FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    09 01-2017

    4132

    Hoax, Tsunami Baru di Era Post-Truth

    Kategori Sorotan Media | diandra

    VIVA.co.id - Informasi Palsu ATAU hoax bak tsunami Yang menggulung di jejaring sosial. Tak Peduli siapa pun, SEMUA terkena, terjangkiti, Tertipu, terprovokasi Dan TIDAK Sedikit which are Berakhir PADA mengejar ketertinggalan.

    Hoax kini Sudah bak wabah. Ia menggerogoti Kebenaran. Fakta pun Sudah Tak Lagi Menjadi HAL Penting. Lewat sosial media, Kebohongan ITU menggema Dan meluas DENGAN cepatnya.

    Akhir Tahun Lalu, tepatnya PADA 4 Desember 2016, ketika Muncul aksi kebhinekaan Yang sebelumnya disebut-sebut sebagai aksi tandingan organisasi serta 'masyarakat Islam Yang menggelar zikir dan Doa Bersama Berlangganan penodaan agama Yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama ATAU Ahok.

    Distributes SEBUAH foto Jutaan orangutan Tengah berdesak-desakan di Bundaran Hotel Indonesia. Disebutkanlah bahwa foto ITU Adalah aksi Kebhinekaan PADA 4 Desember 2016.

    Foto ITU memuat berbagai disematkan Status hearts twitter Milik politikus kondang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Kusuma Sundari. "Jakarta Milik Bersama, aneka warna, bhineka tunggal ika # jktke2ja," demikian tulis Eva.

    Sial tak can be ditolak. Foto pun ITU serentak Menuai hujatan. Maklum, faktanya foto ITU bukanlah Parade Kebhinekaan PADA 4 Desember. Foto ITU justru diambil PADA Tahun 2014 Saat Kampanye PDIP Bersama Calon Presiden Joko Widodo.

    Meski kemudian Eva buru-buru Menghapus cuitannya, namun nahas tipuan Yang awalnya mungkin kartun kostum Mainan mewah Eva, terlanjur menyebar Ke jejaring sosial. Jadilah foto Palsu ITU memicu hujatan hujatan demi.

    Lalu apakah cuma Penyanyi contohnya? Tentu TIDAK. Salah Satu Stasiun Televisi Swasta bahkan Ikut Menuai tuah Dari Hoax. Masih hearts Kejadian Yang sama, distributes di jejaring sosial SEBUAH Potongan gambar Tayangan berita Yang bertuliskan "Massa Aksi Kita Indonesia Mencapai 100 juta"

    Potongan gambar ITU Menjadi viral di Segala jejaring sosial. Dan hearts sekejap, Stasiun Televisi Penyanyi pun diserang KARENA dianggap menyebarkan berita Palsu. Meski kemudian, Stasiun Televisi Penyanyi memberikan klarifikasinya soal ITU.

    Namun sayang, orangutan terlanjur Percaya bahwa APA Yang diberikan Pertama Kali Adalah Kebenaran Sesungguhnya.

    Zamannya Pos Kebenaran

    Tahun 2016, kamus Oxford, SEBUAH Terbitan Dari Oxford University Press, Yang Memang memfokuskan PADA bahasa ATAU kata yang modern Yang kerap digunakan public, pun menyebutkan information Palsu ATAU hoax Memang Menjadi HAL Yang Populer di Tahun ITU.

    "Penghasilan kena pajak menjalani Proses Diskusi, debat Dan Riset. Oxford Kamus menetapkan kata Terpopuler untuk review Tahun 2016 Adalah pasca-kebenaran," demikian tulis Editor Kamus Oxford Yang dikutip VIVA.co.id di en.oxforddictionaries.com.

    Dalam definisinya, pasca-kebenaran, Adalah Kondisi di mana Fakta TIDAK berpengaruh Lagi hearts membentuk Opini public dibanding Emosi Dan Keyakinan pribadi. Ya singkatnya, orangutan TIDAK Lagi mempercayai Fakta, mereka LEBIH meyakini Keyakinan mereka differences Suatu information.

    Dasar Kamus Oxford menetapkan pasca-kebenaran, beralasan Cukup. Data Dari Yang diolah mereka, Memang Muncul PENGGUNAAN Istilah tersebut Hingga 2.000 Persen Dan ITU Terjadi peningkatannya PADA Tahun 2016.

    Pasca-kebenaran Inilah which are ditandai DENGAN merebaknya berita hoax di jejaring sosial. Efeknya, public pun mempercayai Sesuatu Yang SeolAh-olah Benar meski ITU TIDAK Benar. Zaman pasca-kebenaran Inilah which are Menjadi eranya Kebenaran Tak Lagi dipercaya Dan has MEMBUAT Perilaku Serta Keyakinan orangutan Berubah.

    Media Peneliti Wisnu Prasetya Utomo, seperti dikutip hearts Laman remotivi.or.id, hearts SEBUAH artikel berjudul 'Ketika Berita Palsu Menjadi Industri' menyebutkan bahwa Dampak buruk Dari menyebarnya berita Palsu ATAU tipuan Adalah can mempengaruhi orangutan untuk review melakukan tindakan mengejar ketertinggalan.

    Wisnu mencontohkan Kejadian di Konsultasi Kesehatan, Hukum. Di mana tersebar berita Palsu di internet bahwa Mantan CALON PRESIDEN Hillary Clinton melakukan pelecehan seksual ditunjukan kepada Anak-anak di SEBUAH restoran Anda pizza.

    Beberapa orangutan pun Percaya. KARENA ITU mereka nekat membawa Senjata Ke SEBUAH restoran Anda pizza Dan mengancam para karyawannya. "Dalam Konteks di Indonesia, Potensi semacam Penyanyi can Terjadi Semakin Sering. Apalagi pengakses Jangka Waktu internet Indonesia Sudah mencapai Lebih Dari 50 Persen Dari Jangka Waktu Penduduk," kata Wisnu.

    Atas ITU, era pasca-kebenaran Yang kini mewabah, Memang Harus diantisipasi. Fenomena Penyanyi Sudah menjalar di Indonesia. Beberapa Fakta Sudah menunjukkan HAL ITU. Lalu APA Yang sebaiknya dilakukan?

    Menolak Hoax

    Kementerian Komunikasi dan Informatika Menyebut setidaknya ADA Lebih Dari 800 ribu situs di internet Yang diindikasikan menyebar berita Palsu ATAU tipuan.

    Jangka Waktu Penyanyi Masih terbilang Sedikit, sebab TIDAK mengikutsertakan akun-akun Yang bertebaran di social media Dan tipuan menyebarkan. Sejauh Penyanyi penanganan Terhadap doa Komponen ITU Memang TIDAK can seragam.

    Untuk review situs bentuknya Berupa pemblokiran Dan Media untuk review sosial, Masih diupayakan untuk review bekerjasama DENGAN PROVIDER layanannya. "Kami Melihat hal Konten. Siapa pun pemilik Yang kontennya bertentangan DENGAN regulasi, ya Selesai," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

    Sejauh Penyanyi, setidaknya Hingga Desember 2016, situs untuk review, Kemenkominfo Mengaku Sudah memblokir 773,339 Konten negatif. Namun demikian, Upaya ITU bukanlah HAL Yang Mudah. Blokir situs faktanya Hanya menghabiskan Tenaga. "Capek bos (blokir Terus)," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Dan Semuel Abrijani Pangerapan.

    Apalagi JIKA merujuk Ke Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jangka Waktu pengakses internet Indonesia Sudah mencapai 132,7 juta Dari jumlah Penduduk mencapai 256,2 juta orangutan. Jangka Waktu ITU JAUH MENINGKAT Drastis dibanding Tahun 2014 Yang Hanya 88,1 juta orangutan.

    Dan kemudian, mayoritas internet PENGGUNAAN tercatat sosial 97,4 Persen Adalah Media. Sebanyak 54 Persen ATAU sekira 71,6 juta mengakses through facebook, instagram 15 Persen ATAU 19,9 juta, youtube 11 Persen ATAU 14,5 juta, google + 6 Persen ATAU sekira 7,9 juta, twitter 5,5 Persen ATAU 7,2 juta Dan linkedin sebanyak 0,6 Persen ATAU 796 ribu.

    Sejauh ini, seiring dengan langkah pemerintah dengan telah merencanakan pembentukan badan siber nasional yang akan mengawasi sebaran informasi hoax, dan kemudian penerbitan edaran ujaran kebencian (hatespeech), publik juga mulai bereaksi dengan membentuk kelompok 'penolak hoax'.

    Deklarasi itu pun dilakukan serentak di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu, 8 Januari 2016. Salah satu alasan deklarasi ini adalah bahwa informasi palsu atau hoax telah menyebabkan dampak buruk bagi orang Indonesia.

    "Banyak informasi hoax yang viral di media sosial, kemudian memicu keributan bahkan merembet menjadi kerusuhan fisik. Hal ini berpotensi mengganggu keamanan nasional," kata Ketua Masyarakat Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho.

    Menkominfo Rudiantara yang ikut hadir dalam deklarasi itu mengaku seiring dengan deklarasi tersebut, ke depan pihaknya akan memfokuskan penanganan segala hal yang berkaitan dengan hoax, lewat proses edukasi.

    Menurut Rudiantara, pendidikan soal media sosial kepada masyarakat penting dilakukan untuk mengurangi maraknya informasi palsu di tingkat masyarakat yang bisa dikonsumsi.

    "Kami akan lebih fokus kepada literasinya, bukan di hilir, bukan masalah blokir (situs hoax). Blokir itu (membuat) capek, tapi kita ke hulu. Istilahnya, kalau di hilir, kami menyembuhkan orang sakit. Tapi kalau di hulu, bagaimana kami membuat orang sehat," kata Rudiantara.

    Apa pun itu, di balik 'ketakutan hoax', kekhawatiran akan penanganannya juga menjadi pemikiran publik. Sebabnya, langkah penyaringan hoax tersebut, tidak menutup kemungkinan bisa menjadi bumerang bagi publik untuk menyatakan pendapatnya.

    "Mengawasi yang hoax tidak apa-apa. Tapi jangan sampai mengekang kebebasan berpendapat yang benar dan bertanggungjawab," sindir Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari.

    Maklum, dengan segala macam aturan dan kelembagaannya, pemerintah bukan tidak mungkin dengan mudahnya 'mencokok' siapa pun yang sejatinya hanya ingin mengeluarkan pendapatnya.

    Belum lagi dengan anggapan, bahwa ke depan, bukan tidak mungkin justru pemerintah yang menyebarkan hoax. Dasarnya adalah pemerintah memiliki seluruh sumber informasi dan tentu saja bukan tidak mungkin menyulap fakta menjadi kabar hoax untuk publik.

     

    "(akan) Ada distorsi informasi dari pemerintah," kata pengajar filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung.

    Sumber:

    http://fokus.news.viva.co.id/news/read/868066-hoax-tsunami-baru-di-era-post-truth

    Berita Terkait

    Hoax Muncul Akibat Jari Latah

    VIVA – Menyambut Pemilu yang makin dekat, Kementerian Komunikasi dan Informatika makin giat menggelar pelatihan dan sosialisasi mengantisi Selengkapnya

    Menkominfo Masuk 50 Pemimpin Baru Pembawa Perubahan

    Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menjadi salah satu dari 50 pemimpin baru yang membawa perubahan versi A Selengkapnya

    Anak Muda Didukung Berperan di Era Digital

    Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong dan mendukung anak muda Indonesia untuk lebih berperan memasuki er Selengkapnya

    Gempa Donggala, Akses Telekomunikasi di Pesisir Sulteng Terputus

    Buol - Gempa Donggala berimbas pada akses telekomunikasi di pesisir Utara Provinsi Sulawesi Tengah terputus total hingga kini. "Kami kesulit Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA