FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    30 11-2020

    1478

    Pemerintah Pastikan Kesiapan Vaksinasi di Indonesia Dijamin Aman dan Sesuai Standar

    Kategori Berita Pemerintahan | Yusuf
    Vaksinolog, Dirga Sakti Rambe (kanan) dalam dialog produktif Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bertajuk “Setelah Vaksin Datang, Apa yang Perlu Disiapkan?” yang disiarkan secara Live melalui akun youtube Lawan Covid19 ID, Jakarta, Senin (30/11/2020).

    Jakarta, Kominfo - Persiapan Vaksinasi Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah sudah mencapai titik pematangan akhir. Berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari meninjau langsung fasilitas produksi vaksin di Tiongkok, melakukan uji klinik fase III di kota Bandung terhadap 1.620 relawan, hingga menyiapkan sistem satu data terintegrasi, guna memastikan kelancaran dan ketepatan sasaran vaksinasi nantinya.

    Hal itu disampaikan oleh Vaksinolog Dirga Sakti Rambe dalam acara Dialog Produktif bertema “Setelah Vaksin Datang, Apa yang Perlu Disiapkan?”, yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (30/11/2020).

    “Program vaksinasi yang direncanakan pemerintah memang memerlukan persiapan matang. Namun, berbagai persiapan yang dibutuhkan, sudah dilakukan dan semua itu guna memastikan kelancaran dan ketepatan sasaran vaksinasi nantinya,” ujarnya.

    Menurut Dirga, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, dan vaksinator untuk mempersiapkan program vaksinasi. Namun di sisi lain, Dirga menekankan agar masyarakat juga harus mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan saat vaksin datang.

    “Yang pertama perlu diketahui adalah, vaksin itu produk biologis yang sangat rentan pada perubahan suhu. Oleh karena itu umumnya perlu disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus dijaga dari pabrik sampai ke puskesmas. Ini yang disebut cold chain (rantai dingin),” jelasnya.

    Kedua, menurut Dirga, Indonesia memiliki BUMN farmasi (Bio Farma) yang terpercaya untuk mendukung cold chain tersebut. Bio Farma sendiri, kata Dirga, telah memproduksi vaksin untuk diekspor ke 106 negara lebih, dan sudah diakui WHO. Sedangkan untuk proses distribusi vaksin di Indonesia, dari Aceh hingga Papua sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, sampai ke pelosok negeri. Sementara itu, menyoal program vaksinasi yang selama ini lebih dikenal juga dengan istilah program imunisasi, ia menyatakan Indonesia tak hanya sekali-dua kali saja melaksanakannya program vaksinasi.

    “Kelengkapannya juga sudah memenuhi standar. Misalnya cold box, itu sudah tersedia semua di Indonesia,” kata Dirga.

    Imbau Masyarakat Disiplin Terapkan 3M

    Terkait teknis vaksinasi Covid-19, Dirga mengingatkan kembali bahwa masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya, adalah orang dalam kondisi sehat. Untuk vaksin Covid-19 sendiri, sementara ini hanya akan diberikan kepada orang dewasa dengan rentang usia 18-59 tahun.

    “Nantinya, dokter atau tenaga kesehatan yang menjadi petugas, pasti akan melakukan pemeriksaan (screening) sebelum diberikan vaksin. Yang penting pada hari tersebut kita merasa sehat secara umum,” kata Dirga.

    Dirga menambahkan, masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), karena biasanya berdampak ringan dan segera sembuh dalam waktu satu sampai dua hari.

    “Yang perlu masyarakat ketahui, manfaat vaksinasi itu jauh lebih besar dari efek sampingnya. KIPI itu mayoritas bersifat ringan seperti bengkak kemerahan di bekas suntikan, kemudian ada demam sebagai tanda vaksinnya bekerja,” ujarnya.

    Di tengah optimisme seperti itu, Dirga tetap mengingatkan masyarakat bahwa vaksin tidak seketika memusnahkan pandemi, karena ada proses distribusi yang panjang, belum lagi jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 260 juta jiwa. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak mengendorkan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman).

    Dalam diskusi itu, Dirga juga menegaskan agar masyarakat mampu menyaring dan memastikan informasi yang benar terkait vaksin sebelum menyebarkannya. Informasi yang benar dan terpercaya, m,emurutnya bisa memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat dan mengurangi keresahan dan keraguan yang timbul dari penyebaran informasi hoaks terkait vaksin.

     “Karena sekarang banyak sekali informasi yang tidak benar. Kedua, vaksin apapun yang sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sudah dipastikan efektivitas dan keamanannya,” tandasnya. (hm.ys)

    Berita Terkait

    Pemerintah Hormati Putusan MK Soal Pilpres yang Final dan Mengikat

    Presiden menyatakan bahwa pemerintah akan mendukung proses transisi dari pemerintah saat ini kepada pemerintah yang akan datang. Selengkapnya

    Presiden Tinjau Arus Mudik Lebaran di Stasiun Pasar Senen

    Dalam kunjungannya, Presiden melihat secara langsung kesiapan infrastruktur serta manajemen pelaksanaan mudik yang terpantau baik. Selengkapnya

    Presiden Lepas Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan

    Bantuan yang dikirimkan tersebut, kata Presiden, bernilai kurang lebih Rp30 miliar berupa obat-obatan dan peralatan-peralatan kesehatan dan Selengkapnya

    Presiden Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia

    Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA