Revolusi Mental, Pembaharuan Setiap Hari

Jakarta, Kominfo - Upaya membentuk Indonesia yang berdaulat sesuai Gerakan Revolusi Mental memerlukan integritas tinggi dan etos kerja yang positif, selain itu harus dilaksanakan pembaharuan.
"Dan pembaharuan dalam revolusi mental tidak dapat dilakukan hanya dalam satu hari namun perlu dilakukan setiap hari," jelas Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Sesmenko PMK) Y.B. Satya Sananugraha, di Jakarta, Senin (23/08/2016).

Dalam Forum Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) Tematis Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) itu, Sesmenko PMK menyatakan gerakan Revolusi Mental membutuhkan komitmen pemerintah dalam bentuk political will yang baik. "Dan pelaksanaan revolusi mental tersebut berbentuk lintas sektoral yang dilaksanakan secara sistemik melibatkan partisipasi aktif antara pemerintah yang bekerja sama dengan seluruh masyarakat," paparnya.

Satya Sananugraha menyatakan GNRM terdiri dari tiga gerakan yaitu Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, dan Gerakan Indonesia Bersatu. Dalam Gerakan Indonesia Melayani Sesmenko PMK mengajak kalangan Pemerintah atau Penyelenggara Negara untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. "Bagaimana menciptakan etos kerja yang baik dan menuntaskan pekerjaan secara baik. Untuk itu, pimpinan harus menjadi tolok ukur,” tambah Sesmenko PMK.

Lebih lanjut, Sesmenko PMK menyampaikan bahwa mewujudkan Indonsia Bersih memerlukan perubahan pola pikir salah satunya menjadikan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna sebagai hal yang utama. "Tak kalah penting, memperbaiki pelayanan. Implementasi keterbukaan informasi, pemanfaatan teknologi informasi, dan peningkatan sistem pelayanan tersebut akan mendorong terwujudnya Pemerintahan yang modern," paparnya.

Dalam gerakan Indonesia Bersatu, Satya Sananugraha memaparkan pentingnya ASN menjadikan dirinya teladan dalam praktek toleransi, meneguhkan Bhineka Tunggal Ika dan bergotong royong. "Pelaksanaannya dijalankan dengan value attack dan senantiasa mengembangkan moralitas publik."Yang bermanfaat nyata bagi rakyat dan dapat diukur dampak kedepannya. Bukan pelaksanaan proyek, namun revolusi mental adalah gerakan masyarakat yang fokus kepada nilai-nilai strategis," tegasnya.


Perlu Strategi Komunikasi

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Bakohumas R Niken Widiastuti menyatakan Gerakan Revolusi Mental dapat dimulai dari strategi komunikasi yang dilaksanakan aparatur negara untuk mengubah persepsi aparatur negara yang selama ini dinilai lamban dan terbelakang dalam hal melayani publik.

"Strategi Komunikasi yang dapat dilaksanakan oleh aparatur negara dapat dimulai dengan memperhatikan kesadaran terhadap publik bahwa Gerakan Revolusi Mental ini harus dimulai secara bersama sama untuk mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian," tuturnya dalam sambutan pembukaan.

Niken mengingatkan bahwa GNRM menjadi prioritas utama Presiden Joko Widodo.  "Harus dilaksanakan dengan optimal baik melalui distribusinya maupun pelaksanaan. Selain kecepatan dalam pelayanan diperlukan juga ketertiban. Tugas dari Bakohumas kementerian/lembaga itu menyosialisasikan program pemerintah termasuk revolusi mental,” kata Niken mengingatkan Instruksi Presiden.

Penyebarluasan informasi GNRM akan menggunakan beragam media dan melibatkan seluruh K/L di Indonesia, mulai dari videotron, plasma, TV, banner. "Dengan demikian, pada gilirannya diharapkan kesadaran akan Revolusi Mental setelah dipahami akan berjenjang diharapkan kedepannya dapat dilaksanakan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia," tambah Niken. (Diolah dari laporan THP/m).