FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    03 08-2015

    2621

    Manfaatkan TI dengan Benar

    Kategori Sorotan Media | sorotan.media

    Manfaatkan TI dengan Benar TAK BISA dipungkiri banyak juga orang tua belum memahami tentang alat-alat reproduksi, kesehatan reproduksi (kespro), maupun fungsi reproduksi hingga persoalan seks. 

     

    Akibatnya banyak orang tua gamang ketika harus menjelaskan kepada anaknya persoalan seks. Padahal, dengan perkembangan teknologi informasi (TI) yang begitu cepat, orang tua sebenarnya bisa memanfaatkan gadget untuk mencari informasi seputar seks yang diinginkan. 

     

    Sementara berbagai informasi yang bisa diakses lewat jaringan internet oleh setiap orang, sangat memungkinkan bagi sebagian besar anak dan remaja untuk memanfaatkannya sebagai media penolong dalam memenuhi rasa keingintahuannya mengenai seks. Padahal, tidak semua informasi di internet merupakan informasi yang tepat untuk dikonsumsi anak dan remaja yang masih rentan karena tidak ada filtrasi dari diri mereka sendiri untuk memilah informasi. 

     

    Oleh karena itu, orang tua juga harus bijak memanfaatkan TI atau memberikan akses internet kepada anak untuk belajar tentang pendidikan seks yang benar. Pengamat TI dari Universitas Sumatera Utara (USU), Syafri Lubis mengatakan, bicara tentang teknologi pada intinya tentu berhubungan dengan internet, apakah orang tua memiliki smartphone, mobilephone, tablet, maupun Personal Computer(PC) yang menggunakan fasilitas internet dan lainnya. Secara teknologi, orang tua tentunya bisa memperoleh beragam informasi tentang situs-situs keluarga di internet. 

     

    Bahkan, orang tua juga dapat memberikan ruang kepada anak untuk mengakses informasi seputar seks yang benar dengan melakukan proteksi terhadap situs-situs yang memberikan informasi seputar seks yang tidak benar kepada anak di rumah. Menurut dia, orang tua bisa mempertanyakan kepada Internet Service Provider(ISP) mengenai situssitus tertentu yang memberikan informasi seks yang tidak benar sehingga dapat dibatasi. Orang tua juga dapat melihat situs mana saja yang sering dibuka oleh anaknya. 

     

    Jika situs itu memberikan informasi yang tidak benar, harusnya orang tua bisa langsung membatasi dengan mengeceknya melalui providerinternet yang digunakan. Namun yang masih sulit saat ini pengendalian penggunaan internet di ruang publik karena banyak anak dan remaja bisa membuka internet di kafe-kafe dengan memanfaatkan fasilitas wifi. “Penggunaan ini tentu kita tidak tahu apakah ada dibatasi untuk situs tertentu atau tidak. Hal ini membutuhkan peran dari Kementerian Komunikasi dan Informatika,” tuturnya. 

     

    Begitu juga menurutnya dengan penggunaan TV Kabel, bisa dibatasi dengan membuat login password terhadap tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak di bawah umur. Jadi, hanya orang tua yang boleh melihatnya. Sisi lainnya yang masih sulit diawasi kata Syafri adalah penggunaan media sosial seperti Twitter, Facebook, juga Instagram. Sebab di media sosial, anak ataupun remaja bisa berhubungan langsung dengan orang lain sehingga sulit untuk membatasinya. 

     

    “Di China, pemerintahnya membuat akses jejaring sosial dan akses emailsendiri sehingga pemerintah bisa mengawasi konten di media sosial. Jadi pemerintah bisa membatasi misalnya anak berusia 17 tahun ke atas yang bisa memiliki akses media sosial seperti Facebook,“ tuturnya.

     

    Kasubbid Analis Dampak Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Sumut, Anthoni menjelaskan TI sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan orang tua dalam mendalami pengetahuan akan pendidikan seks anak sejak dini sehingga bisa memberikan informasi yang benar tentang pendidikan seks. “Namun harus diwaspadai juga situssitus yang menyesatkan jika mencari melalui internet. Harus mencari dari situs yang benar-benar terpercaya sehingga informasi benar-benar bermanfaat,” tutur Anthoni. 

     

    Psikiatri RSUP H Adam Malik Medan, Elmeida Effendy menuturkan, pengetahuan cara memberi informasi tentang seks sangat penting diketahui orang tua. Melalui perkembangan TI saat ini, orang tua bisa mengetahui cara memberikan informasi yang tidak vulgar dan tidak berlebihan. Ini dimulai dengan menanamkan norma-norma kesusilaan dan agama pada anak. 

     

    “Melalui media TI, orang tua bisa memberitahukan sejak kecil bahwa anak laki-laki dan perempuan berbeda. Kalau ke toilet, perempuan harus masuk toilet perempuan dan laki-laki ke toilet laki-laki,” katanya. Selain itu, dampingi anak-anak saat menonton televisi, terutama jika ada adegan kekerasan atau adegan seksual yang tidak pantas untuk umurnya. 

     

    “Memang dengan perkembangan TI, orang tua semakin sulit untuk menjaga anak-anak. Namun, ini harus diusahakan dalam memberikan informasi yang benar,” pungkasnya. 

     

    Sumber: http://www.koran-sindo.com/read/1028513/151/manfaatkan-ti-dengan-benar-1438487486

    Berita Terkait

    Kominfo awali Natal dengan aksi sosial

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengawali perayaan Natal tahun ini dengan menggelar aksi sosial, sekaligus untuk mengura Selengkapnya

    Kominfo targetkan 12 ribuan desa dapat 4G

    Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan lebih dari 12.000 desa di Indonesia dapat tersambung ke jaringan 4G hingga dua tahun mend Selengkapnya

    Kemenkominfo: Meriahkan HUT Ke-75 RI dengan taat protokol kesehatan

    Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Rosarita Niken Widiastuti mengajak seluruh masyarakat ikut memeria Selengkapnya

    Kominfo perkuat kerjasama dengan YouTube lawan hoaks

    Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus memperkuat kerjasamanya dengan YouTube menangani konten hoaks. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA