FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    10 11-2021

    2568

    Bertemu PM Malaysia, Presiden Dorong Penyelesaian MoU Perlindungan TKI dan Negosiasi Batas Negara

    Kategori Berita Pemerintahan | srii003

    Bogor, Kominfo - Presiden Joko Widodo membahas sejumlah isu bilateral maupun kawasan saat menerima lawatan Perdana Menteri ke-19 Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri bin Yaakob di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/11/2021). Menurut Presiden, sebagai negara tetangga dekat dan bangsa serumpun Indonesia dan Malaysia harus memperkuat kerja sama berdasarkan prinsip yang saling menghormati dan saling menguntungkan.

    “Dalam pertemuan pertama kami, kita berbicara sangat terbuka dan bersahabat,” ujar Presiden Joko Widodo saat memberikan pernyataan pers bersama PM Ismail Sabri di Ruang Teratai, Istana Kepresidenan Bogor.

    Sejumlah isu yang dibahas dalam pertemuan yaitu pertama mengenai pentingnya kerja sama perlindungan warga negara Indonesia yang berada di Malaysia. Dalam keterangan tambahan kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa Presiden selalu menjadikan isu pelindungan WNI sebagai prioritas.

    Dalam kaitan inilah, Presiden mendorong agar Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) perlindungan tenaga kerja domestik Indonesia dapat segera diselesaikan.

    “Kemudian juga mengenai izin community learning center di Semenanjung (Malaysia) juga bisa diberikan izinnya sesuai prinsip hak pendidikan bagi semuanya,” lanjutnya.

    Kedua, Presiden ingin agar kedua negara segera menyelesaikan negosiasi batas negara, baik batas darat maupun batas laut. Menurut Presiden, negosiasi terkait hal tersebut sudah cukup lama berlangsung.

    “Kita berharap dalam waktu yang sesingkat-singkatnya masalah ini bisa segera diselesaikan,” imbuhnya.

    Ketiga, kedua pemimpin juga membahas hal terkait dengan pemulihan ekonomi pascapandemi. Presiden menyambut baik kenaikan angka perdagangan sebanyak 49 persen pada Januari-Agustus 2021, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Guna mendukung upaya pemulihan ekonomi, tadi kita juga sudah sepakat untuk dibuat Travel Corridor Arrangement (TCA) yang secara bertahap nanti akan kita membukanya satu per satu,” jelasnya.

    Menlu Retno menambahkan bahwa tim negosiasi TCA akan segera melakukan perundingan. Menurut rencana, pada tahap pertama, TCA yang akan dibahas akan mencakup pelaku perjalanan diplomatik, dinas, dan bisnis esensial. Perundingan juga menurut rencana akan memasukkan isu saling pengakuan sertifikat vaksin dan inter-operabilitas aplikasi pelindungan yang digunakan masing-masing negara.

    Selain isu-isu bilateral, Presiden Joko Widodo dan PM Ismail Sabri juga membahas sejumlah isu kawasan, antara lain soal situasi di Myanmar dan Laut China Selatan.

    Sementara itu, PM Ismail Sabri dalam keterangannya mengatakan bahwa pihaknya menjamin kesejahteraan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia akan dijaga sebaik mungkin. Pihaknya melalui Kementerian Sumber Manusia (seperti Kementerian Tenaga Kerja di Indonesia) juga membuka layanan aduan secara langsung dari para TKI yang tidak puas dengan majikan mereka, seperti masalah keterlambatan gaji.

    “Mereka dapat terus mengajukan pengaduan langsung ke Kementerian Sumber Manusia. Hal ini untuk memberikan perlindungan kepada karyawan yang mungkin disalahgunakan dengan masalah gaji dan hal-hal lain yang belum bisa mereka keluhkan kepada siapa pun,” ujar PM Ismail Sabri.

    Terkait penerapan koridor perjalanan antara kedua negara melalui Travel Corridor Arrangement (TCA), PM Malaysia telah bersepakat dengan Presiden untuk meminta menteri terkait melihat lebih detail mengenai hal tersebut.

    “Insyaallah jika dipercepat untuk detailnya, sebelumnya kita sudah sepakat akan membuat pernyataan bersama untuk mengumumkan pembukaan perbatasan antara Malaysia dan Indonesia,” tambahnya.

    Kunjungan Resmi

    PM Ismail Sabri tiba di Istana Bogor sekitar pukul 12.30 WIB dan langsung disambut oleh Presiden Joko Widodo. Prosesi penyambutan kemudian dilanjutkan dengan upacara penyambutan resmi dengan diperdengarkannya lagu kebangsaan kedua negara dan diiringi dentuman meriam sebanyak 19 kali.

    Setelah dentuman meriam selesai, kedua pemimpin kemudian melakukan inspeksi pasukan kehormatan. Sejumlah penyesuaian dalam upacara penyambutan juga dilakukan karena situasi pandemi Covid-19, antara lain jumlah pasukan kehormatan yang terbatas dan pengaturan jarak yang lebih renggang.

    Kedua pemimpin selanjutnya memperkenalkan delegasi dari masing-masing negara yang turut hadir mengikuti upacara. Delegasi Indonesia yang hadir yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.

    Sementara itu, delegasi Malaysia yang hadir ialah Menteri Luar Negeri Saifuddin Abdullah, Menteri Keuangan Zafrul Tengku Abdul Aziz, Anggota Parlemen Tajuddin Abdul Rahman, dan Deputi Sekretaris Jenderal Amran Mohammed Zin.

    Setelah saling mengenalkan delegasi masing-masing, Presiden Jokowi kemudian mengajak PM Ismail Sabri untuk berfoto bersama dan menandatangani buku tamu kenegaraan di Ruang Teratai, Istana Bogor.

    Setelah itu, Presiden Jokowi dan PM Ismail Sabri melakukan perbincangan di veranda Istana Bogor dan dilanjutkan dengan menyaksikan pertukaran dua Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua negara yang sebelumnya telah ditandatangani, yaitu:

    1. MoU antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia tentang Kerja Sama di Bidang Pendidikan yang ditandatangai oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dengan Menteri Luar Negeri Malaysia; dan
    2. MoU antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia tentang Kerja Sama dan Bantuan Administrasi Timbal Balik di Bidang Kepabeanan yang ditandatangai oleh Menteri Keuangan RI dan Menteri Keuangan Malaysia.

    Kedua pemimpin kemudian melakukan pernyataan pers bersama di Ruang Teratai. Rangkaian penyambutan resmi ini kemudian diakhiri dengan jamuan santap siang dari Presiden Joko Widodo di Ruang Garuda.

    Dalam pernyataannya, Presiden Joko Widodo merasa terhormat atas kunjungan luar negeri pertama Perdana Menteri ke-9 Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri bin Yaakob. “Sebagai negara tetangga dekat dan bangsa serumpun kita harus memperkuat kerja sama berdasarkan prinsip yang saling menghormati dan saling menguntungkan,” ujar Presiden.

    Sementara itu, PM Ismail Sabri juga menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih karena kesediaan Presiden Joko Widodo menerima lawatan ke luar negeri pertamanya sejak menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.

    “Saya merasa sangat gembira dengan sambutan begitu mesra yang diberikan oleh Bapak Presiden dan pemerintah Indonesia kepada saya dan delegasi dan aturan lawatan adalah cukup baik walaupun dalam suasana normal baru pandemi Covid-19,” ungkap PM Malaysia.

    Berita Terkait

    Bertemu Tony Blair, Presiden Bahas Investasi Energi dan Percepatan Transformasi Digital

    Dalam keterangannya selepas pertemuan, Menteri Investasi menyebut bahwa pertemuan bersama Tony Blair menghasilkan beberapa kesepakatan penti Selengkapnya

    Presiden Berbuka Puasa Bersama dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju

    Ini merupakan buka puasa bersama yang digelar kembali di Istana setelah terakhir digelar pada tahun 2019 lalu. Selengkapnya

    Presiden Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia

    Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya

    Gelar Safer Internet Day, Pemerintah Dorong Perlindungan Anak di Ranah Digital

    emenko PMK mengajak seluruh kementerian dan lembaga terkait, institusi swasta, relawan, hingga pembina dan pengasuh anak-anak. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA