarkan keyakinan dan wajib mentaati Ulil Amri, Pemerintah,” tegas Wapres.

    Lebih lanjut Wapres mengungkapkan bahwa larangan mudik saat ini sebagai upaya menjaga kemaslahatan untuk diri, keluarga dan semua orang, sehingga wajib untuk tidak mudik pada masa pandemi ini. “Tidak mudik demi untuk kemaslahatan kita dan kemaslahatan semua, maka juga kemaslahatan keluarga kita yang ada dikampung, semuanya itu supaya terjaga semua,” ujarnya.

    Wapres kemudian menjelaskan bahwa tradisi mudik sebagai amal yang baik, namun akan sangat berbahaya jika dilakukan pada masa pandemi Covid-19 yang terjadi sekarang ini.

    “Tradisi mudik dan itu tentu amaliyah (perbuatan) yang sangat baik sekali sehingga kita bisa bertemu muka dengan keluarga, akan tetapi situasi sekarang ini apabila mudik itu dilakukan akan sangat berbahaya, kenapa? Karena sangat berpotensi [memperluas penyebaran virus corona], bahkan sangat diyakini terjadinya penularan,” tuturnya.

    Wapres pun mengingatkan bahwa mudik berbahaya sebab orang yang pulang kampung dapat membawa virus corona ke kampungnya dan menyebarkan virus itu kepada keluarga dan orang di sekitarnya. Apalagi orang yang mudik dari pusat kota seperti Jakarta dan sekitarnya, yang merupakan epicentrum kasus corona. Walaupun tidak menutup kemungkinan orang yang mudik itu tertular dari keluarga atau orang di kampung halamannya.

    “Sangat diyakini akan mengakibatkan terjadinya bahaya, bahaya dari kita yang membahayakan orang lain atau orang lain yang membahayakan diri kita,” imbuh Wapres mengingatkan.

    Oleh karena itu, Wapres meyakini bahwa mudik dapat meningkatkan penambahan kasus Covid-19 di Indonesia, karena meningkatnya penyebaran virus melalui pergerakan orang.

    “Buktinya di beberapa daerah yang tidak ada corona sekarang terjadi penyebaran karena adanya pergerakan [orang] dari pusat-pusat penyebaran corona, Jakarta dan sekitarnya ke kampung-kampung melalui orang-orang yang mudik kekampungnya masing masing,” papar Wapres.

    Di akhir tausiahnya Wapres mengajak masyarakat untuk bersilaturahmi melalui media online untuk masa saat ini. Kemudian setelah masa pandemi Covid-19 berlalu silaturahmi dapat di lakukan dengan bertemu fisik kembali.

    “Kita lakukan [silaturahmi] melalui media online, melalui handphone, bahkan juga secara fisik In Sya’a Allah, jika Allah menghilangkan musibah corona ini,” pungkasnya.

    Sumber 


    Berita Terkait

    Layanan Internet Cepat dan Merata untuk Masyarakat

    Jaringan BTS 4G diintegrasikan dengan operasional Satelit SATRIA-1 yang menjangkau seluruh wilayah Nusantara. Hal itu merupakan upaya pemeri Selengkapnya

    Serukan Pemilu Damai 2024, Kominfo Imbau Masyarakat Jadi Pemilih Cerdas

    Pemilu adalah pesta demokrasi, pesta kemeriahan, sehingga seyogyanya masayarakat Indonesia menjadi pemilih cerdas dengan menggunakan hak pil Selengkapnya

    Agar Keinginan Nonton Siaran TV Digital tak Tersandung Harga STB

    Pemerintah bentuk satuan tugas kecil untuk mengendalikan harga set top box (STB) agar tetap stabil dan terjangkau. Selengkapnya

    Literasi Digital Masyarakat Indonesia Membaik

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengukur indeks literasi digital nasional. Selain untuk mengetahui status literasi digital Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA