FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    04 03-2017

    3996

    IORA Masa Depan Ekonomi Dunia

    Kategori Artikel GPR | marroli

    Jakarta - Pemerintah dan para pelaku usaha dari negara-negara di lingkar Samudera Hindia yang tergabung dalam Indian Ocean Rim Association (IORA) akan bertemu pada IORA Summit yang diselenggarakan untuk pertama kalinya. IORA Summit akan berlangsung pada 5-7 Maret 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta. IORA memiliki peran yang sangat strategis sebagai forum pendorong stabilitas kawasan dan IORA merupakan masa depan ekonomi di dunia.

    Demikian ditegaskan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada konferensi pers hari ini,          Jumat (3/3) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Turut hadir dalam konferensi pers tersebut Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Ketua Umum KADIN Rosan P. Roeslani.

    "IORA adalah kekuatan geopolitik dan geoekonomi yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Kawasan ini adalah masa depan ekonomi dunia. Saat ini menjadi momentum yang tepat mengingat pertumbuhan ekonomi beberapa negara anggota IORA terbilang tinggi. Peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi IORA juga dapat semakin mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan, serta menciptakan lapangan kerja baru," ungkap Mendag Enggar.

    Lebih lanjut, Mendag menyampaikan perdagangan intra-regional IORA di tahun 2015 mencapai        USD 777 miliar atau naik 300% dibandingkan tahun 1994 yang sebesar USD 233 miliar. Selain itu, Samudera Hindia merupakan 70% jalur perdagangan dunia, termasuk jalur distribusi minyak dan gas. Bahkan lebih dari setengah kapal kontainer dan dua per tiga kapal tanker minyak dari seluruh dunia melewati kawasan ini.

    Tidak hanya itu, IORA mencakup kurang lebih 2,7 miliar penduduk (35% dunia). Namun, perannya baru 12% pangsa pasar dunia, 10% PDB global, dan 13% tujuan penanaman modal asing (PMA). Sebesar 96% perdagangan intra-IORA dikuasai enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, India, Indonesia, Australia, dan Afrika Selatan. Beberapa negara yang tengah menjadi perhatian penting Pemerintah Indonesia dalam hal perdagangan adalah Bangladesh, Kenya, Mozambik, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Iran.

    "Bagi Kemendag, IORA sangat strategis dan sejalan dengan strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor, hal ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden pada pembukaan Rakernas Perdagangan bulan lalu. Kemendag akan mengoptimalkan pertemuan ini untuk melakukan ekspansi atau pendalaman terhadap pasar-pasar baru yang potensial," tegas Mendag.

    Mendag Enggar menegaskan bahwa menjadi tuan rumah IORA Summit untuk pertama kalinya menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia. "Pertemuan tingkat puncak ini adalah inisiatif dalam kekektuaan Indonesia dalam IORA periode 2015-2017. Ini membuktikan bahwa Indonesia menjalankan kepercayaan dari negara-negara di dunia untuk menggelar ajang penting dan memberikan kontribusi bagi kerja sama ekonomi negara-negara di kawasan ini," kata Mendag bangga.

    Saat ini Indonesia tengah menjalin kesepakatan perdagangan bebas dengan lima negara anggota IORA (Malaysia, Singapura, Thailand, India dan Australia) dan satu negara mitra wicara IORA (Jepang) dalam kerangka ASEAN dan ASEAN Plus.

    "Melalui IORA, Indonesia dapat menjajaki peningkatan cakupan jalinan kerja sama perdagangan bilateral dan multilateral dengan beberapa negara kunci, seperti Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Bangladesh dan Iran, serta Amerika Serikat dan Inggris," tutur Mendag.

    Tidak hanya itu, lanjut Mendag, Indonesia berpeluang membangun kemitraan lebih erat dengan anggota IORA sebagai growing partners dan pasar ekspor nontradisional berbekal daya saing Indonesia pada peringkat 41 dunia. Contohnya, potensi ekspor di pasar Afrika mencapai USD 550 miliar pada 2016, namun realisasi ekspor Indonesia baru mencapai USD 4,2 miliar. Demikian juga potensi ekspor ke pasar Timur Tengah yang mencapai USD 975 miliar, namun baru terealisasi USD 5 miliar.

    IORA merupakan forum kerja sama antarnegara terbesar di Samudera Hindia yang berdiri pada tahun 1997. IORA beranggotakan 21 negara yaitu Australia, Afrika Selatan, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Yaman; serta 7 negara mitra wicara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Tiongkok, dan Prancis.

    Empat negara anggota IORA (Afrika Selatan, Australia, India, dan Indonesia) serta 6 negara mitra IORA (AS, RRT, Jerman, Inggris, Jepang dan Perancis) merupakan anggota G20. "Hal ini membuktikan betapa strategisnya peran IORA dalam perekonomian dunia," imbuh Mendag.

    Penyelenggaraan IORA Summit 2017 merupakan salah satu gagasan dan prakarsa strategis Indonesia pada masa keketuaan Indonesia pada IORA periode 2015-2017. Selain itu, Indonesia juga menggagas pembentukan IORA Concord sebagai outcome strategis 20 tahun IORA.

    Indonesia secara resmi menjadi Ketua IORA untuk periode 2015–2017 pada the 15th IORA Council of Ministers Meeting di Padang. Tema keketuaan Indonesia di IORA adalah “Strengthening Maritime Cooperation for a Peaceful, Stable and Prosperous Indian Ocean”.

    IORA Business Summit 2017

    IORA Business Summit (IBS) merupakan bagian dari rangkaian IORA Summit 2017. IBS akan dilaksanakan pada 6 Maret 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta dan akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo.

    Beberapa Kepala Negara/Pemerintahan juga dijadwalkan menyampaikan paparan pada IBS. Lebih dari 300 CEO, pebisnis dan wakil Kamar Dagang dan Industri negara anggota IORA akan berinteraksi dalam acara tersebut.

    IBS mengangkat tema ‘IORA: Building Partnership for Sustainable and Equitable Economic Growth’. Adapun topik utama yang akan dibahas dalam IBS yaitu mendorong perdagangan dan investasi termasuk melalui UKM, pemberdayaan perempuan dalam kegiatan usaha, antara lain melalui inovasi, keterhubungan/konektivitas digital dan akses keuangan, mendorong pariwisata dan konektivitas IORA melalui pembangunan infrastruktur.

    IBS nantinya akan menghasilkan Deklarasi Bersama Para Asosiasi Bisnis (KADIN) negara anggota IORA bagi kemitraan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Hasil dari IBS akan menjadi acuan dan landasan strategis bagi IORA Summit untuk dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah.

    Salah satu usulan konkret pengusaha yang disampaikan melalui IBS antara lain harapan pembentukan IORA Business Travel Card (IBTC) yang mendukung mobilitas pengusaha dan memfasilitasi business-to-business links.

    Sementara itu, Kemendag RI tengah bekerja sama dengan anggota IORA lainnya dalam proses pembuatan situs informasi/database perdagangan IORA (Trade Repository). Kerja sama ini diharapkan lebih memudahkan pelaku usaha mengetahui/memahami regulasi, kebijakan, dan informasi lain terkait perdagangan di masing-masing negara anggota IORA.

    “IORA Business Summit merupakan langkah nyata mewujudkan potensi kawasan yang selama ini belum tergarap optimal. Ada pertemuan G-to-G yang membahas payung kerja sama secara umum, ada forum B-to-B yang lebih konkret mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan. Inilah yang akan menjadikan IORA masa depan ekonomi dunia,” ujar Enggar.

    Sebagai bagian dari promosi perdagangan, akan diselenggarakan pula Trade Exhibition dengan tema ‘Indonesia: Source of Natural and Creative Product’pada 5-7 Maret 2017 di pre-function Hall A, Jakarta Convention Center. Ekshibisi dibuka bagi peserta IORA Summit. Ekshibitor yang berpartisipasi, antara lain Kementerian Perdagangan, BKPM, Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif, BPDP, HIPKI, HIMKI, coffee corner Indonesia (Tanamera, Common Ground, Kopiku Indonesia), Mustika Ratu, Tirta Ayu Spa, Enviplast, BioFarma, Niramas Utama, Pulau Sambu, Djakarta Lloyd, Sinar Mas, dan Sarinah.

    * * * * * * * * * * * * * * *

    Informasi lebih lanjut hubungi:

     

    Luther Palimbong

    Kepala Biro Humas

    Kementerian Perdagangan

    Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711

    e-mail: pusathumas@kemendag.go.id

     

    Deny Wachyudi Kurnia

    Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional

    Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional

    Kementerian Perdagangan

    Telp/Fax: 021-3523459/021-3858195

    e-mail : deny.kurnia@kemendag.go.id

     

    Berita Terkait

    Indonesia Membawa Arah Baru bagi Dunia KTT G20

    Selengkapnya

    Tanaman Obat Indonesia Mendunia

    Selengkapnya

    BI: Sinergi Negara G20 Berperan Pulihkan Perekonomian Global

    Selengkapnya

    Pendataan Awal Registrasi Sosial Ekonomi Dimulai

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA