FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    18 02-2016

    9257

    Kondisi dan Harapan Bisnis Startup di Indonesia

    Kategori Sorotan Media | Okta

    Jakarta, Selular.ID – Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat pada acara US-ASEAN Summit, Presiden Jokowi meminta kepada pemuda-pemudi asal Indonesia yang berada di luar negeri, khususnya Amerika Serikat agar pulang dan mengembangkan usaha di Tanah Air. “Saya ingin ada 1000 technopreneurs dan developers,” kata Presiden. Tapi sebenarnya seperti apa kondisi bisnis digital di Indonesia, terutama terkait booming Startup ?

    Tahun 2015 menjadi tahun pembuktian startup-startup Indonesia di mata dunia. Paling tidak sekitar 62 Startup bangsa dari berbagai industri menerima kucuran dana dari investor dalam dan luar negeri. Hal ini tak hanya mewarnai percaya diri bangsa dalam berkarya di teknologi, tapi juga mengundang tanda tanya bagi para pengamat teknologi: Apakah Indonesia akan menjadi pusat teknologi utama di ASEAN?.

    Sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN, anggota G20 dan juga potensi pertumbuhan kelas menengah yang kerap tumbuh, Indonesia menjadi salah satu negara dari 8 negara berkembang yang dinilai berpotensi untuk terus maju. Jika berdiskusi mengenai penetrasi internet dan smartphones atau jam yang dihabiskan bangsa ini untuk mengkonsumsi teknologi, Indonesia tak dapat dipungkiri menjadi salah satu potensi terpendam bagi dunia.

    Di tahun2015,Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) mendukung dengan menargetkan untuk menciptakan 1.000 tech nopreneurs dalam jangka waktu lima tahun ke depan, menjadikan valuasi ekonomi digital sebagai alat pendorong PDB hingga 22 persen hingga tahun 2020. Kini wajah Indonesia makin tampak walaupun polemik bangsa dan kondisi regulasi mengoyang keinginan investor untuk tapakkan kaki di tanah pribumi. Pembangunan pusat teknologi utama di ASEAN kini didukung oleh berbagai pihak, baik investor, venture capital, pemerintah dan juga pasar lokal.

    Startup-startup di Indonesia kini kian menjamur. Ada kalanya startup meniru model bisnis yang sudah terbukti sukses di pasar lain, ada pula yang membangun ide dari permasalahan yang ada di sekitar kita. Tak sedikit dari startup lokal yang sudah punya blueprint untuk membuka cabang ke negara tetangga. Selainitu, tak sedikit pula startup asing yang mempercayakan teknologiback-end dan pembangunan perangkat lunaknya kepada insinyur lokal. Sayangnya terkadang kepemimpinan pemuda di teknologi belum setajam pesaing luar, mereka kerap tak ambil risiko seperti enggan mengumumkan pendanaan karena tak ingin munculnya persaingan.

    Dengan segala tantangan dan oportunitas yang ada di hadapan Indonesia, membangun ekosistem teknologi di negara dengan infrastruktur yang masih berkembang tidaklah mudah.Walaupun bangkitnya potensi masyarakat di bidang teknologi di Indonesia diramalkan terus akan meningkat, performa logistik di Indonesia masih berada di belakang negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Bahkan negara Indonesia menduduki rangking ke 53 dalam indeks performa logistic Bank Dunia pada tahun 2014. Perkembangane-commerce sekiranya didukung pembangunan sarana dan pra sarana transportasi sehingga memungkinkan arus produk dan jasa para startup terjangkau bagi masyarakat Indonesia seluruh nusantara, juga negara ASEAN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi regional tersebut.

    Perkembangan ini juga diwarnai berbagai kontroversi dari bisnis konvesional, tantangan mengenai regulasi dan penerimaan masyarakat yang belum seimbang. Sebagai contoh, dengan menjamurnya GrabTaxi dan Go-Jek, Saham Blue Bird dan Taksi Express menjadi tertekan. Cukup jelas bahwa ada gap dalam adaptasi teknologi di dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dengandemikian, lahan pendapatan masyarakat di bidang alternatif pun ikut terancam.

    Ditambah lagi dengan penduduk Indonesia yang dinilai konservatif dalam bertransaksi online dikarenakan isu keamanan, Indonesia berada di tengah-tengah momentum untuk mengadopsi teknologi secara besar-besaran. Membangun pusat teknologi berarti mengedukasi masyarakat untuk secara seksama melek teknologi, sehingga dapat mendukung produktifitas bangsa dan efisiensi kerja.

    Potensi teknologi yang siap diolah baik perkembangan konsumen, sumber penghasilan negara dan sumber daya manusia yang sedang disorot masyarakat dunia ini lebih terlihat outside-in ketimbang inside-out. Para investor asing seakan siap menangkap kesempatan ini dan menunggu tempo yang tepat, sedangkan masyarakat dan pemerintahan lebih bersifat reaktif dalam menghadapi perkembangan ini.Demi membangun rumah teknologi ASEAN dengan berbagai emelen pendukung pergerakan Stratup ini, Indonesia masih butuh menyelesaikan perkerjaan-pekerjaan yang tertunda dan memimpin pergerakan ini dibandingkan mengikuti pergerakan teknologi.

    Sebagaimana mustinya, terknologi tetapakan menjadi “enabler”atau alat untuk mencapai suatu tujuan dibandingkan pemuas kebutuhan. Hendaknya pembangunan pusat teknologi ASEAN di Indonesia ini menjadi nyata saat teknologi menjadi motivasi bangsa untuk memajukan ekonomi dan kedaulatan Indonesia sendiri.Sehingga ke depannya Indonesia bukan hanya siap menghadapi terpaan innovasi tetapi menjadi pioneer di lanskap teknologi ASEAN maupun dunia. Saat itu, diharapkan para startup Indonesia sudah siap menjadi inventor dan panutan bagi bangsa-bangsa lainnya.

    sumber :  http://selular.id/insight/2016/02/44702/

    Berita Terkait

    UMKM Didorong Berbasis Digital di Era Pandemi

    Di masa pandemi, pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah perlu berpindah ke ruang digital agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas, ba Selengkapnya

    Anggota DPR apresiasi Kemkominfo majukan ekonomi digital di Indonesia

    Anggota Komisi I DPR RI Toriq Hidayat mengapresiasi berbagai langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemko Selengkapnya

    DPR Apresiasi Langkah Kemenkominfo Tingkatkan Ekonomi Digital di Indonesia

    Anggota Komisi I DPR RI, Toriq Hidayat memberikan apresiasi terhadap sejumlah langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan I Selengkapnya

    SDPPI Kemenkominfo Emban Dua Peran Strategis di Tengah Pandemi

    Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen SDPPI-Kemenkominfo) mengemb Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA