FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    12 11-2020

    4519

    3M dan 3T, Jurus Pemerintah Cegah Penyebaran Covid-19

    Kategori Berita Pemerintahan | Yusuf
    Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menggelar dialog produktif bertajuk Optimisme Masyarakat Terhadap 3T (Tracing, Testing, Treatment) yang disiarkan secara Live melalui akun youtube Lawan Covid19 ID, Jakarta, Kamis (12/11/2020).

    Jakarta, Kominfo - Pemerintah berupaya menangani pandemi Covid-19 dengan mempertimbangkan sisi kesehatan dan perekonomian secara bersamaan. Pendekatan protokol kesehatan tersebut, terbagi dalam dua kegiatan yakni 3M dan 3T. Untuk protokol kesehatan 3M ditujukan bagi aktivitas masyarakat, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Sedangkan satu lagi yakni 3T, testing, tracking, dan treatment ditujukan untuk aktivitas kegiatan pemerintah.  

    Penasihat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarinvest), Monica Nirmala mengatakan, penerapan 3M banyak membicarakan tentang peran sebagai individu. Sementara 3T berbicara mengenai bagaimana memberikan notifikasi atau pemberitahuan pada orang berada di sekitar agar masyarakat lebih waspada.

    “Jadi, memang ada satu proses yang tidak hanya melibatkan individu tapi juga orang yang lebih banyak,” tuturnya dalam Dialog Produktif bertema Optimisme Masyarakat terhadap 3T (Tracing, Testing, Treatment) yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dari Jakarta, Kamis (12/11/2020).

    Menurut Monica, penerapan praktik 3T sama pentingnya dengan penerapan perilaku 3M. Ia mengungkapkan, kedua hal tersebut sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Hanya saja, kata dia, penerapan praktik 3T masih perlu ditingkatkan pemahamannya di masyarakat, mengingat masyarakat lebih mengenal 3M yang kampanyenya dilakukan terlebih dahulu dan gencar.

    monica kpc pen.jpeg

     

    Lebih lanjut, Monica menilai, pemeriksaan dini menjadi penting agar bisa mendapatkan perawatan dengan cepat. Tak hanya itu, dengan mengetahui lebih cepat, kita bisa menghindari potensi penularan ke orang lain. Kemudian, pelacakan dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19.

    Setelah diidentifikasi oleh petugas kesehatan, lanjutnya, kontak erat pasien harus melakukan isolasi atau mendapatkan perawatan lebih intensif.

    “Seandainya ketika dilacak si kontak erat menunjukkan gejala, maka perlu dilakukan tes, kembali ke praktik pertama (testing). Kemudian, perawatan akan dilakukan apabila seseorang positif COVID-19. J),” ujarnya.

    Monica menambahkan, jika ditemukan tidak ada gejala, maka orang tersebut harus melakukan isolasi mandiri di fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah. Sebaliknya, jika orang tersebut menunjukkan gejala, maka para petugas kesehatan akan memberikan perawatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk pemerintah.

    Hingga saat ini, Monica mencatat ada tiga indikator yang menjadi standarisasi pemeriksaan Covid-19 yakni, jumlah spesimen, kecepatan hasil pemeriksaan, dan rasio positif.

    “Di Indonesia angka testing rata-rata mencapai 24.000-34.000 orang per hari”, jelas Monica.

    Dari segi kapasitas laboratorium yang dimiliki Indonesia sangat memadai untuk melakukan pemeriksaan sesuai standar WHO. Kapasitas tes di laboratorium hampir 80.000. Kendalanya justru pada individu, ketika seseorang menunjukkan gejala COVID-19, kontak eratnya takut untuk memeriksakan diri (testing).

    “Setiap orang harus mengambil peranan untuk memutus rantai dengan berpartisipasi kooperatif menerapkan 3M dan 3T,” papar Monica.

    Menurut Monica, ada beberapa strategi yang dilaksanakan pemerintah untuk memperkuat upaya perubahan perilaku di masyarakat yakni, kampanye 3M, sedangkan 3T dengan melakukan deteksi awal penyebaran Covid-19 dengan testing dan tracing yang tepat sasaran, sementara untuk treatment pemerintah memperkuat manajemen perawatan pada pasien yang terpapar virus corona.

    “3M dan 3T sama pentingnya dan satu kesatuan, kita berupaya memutus mata rantai penularan COVID-19 dengan kita melindungi diri dan melindungi sesame,” sambungnya.

    Stigma Masyarakat

    Sementara itu, Managing Director IPSOS Indonesia, Soeprapto Tan mengemukakan masih terdapat 29 persen masyarakat yang tidak paham mengenai 3T. Sebaliknya, 99 persen masyarakat mengaku paham terhadap 3M. Artinya, berdasarkan data tersebut, menurutnya masih ada masyarakat yang menganggap perilaku 3M dan 3T menjadi dua hal yang terpisah.

    “Padahal kenyataannya justru kedua hal tersebut diakuinya merupakan satu paket dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. Kampanye 3M di awal-awal sangat kencang sekali dan terus berjalan sampai sekarang. Jika 3M tidak berjalan, maka 3T pasti akan lebih parah. Sekarang 3M sudah berjalan, saatnya kita mulai membicarakan 3T,” ucapnya.

    soeprapto kpc pen.jpeg

     

    Selanjutnya, Soeprapto menyatakan, salah satu faktor yang menghambat kampanye 3T adalah ketakutan atas stigma masyarakat.  Untuk itu, ia menilai pemerintah perlu menghimbau masyarakat agar tidak mengucilkan pasien positif Covid-19, namun memberikan dukungan dan keprihatinan agar stigma negatif di mata publik bisa menghilang.

    Meski demikian, jika vaksin Covid-19 nantinya sudah ditemukan dan bisa didistribusikan, perilaku 3M dan 3T harus tetap dijalankan.

    “Kalau misalkan mendapatkan vaksin Mei atau Juni (2021), kebiasan terhadap 3M dan 3T harus tetap kita jalankan sampai pemerintah benar-benar memberikan informasi bahwa Covid-19 sudah tidak ada”, kata Soeprapto.

    Sebagai penutup, Soeprapto mengatakan saat ini 3M menjadi satu-satunya cara “vaksin” yang paling ampuh guna memutus mata rantai penyebaran virus corona.

    “Jadi kita harus konsisten dan jangan lengah untuk melakukan 3M. Bersamaan dengan itu kita semua serta masyarakat harus mendukung pelaksanaan 3T, terutama dalam hal testing. Karena apabila masyarakat tidak mau melakukan testing, maka tracing tidak akan terjadi”, tutup Soeprapto. (hm.ys)

    Berita Terkait

    Pemerintah Siapkan Pemindahan ASN Hingga Digitalisasi di IKN

    Penerapan smart city di IKN menjadi kesempatan yang tepat untuk mengakselerasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Selengkapnya

    Pemerintah Matangkan Persiapan Mudik Hari Raya Idul Fitri 1445 H

    Selain aspek infrastruktur moda transportasi, sarana prasarana pelabuhan dan jalan, pemerintah juga menyediakan sarana prasarana kesehatan d Selengkapnya

    Pemerintah Siapkan Desa Wisata Topang Pembangunan di IKN

    Sektor pariwisata di IKN mempunya prospek cerah untuk terus berkembang karena turut ditopang oleh daerah-daerah sekitar yang telah mapan sep Selengkapnya

    Lewat Digitalisasi, Pemerintah Perkuat Pengawasan dan Berantas Korupsi

    Menteri Anas menyampaikan bahwa tidak ada cara yang lebih cepat untuk melipatgandakan pencapaian sebuah negara dan mendorong pelayanan masya Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA