FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    28 07-2020

    1230

    Presiden Dorong Siswa Perwira TNI-Polri Buat Terobosan

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Bogor, Kominfo - Presiden Joko Widodo mendorong para siswa perwira TNI-Polri untuk bekerja dengan cara-cara baru yang lebih cepat dan efisien, antara lain dengan melakukan terobosan-terobosan sehingga memotong cara kerja yang bertele-tele dan lamban. Presiden meyakini, ke depan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.

    Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Kegiatan Bersama Kejuangan (PKB Juang) Tahun Anggaran 2020 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/07/2020).

    “Berkali-kali saya sampaikan bahwa bukan negara besar mengalahkan negara kecil, kalau itu yang lalu iya, tetapi yang sekarang dan yang akan datang negara cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat. Artinya, yang cepat yang akan menang,” kata Presiden.

    Kepala Negara menjelaskan bahwa permasalahan tata kelola pemerintahan berada pada terlalu banyaknya peraturan yang membelenggu. Menurutnya, prosedur dan tahapan-tahapan yang terlalu banyak, serta birokrasi yang panjang acap kali menjebak kita sendiri sebagai yang membuat peraturan.

    “Inilah saya kira pekerjaan besar kita ke depan, termasuk di TNI dan Polri. Dan saudara-saudara nantinya akan berada di depan karena akan menjadi pimpinan-pimpinan di TNI dan Polri,” ujarnya.

    Untuk itu, Presiden mengajak para peserta yang terdiri atas siswa Sesko TNI, Sesko Angkatan, Sespimti dan Sespimmen Polri untuk berani memberikan nuansa baru dan pemikiran-pemikiran baru yang berbeda. Tak hanya itu, perwira TNI-Polri juga harus mampu menuntun dan menemukan cara-cara baru yang lebih cepat.

    “Memacu anak buah kita untuk menempuh jalan yang lebih cepat, yang smart shortcut, yang goal oriented, berorientasi pada hasil, yang hasilnya bisa kita lihat dan bisa kita kalkulasi,” imbuhnya.

    Cara kerja yang berorientasi pada hasil, cepat, dan efisien merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk memenangkan kompetisi dengan negara-negara lain. Apalagi saat berada dalam situasi yang sulit seperti saat ini di mana krisis kesehatan bersamaan dengan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

    “Kita ini harus, suasana seperti ini, kita harus berani mengubah channel dari channel ordinary yang biasa-biasa saja ke channel yang extra ordinarychannel yang luar biasa, baik itu kecepatan maupun cara-cara kerja kita,” jelasnya.

    Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengajak kepada para peserta Sesko TNI, Sesko Angkatan, Sespimti, dan Sespimmen Polri, untuk mengawal beberapa agenda yang mendesak dan penting bagi negara. Para perwira juga diminta untuk mengawal perubahan cara-cara kerja baru yang lebih cepat dan efisien.

    “Sekali lagi, kalau cara-cara ini bisa kita lakukan, saya meyakini kita akan bisa melewati masa yang sulit ini, masa yang tidak mudah ini, kemudian kita akan masuk kepada sebuah budaya baru kerja di dalam situasi yang normal yang kita harapkan nantinya tahun depan kita sudah berada pada posisi pulih ekonomi, vaksinnya sudah ketemu, dan bisa dilaksanakan vaksinasi secara massal kepada seluruh rakyat di negara kita,” tandasnya.

    Untuk diketahui, acara tersebut diikuti oleh peserta dari Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri.

    Dampak Pandemi pada Geopolitik

    Sementara itu, di bagian lain, Presiden Joko Widodo mengingatkan tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi global. Menurut Presiden, sejumlah lembaga internasional memprediksi situasi pertumbuhan ekonomi global saat ini masih sangat dinamis.

    Dunia saat ini tengah menghadapi sebuah masa yang sangat sulit di mana persoalan kesehatan berlangsung bersamaan dengan persoalan ekonomi. Setidaknya 215 negara, termasuk Indonesia, mengalami kontraksi dalam pertumbuhan ekonominya pada tahun ini akibat pandemi Covid-19.

    Empat bulan lalu, kata Presiden, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan berada di minus 2,5 persen. Sebulan setelahnya, Bank Dunia menyampaikan bahwa ekonomi global akan tumbuh pada posisi minus 5 persen. Tiga minggu yang lalu, giliran OECD yang menyampaikan bahwa ekonomi global akan terkontraksi pada minus 6 hingga 7,6 persen.

    “Saya enggak tahu apakah ini akan bergerak lebih buruk lagi karena memang situasinya sangat dinamis sekali. Begitu juga dengan prediksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara juga berubah-ubah,” kata Presiden.

    Selain itu, IMF juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di 3 besar setelah Tiongkok dan India. Ekonomi Tiongkok diprediksi masih tumbuh 1,5 persen, disusul India yang diprediksi akan tumbuh 1,2 persen, lalu Indonesia di posisi 0,5 persen.

    “Tetapi dengan perubahan-perubahan yang semakin buruk tadi, kita juga belum mendapatkan angka-angka yang paling akhir berapa posisi negara kita pertumbuhan ekonominya di tahun 2020,” imbuhnya.

    Prediksi kondisi ekonomi Indonesia tersebut masih jauh lebih baik dibanding beberapa negara lain. Presiden memerinci, Prancis diperkirakan minus 17,2 persen, Inggris diperkirakan akan minus 15,4 persen, Jerman diperkirakan akan minus 11,2 persen, dan Amerika diperkirakan akan minus 9,7 persen. Menurut Kepala Negara, hal tersebut akan berimbas pada situasi geopolitik global.

    “Apa yang ingin saya sampaikan dengan kondisi yang ada? Hati-hati ini sudah mengimbas kepada geopolitik global. Ini semuanya harus tahu, Laut China Selatan mulai memanas, China-Amerika semakin memanas,” jelasnya.

    “Oleh sebab itu, kita harus mengambil momentum, mengambil manfaat dari pandemi yang terjadi sekarang ini. Tentu saja kita akan terus berjuang menyelesaikan masalah Covid-19 dan juga masalah ekonomi yang terjadi di negara kita. Tetapi momentum ini harus kita ambil,” tambahnya.

    Seminar PKB Kejuangan diikuti oleh para perwira siswa TNI dan peserta didik Polri yang berasal dari Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri.

    Berita Terkait

    Presiden Gelar Griya Bersama Para Menteri di Istana Negara

    Acara gelar griya menjadi ajang untuk merenungkan nilai-nilai sosial, kebersamaan, dan harapan bagi bangsa Indonesia. Selengkapnya

    Presiden Berbuka Puasa Bersama dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju

    Ini merupakan buka puasa bersama yang digelar kembali di Istana setelah terakhir digelar pada tahun 2019 lalu. Selengkapnya

    Presiden Hadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2024

    Kepala Negara menyampaikan apresiasi terhadap seluruh insan pers di Tanah Air yang telah konsisten menemani masyarakat Indonesia dalam kehid Selengkapnya

    Presiden Apresiasi Peran GP Ansor Sebarkan Nilai Moderasi Beragama

    Kepala Negara juga menekankan persatuan dan keutuhan bangsa harus ditempatkan di atas segalanya. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA