FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    25 08-2020

    3773

    Cara Mengetahui Kejahatan SIM Swapping, Simak Tips dari BRTI

    Kategori Sorotan Media | meit001
    Komisioner BRTI I Ketut Prihadi Kresna - (Foto: Liputan6)

    "Kejahatan pertukaran SIM atau SIM Swapping ini bisa dilakukan apabila kita sudah melakukan registrasi untuk menggunakan layanan seluler dari (berbagai) operator seluler, di mana registrasi pelanggan seluler ini dilakukan dengan prosedur atau mekanisme yang diatur dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor 12 tahun 2016," kata I Ketut Prihadi Kresna dalam webinar ‘Mengenal dan Mencegah Tindak Kejahatan SIM Swap’ yang digelar Kementerian Kominfo, Senin (24 Agustus 2020).

    SIM Swapping yang bersifat penipuan dilakukan dengan berbagai mekanisme di masing-masing operator seluler. Misalnya dengan wajib datang ke gerai operator membawa KTP asli dan identitas pribadi lain yang dipersyaratkan oleh operator seluler. 

    Dalam hal ini, kata dia, data pribadi saat berada di gerai operator tidak boleh disebarluaskan dan harus dijaga. Jika data pribadi diumbar, bisa dimanfaatkan oleh penjahat untuk melakukan pertukaran terhadap SIM Card secara ilegal. 

    I Ketut Prihadi Kresna menekankan bahwa menjaga data pribadi tidak semudah menyebarkan data-data seperti mengumbarnya di berbagai platform digital atau media sosial.

    "Setelah penipu mendapatkan akses nomor ponsel kita dengan menukarkan SIM Card (saat mendatangi gerai operator), lalu mereka (penipu) bisa mengakses layanan apapun yang digunakan korban. Misalnya layanan perbankan, fintech, dan sebagainya."

    "Tak sampai disitu, penjahat tadi juga bisa mengganti password atau identitas untuk mengakses layanan tersebut. Mereka, para penipu itu, benar-benar memiliki kontrol penuh yang tersedia pada layanan yang dimiliki korban," ujarnya.

    Berikut tiga tips BRTI dalam mendeteksi kejahatan SIM Swap:

    1. Korban tidak dapat melakukan panggilan atau SMS. Ini bisa terjadi setelah penipu berhasil menonaktifkan kartu SIM korban, tapi tetap bisa menggunakan nomor telepon korbannya.

    2. Korban mendapatkan notifikasi bahwa ada aktivitas di tempat lain.

    3. Korban tidak dapat mengakses akun. Jika kredensial login seseorang tidak lagi berfungsi untuk akun-akun seperti rekening bank dan kartu kredit, kemungkinan besar akun tersebut telah diambil alih.

    "Segera hubungi bank Anda jika mengalami ketiga hal ini. Dan, segera hubungi operator untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi," tegas I Ketut.

    Berikut empat kiat mencegah SIM Swapping:

    1. Anda harus waspada terhadap email phishing atau cara lain penyerang untuk mengakses data pribadi. Data pribadi diperlukan penjahat/penipu untuk membantu mereka meyakinkan pihak bank atau operator ponsel bahwa mereka adalah Anda.

    2. Keamanan akun. Tingkatkan keamanan akun pada ponsel dengan password yang kuat dan unik serta pertanyaan dan jawaban (Q&A) yang kuat dimana hanya Anda saja yang mengetahuinya. Hindari hal yang simple untuk membuat password. Usahakan membuat kombinasi angka dan huruf, berapa jumlah angkanya harus dihitung dan jangan terlalu pendek.

    3. Jangan membuat otentikasi keamanan dan identitas hanya menggunakan nomor telepon. Menurut I Ketut, hal ini sangat dimungkinkan dengan menggunakan identitas lain selain nomor telepon.

    "Nanti kami dari regulator, Kominfo, BRTI, dan teman-teman dari OJK serta pihak BI juga perlu duduk bersama untuk membicarakan masalah (otentikasi keamanan nomor telepon) ini."

    4. Gunakan aplikasi otentikasi yang banyak tersedia seperti Google Authenticator. Aplikasi ini bakal menambah keamanan atau security dari otentikasi 2 faktor (2FA) yang telah digunakan.

    I Ketut mengatakan, kasus-kasus SIM Swapping sudah banyak terjadi di luar negeri. Di Inggris, misalnya, kerugiannya bisa mencapai 9,2 juta poundsterling atau 11,2 juta dolar AS pertahun.

    "Kemudian jumlahnya di 2019 meningkat dari 144 kasus ke 720 kasus SIM Swap fraud," ujarnya.

    Sementara data Europol memperingatkan bahwa kejahatan SIM Swapping di Eropa telah menelan kerugian 3,3 juta dolar AS yang diderita oleh pelanggan seluler. Salah satu penyebabnya karena mekanisme SIM Swap di Eropa banyak yang dilakukan tanpa perlu meminta pelanggan datang ke gerai operator. Misalnya cukup menelepon operator untuk melakukan pergantian kartu SIM.

    "Ada lagi yang disasar oleh SIM Hijacker atau SIM Swap ini adalah pengguna mata uang kripto yang kerugiannya besar. Bisa sampai 23,8 juta dolar AS," ujarnya.

     

    link: https://cyberthreat.id/read/8131/Cara-Mengetahui-Kejahatan-SIM-Swapping-Simak-Tips-dari-BRTI
    sumber: cyberthreat.id
    pewarta: Tenri Gobel

    Berita Terkait

    Kominfo Luncurkan Konten Edukasi soal Kejahatan SIM Swapping dan Pembajakan OTP

    Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia meluncurkan konten cerdas bertelekomunikasi yang diharapkan dapat mendidik dan mem Selengkapnya

    Upaya Pemerintah Pusat Turunkan Stunting, Tanggamus Jadi Prioritas

    Kasub Direktorat Informasi dan Komunikasi Sosial, Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementrian Kominfo Selengkapnya

    Bangun Kalimantan Ring untuk Telekomunikasi di Ibu Kota Baru

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyiapkan program baru untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di ibu kota negara (IK Selengkapnya

    Merdeka Sinyal Akan Terwujud, Dimulai dari Palapa Ring

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA