FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    11 06-2020

    1547

    Kominfo Tingkatkan Literasi Siapkan Masyarakat Hadapi Transformasi Digital

    Kategori Berita Kominfo | Yusuf

    Jakarta, Kominfo –  Kementerian Komunikasi dan Informatika menggalakkan literasi digital untuk mendorong percepatan transformasi digital. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika  Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan menyebutkan ada tiga pilar yang turut mendorong dalam melakukan percepatan transformasi digital di Indonesia, yaitu; infrastruktur, regulasi, dan ekosistem.

    “Pertama kita fokus ke masyarakat, lalu ekonomi dan selanjutnya pemerintahan,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam ASEAN CIO #6 Live Chat: Transforming ASEAN: Nation Digital Literacy Driving Towards Digital Prosperity, dari Jakarta, Kamis (11/06/2020).

    Menurut Dirjen Semuel  saat ini di Indonesia transformasi digital adalah keharusan. "Bahkan, Presiden Jokowi sudah menginstruksikan bagaimana untuk mempercepat dan selesai di tahun 2022 karena banyaknya permintaan dan masyarakat sudah sangat menantikan untuk norma baru atau yang kita sebut sebagai transisi digital. Sebelumnya, transformasi digital akan dirampungkan dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan hingga 2024. Namun, karena ada pandemi jadi dipercepat,” terangnya.

    Dalam percepatan transformasi digital, Dirjen Aptika mengakui bahwa ruang digital selain memberikan manfaat, tetapi juga dapat memberikan masalah contohnya hoaks. Menurut Dirjen Semuel  program edukasi dan penyiapan masyarakat agar dapat memasuki ranah digital lebih produktif perlu dikembangkan.   “Indonesia punya masalah besar di hoaks dan penipuan/scamming. Untuk itu, kami (Kominfo) punya program literasi digital,” tandasnya.

    Oleh karena itu, pelaksanaan literasi digital, menurut Dirjen Semuel, tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah karena saat ini Kementerian Kominfo memiliki program Gerakan Nasional Literasi Digital (Siberkreasi) dan sudah diikuti oleh 100 institusi dan komunitas tentang bagaimana menjalankan literasi digital di Indonesia. 

    Dirjen Semuel menguraikan program literasi digital memiliki subprogram, pertama stophoaks.id tentang bagaimana menghentikan penyebaran hoaks di ranah digital.

    “Kedua, kami memproduksi banyak publikasi tentang literasi digital, beberapa diantaranya tentang pola parenting di dunia digital. Kami memiliki lebih dari 100 literasi yang dipublikasi, dan kami mengedukasi para sukarelawan yang disebut pandu digital,” paparnya.

    Bahkan, agar gerakan itu kian lebih besar maka Kementerian Kominfo juga melibatkan sukarelawan dan berkolaborasi dengan influencer atau  komunitas, terutama dalam membuat konten yang bagus di ranah digital. 

    Kerangka Literasi Digital

    Dirjen Aptika menerangkan Kementerian Kominfo memiliki tiga framework atau kerangka kerja peningkatan dan pengembangan talenta digital.

    “Jadi, kami membaginya ke dalam 3 level yang meliputi; Basic Digital Skill yang memberikan ketrampilan dasar untuk masyarakat yang ditargetkan mencapai 50 juta user ke depannya, Intermediate Digital Skill, dan Advanced Digital Skill  yang memberikan beasiswa kepada advanced level talent/Digital Talent Scholarship,” tuturnya.

    Selain itu, Dirjen Semuel menjelaskan Kementerian Kominfo juga telah menyiapkan infrastruktur yang bisa menghubungkan masyarakat ke dunia digital serta regulasi sebagai payung pemanfaatan teknologi digital. 

    Mengenai literasi digital, Dirjen Aptika menekankan pada upaya membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan merubah tingkah laku ke perilaku digital higienis serta kebiasaan dan menambah ketrampilan digital, saat ini Indonesia memiliki payung hukum UU ITE dan sedang menyusun Rancangan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (PDP).

    “Jadi, tahun ini kami berencana menyelesaikan semua tapi karena pandemi jadi harus tertunda namun kami berusaha mempercepat karena kami butuh regulasi tersebut agar dapat memerikan payung untuk transformasi digital di Indonesia,” imbuhnya.

    Sedangkan pada sektor ekonomi digital, kata Dirjen Semuel, Kominfo memfasilitasi ide baru dan juga fokus kepada cara agar Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) ikut serta menjadi bagian dari perkembangan ekonomi digital.

    “Kami sudah membantu 10.000 UMKM dan mengikutsertakan mereka tapi kami masih memiliki UMKM yang belum ikut serta,”pungkas Dirjen Aptika.

    Sebagai penutup, kepada peserta Webinar, Dirjen Semuel menyampaikan, dalam pemerintahan (Kementerian Kominfo, red.) sudah mengembangkan sistem pemerintahan digital. Namun, Direktorat Jenderal Aptika masih fokus tentang bagaimana mengintegrasikan dan mengembangkan lagi, dan berencana memiliki superapp untuk masyarakat.

    “Jadi akan ada aplikasi yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi dengan layanan pemerintah. Inilah yang bisa kami sampaikan kepada kalian, fokus kami adalah tentang bagaimana menyiapkan masyarakat kita agar bisa merangkul dan menerima sistem digital sebagai bagian keseharian mereka,” tandasnya. (hm.ys)

    Berita Terkait

    Kominfo Tingkatkan Jangkauan Komunikasi Publik dengan Jaringan Media Center

    Dirjen Usman Kansong mengharapkan motivasi pemangku kepentingan akan meningkat untuk berkolaborasi dan sinergi dengan Direktorat Pengelolaan Selengkapnya

    Dukung Pemilu 2024 Inklusif, Kominfo Fasilitasi Sulih Bahasa Isyarat Debat Capres dan Cawapres

    Pemerintah memastikan setiap warga negara memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dalam pemilihan politik Pemilu 2024. Selengkapnya

    Sekjen Kominfo Serahkan Naskah Kerja Sama Transformasi Digital Indonesia - Singapura

    MoU Kerja Sama Transformasi Digital ini mencakup lingkup data, infrastruktur digital, talenta digital hingga startup digital Selengkapnya

    Menkominfo Ingatkan Masyarakat Hormati Perbedaan Pilihan Politik

    Menkominfo mengajak seluruh komponen bangsa untuk turut menjaga perdamaian dan persatuan bangsa, khususnya ketika beraktivitas di ruang digi Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA