FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    15 06-2021

    2406

    Presiden Ajak Kolaborasi Wujudkan Indonesia Maju ber-SDM Unggul

    Kategori Berita Pemerintahan | srii003

    Jakarta, Kominfo - Presiden Joko Widodo mengajak sekaligus menantikan kontribusi seluruh pihak untuk bersama membangun dan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul. Kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan gerakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang menjadi agenda pemerintah untuk mempercepat penyiapan talenta unggulan Indonesia.

    “Ini merupakan strategi talent boosting yang harus didukung. Program ini membutuhkan kolaborasi dari kita semua, baik kampus, mahasiswa, industri, maupun semuanya. Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk membuka diri, untuk mau berkolaborasi,” ujarnya dalam perbincangan mengenai Kampus Merdeka yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/06/2021).

    Salah satu hal yang tak boleh terlewatkan ialah mengenai kecepatan eksekusi program. Salah satunya ialah kajian dan penyesuaian kurikulum di perguruan tinggi yang harus dilakukan dengan cepat agar dapat beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kini berkembang begitu pesat.

    Selain itu, pengembangan program pendidikan di dunia industri juga harus diprioritaskan yang diikuti dengan pengembangan serta dukungan ekosistem nasional yang juga harus dilakukan pembenahan.

    “Ini bukan hanya pekerjaan Mas Menteri, Mendikbudristek. Ini pekerjaan kita semua, terutama di jajaran pemerintahan, industri, pimpinan kampus, dan semuanya kalau kita mau membangun negara kita ini menuju sebuah Indonesia Maju,” tandas Presiden.

    Urgensi Perubahan Pola Pikir

    Presiden Joko Widodo menjelaskan perlunya perubahan pola pikir dalam mendukung transformasi sistem pendidikan tinggi Indonesia. Agar dapat melakukan transformasi untuk menghadapi perubahan global, maka diperlukan cara-cara dan pemahaman baru yang harus diwujudkan untuk melahirkan sumber daya manusia unggul di masa mendatang.

    “Ada beberapa hal. Pertama, iptek terbaru itu ada di mana-mana. Bukan hanya di kampus, tetapi juga di industri. Kearifan itu bukan hanya di kampus, tetapi juga ada di masyarakat,” ujarnya.

    Maka, mahasiswa harus diberikan kesempatan untuk berguru kepada siapa saja, bukan hanya kepada dosen, tapi juga dapat dilakukan di lingkungan industri dan masyarakat.

    Selain itu, bahan ajar para mahasiswa juga bukan hanya berasal dari buku, tetapi juga praktik di lapangan.

    “Karya mahasiswa itu bukan hanya karya akademik, tetapi juga karya-karya berupa teknologi solutif bagi masyarakat dan karya kewirausahaan sosial yang memecahkan masalah sosial,” ucap Presiden.

    Pembentukan pola pikir tersebut tentunya memerlukan dukungan berbagai pihak. Perguruan tinggi misalnya, yang harus memberi kesempatan para mahasiswa untuk belajar dari siapa saja, mengenai apa saja, sehingga diperlukan cukup banyak porsi pembelajaran yang dilakukan di luar lingkungan kampus.

    Kalangan industri juga dapat mengambil peran dengan lebih membuka diri untuk menerima mahasiswa magang. Selain itu, industri juga dapat untuk mulai mengenalkan diri ke lingkungan kampus dengan turut terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dan riset bersama dosen serta mahasiswa.

    “Mahasiswa juga harus lebih aktif mencari sumber pembelajaran baru di luar kampus, belajar apa saja, kepada siapa saja. Dengan perkembangan teknologi digital sekarang ini, hal tersebut lebih mudah dilakukan,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara sekaligus meminta kepada jajaran kabinet dan pemerintah daerah untuk mengembangkan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh pemerintah.

    “Dengan ekosistem yang baik akan muncul antusiasme semua pihak yang saya harapkan bisa berkelanjutan dan terus meningkat,” tandasnya.

    Perbincangan mengenai Kampus Merdeka dihadiri oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Ketua Forum Rektor Indonesia Profesor Arif Satria, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, Direktur Utama Tokopedia William Tanuwidjaja, dan sejumlah perwakilan mahasiswa.

    Berita Terkait

    Presiden Tinjau Arus Mudik Lebaran di Stasiun Pasar Senen

    Dalam kunjungannya, Presiden melihat secara langsung kesiapan infrastruktur serta manajemen pelaksanaan mudik yang terpantau baik. Selengkapnya

    BMKG Dorong Langkah Kolaboratif Atasi Perubahan Iklim di World Water Forum 2024

    Data dan informasi yang diberikan BMKG diharapkan berdampak tidak hanya dalam sebuah kebijakan namun juga pemahaman bagi seluruh masyarakat Selengkapnya

    Kolaborasi untuk Akselerasi Indonesia Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi

    Visi Indonesia Emas 2045 tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, dimana Indonesia perlu mengubah pende Selengkapnya

    Presiden Berbuka Puasa Bersama dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju

    Ini merupakan buka puasa bersama yang digelar kembali di Istana setelah terakhir digelar pada tahun 2019 lalu. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA