FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    09 05-2016

    2516

    Presiden: Perbaiki Peringkat Layak Investasi

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Jakarta, Kominfo - Presiden Joko Widodo kembali menegaskan target untuk membuat kemudahan berusaha di Indonesia menjadi semakin baik.  Menurut Presiden upaya diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai negara layak investasi.
    "Langkah-langkah perbaikan diperlukan karena saya ingin peringkat ease of doing business bisa diturunkan dari peringkat 109 menjadi peringkat ke-40," demikian target yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo dan disampaikan pada pengantar Rapat Terbatas mengenai Kemudahan Berusaha, Senin (09/05/2016), di Kantor Presiden, Jakarta.
    Saat ini peringkat kemudahan berusaha di Indonesia saat ini berada pada peringkat ke-109 dari 189 negara. Presiden menargetkan agar tahun depan Indonesia berada di peringkat ke-40. Guna mencapai hal tersebut, pemerintah salah satunya telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi ke-12 pada 28 April 2016 lalu.
    Paket kebijakan tersebut berfokus pada pemangkasan sejumlah prosedur, biaya, dan izin yang dibutuhkan untuk berusaha terutama untuk pengusaha kecil dan menengah. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Presiden menginginkan implementasi paket kebijakan tersebut di lapangan benar-benar dilaksanakan.

    Harus Berjalan di Lapangan
    Presiden menyampaikan bahwa paket kebijakan ekonomi ke-12 merupakan paket kebijakan penting yang mencakup 10 indikator kemudahan berusaha. Dengan adanya paket kebijakan tersebut, jumlah prosedur pengurusan dalam berusaha mampu dipangkas menjadi hampir setengahnya.
    "Dari 10 indikator tersebut, jumlah prosedur yang sebelumnya berjumlah 94 prosedur dipangkas menjadi 49. Kalau dilihat dari pemangkasannya memang sudah kelihatan. Tetapi dalam prakteknya saya ingin betul-betul ini kita ikuti bersama. Terutama dalam implementasi di lapangan," jelas Presiden Joko Widodo.
    Selain pemangkasan prosedur, paket kebijakan ekonomi ke-12 turut memangkas jumlah perizinan dan juga waktu yang dibutuhkan untuk mengurus usaha. "Begitu pula dengan perizinan yang sebelumnya berjumlah 9 izin dipotong menjadi 6 izin. Dari sisi waktu yang sebelumnya 1.566 hari dipersingkat menjadi 132 hari," ujarnya.
    Namun demikian, Presiden menginginkan agar pemangkasan prosedur, izin, hari, dan biaya tersebut tidak hanya berupa tulisan kebijakan semata, tetapi benar-benar diterapkan di lapangan. Seraya mengingatkan, sampai saat ini Presiden masih menemukan adanya layanan yang masih belum berbenah.
    "Saya minta langkah-langkah perbaikan dalam paket kebijakan ke-12 ini betul-betul berjalan di lapangan dan berubah secara nyata. Saya lihat misalnya terkait jumlah hari dan biaya dalam urusan pembuatan PT masih belum berubah. Kemudian proses pengurusan sertifikat tanah juga masih belum," kata Presiden.

    Perbaikan Sampai ke Daerah
    Dalam rapat terbatas yang turut dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini, Presiden menegaskan bahwa perbaikan dan tindak lanjut paket kebijakan ekonomi ke-12 juga dilakukan secara nasional.
    "Perbaikan perubahan juga harus sampai ke daerah. Saya sudah titip ke para bupati untuk menindaklanjuti apa yang sudah kita lakukan di paket kebijakan ekonomi ke-12 itu. Pemerintah menginginkan kebijakan ini berlaku secara nasional," ujarnya.
    Menutup pengantar dalam rapat terbatas tersebut, Presiden menginginkan agar perbaikan yang dilakukan tidak hanya ditujukan untuk mengejar peringkat kemudahan berusaha Indonesia, namun juga menjadikan Indonesia sebagai negara layak investasi.
    Presiden menegaskan bahwa Indonesia harus mendapatkan peringkat layak investasi agar memperluas akses Indonesia pada pasar keuangan internasional dengan biaya perolehan dana yang lebih rendah. Selain itu predikat layak investasi juga akan membuat biaya dana pasar internasional korporasi yang lebih murah. Hal ini juga akan meningkatkan persepsi positif Indonesia yang artinya mendorong peningkatan aliran modal investasi.
    "Saya minta dilakukan langkah perbaikan dari aspek institusional, ekonomi, eksternal, fiskal, dan moneter sehingga kita betul-betul mencapai target sebagai negara layak investasi," tutupnya.

     (Tim Komunikasi Presiden/Ari Dwipayana)
    Keterangan Foto: Presiden Joko Widodo mendengarkan penjelasan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara (ketiga kiri) didampingi Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution (kiri) tentang Program e-commerce bagi UMKM saat meninjau stand Nurbaya Initiative dan PT Kantor Pos di Desa Larangan, Brebes, Jawa Tengah, Senin (11/4). Menurut Kemenkominfo, program tersebut untuk menjaring dua juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) online. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

    Berita Terkait

    Indonesia-Apple Jajaki Peluang Pengembangan Manufaktur dan Investasi Teknologi

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa Apple berencana untuk menambah Apple Developer Academy keempat sebagai i Selengkapnya

    Presiden Gelar Griya Bersama Para Menteri di Istana Negara

    Acara gelar griya menjadi ajang untuk merenungkan nilai-nilai sosial, kebersamaan, dan harapan bagi bangsa Indonesia. Selengkapnya

    Presiden Lepas Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan

    Bantuan yang dikirimkan tersebut, kata Presiden, bernilai kurang lebih Rp30 miliar berupa obat-obatan dan peralatan-peralatan kesehatan dan Selengkapnya

    Presiden Berbuka Puasa Bersama dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju

    Ini merupakan buka puasa bersama yang digelar kembali di Istana setelah terakhir digelar pada tahun 2019 lalu. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA