FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    08 03-2017

    10622

    Jakarta Concord, Prakarsa Hadapi Tantangan Kawasan

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Jakarta, Kominfo - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (Indian Ocean Rim Association/IORA) resmi berakhir Selasa (07/03/2017) sore. Negara anggota IORA telah membahas mengenai aspek-aspek penting yang berkaitan dengan tantangan sekaligus peluang besar yang ada di kawasan Samudera Hindia.

    Presiden Joko Widodo dalam pidato penutupan KTT IORA Tahun 2017 menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan kontribusi besar para negara anggota IORA, mitra dialog, delegasi, serta seluruh pihak yang telah mendukung perhelatan KTT IORA yang pertama sepanjang sejarah IORA. Dirinya menyampaikan harapannya agar negara-negara anggota IORA terus memprakarsai solusi-solusi praktis guna menghadapi tantangan kawasan.

    "Saya ingin menyampaikan apresiasi saya kepada para menteri, pejabat tinggi, dan para anggota delegasi yang telah bekerja keras untuk menyelenggarakan KTT yang historis ini sehingga menghasilkan Jakarta Concord dan Action Plan yang baru saja kita sahkan," ujar Presiden di Jakarta Convention Center.

    Namun, tak kalah pentingnya, apa yang telah dibicarakan dan disepakati bersama dalam KTT ini tentunya amat dinantikan tindak lanjutnya. Maka itu, Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara anggota untuk berupaya dan bekerja sama dalam mewujudkan apa yang telah dicitakan.

    "Saya menghimbau agar ada tindak lanjut setelah ini. Kalau kita ingin manfaat-manfaat yang nyata, kalau kita ingin melihat realisasi, maka yang menjadi sangat penting adalah tindak lanjut," ujar Presiden.

    Dalam kesempatan itu, Kepala Negara turut mengajak seluruh pihak agar bersama-sama membangun sebuah budaya yang dibutuhkan untuk menciptakan suasana yang kondusif di kawasan. Budaya tersebut tidak lain ialah budaya keterbukaan yang mampu membangun dukungan masyarakat untuk modernisasi dan menumbuhkan semangat berusaha.

    "Kita memerlukan suatu budaya, yang berorientasi keterbukaan, bersifat mendengar, penuh dengan pengertian. Kita harus membudayakan supaya bangsa kita melihat perbedaan bukan sebagai sesuatu yang memisahkan kita satu sama lain. Tapi sebagai sesuatu yang memperkaya kita, di saat kita bergabung dan bekerja sama," ucapnya.

    Mengakhiri pidatonya, Presiden mengucapkan selamat atas terpilihnya Afrika Selatan sebagai ketua IORA sekaligus tuan rumah bagi penyelenggaraan KTT IORA berikutnya. Pembacaan pidato Presiden tersebut kemudian diakhiri dengan ketokan palu yang menandakan berakhirnya KTT IORA Tahun 2017.

    Enam Komitmen Jakarta Concord

    Dalam pernyataan pers bersama usai penutupan, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa penyelenggaraan KTT IORA yang pertama ini merupakan satu langkah strategis dan progresif dari para pemimpin negara anggota IORA untuk mendorong agar IORA mampu bergerak lebih cepat, mampu menghadapi situasi masa kini, dan juga mampu menghadapi tantangan di masa depan. Seluruh pemimpin peserta KTT juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama di antara sesama negara anggota.

    "KTT kali ini juga merupakan tonggak pembaruan komitmen negara-negara anggota IORA untuk mengintensifkan kerja sama IORA. Semua pemimpin menyadari tantangan yang dihadapi saat ini. Semua pemimpin menyadari mengenai potensi yang dimiliki oleh negara-negara IORA Semua pemimpin IORA juga menyadari pentingnya untuk menjaga Samudra Hindia, samudra yang mempersatukan negara anggota IORA," kata Presiden.

    Oleh karenanya, sebagai bentuk peneguhan komitmen kerja sama tersebut, disepakatilah "Jakarta Concord" yang berisi enam komitmen negara-negara anggota IORA. Keenam komitmen yang berhasil dicapai tersebut ialah:

    1. Memajukan keamanan dan keselamatan maritim;
    2. Meningkatkan kerja sama Perdagangan dan Investasi;
    3. Memajukan pengembangan dan pengelolaan perikanan yang berkesinambungan dan bertanggung jawab;
    4. Memperkuat pengelolaan risiko bencana;
    5. Memperkuat kerja sama akademis dan ilmu pengetahuan;
    6. Memajukan kerja sama di bidang pariwisata dan kebudayaan.

    "Selain enam kerja sama tersebut, para pemimpin IORA juga mendorong IORA untuk memperkokoh kerja sama di tiga isu lain, yaitu 'blue economy', 'women empowerment', dan demokrasi, tata pemerintahan yang baik, pemberantasan korupsi, serta hak asasi manusia," Presiden menambahkan.

    Di samping itu, negara-negara anggota juga bersepakat untuk menciptakan kawasan Samudra Hindia yang aman dan damai. Termasuk di antaranya ialah kesepakatan untuk menghormati UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea) yang menjadi konstitusi untuk mengatur Samudra.

    "Kondisi Samudra Hindia yang aman dan damai menjadi prasyarat utama bagi pelaksanaan kerja sama di bidang lain. Satu hal lagi yang sangat disambut baik oleh para pemimpin IORA adalah penyelenggaraan IORA Business Summit. Jejaring dan kerja sama antara pengusaha harus terus diperkuat di masa mendatang," ujarnya mengakhiri pernyataan.

    Terhadap komitmen Jakarta Concord itu, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menyatakan bahwa komitmen tersebut mampu meningkatkan kerja sama dan keberadaan IORA. Ia juga menyambut baik forum bisnis yang diselenggarakan di sela-sela berlangsungnya KTT IORA.

    "Afrika selatan menyambut baik hasil dari pertemuan bisnis yang merupakan tanda deklarasi antara kamar dagang dan komunitas bisnis negara anggota IORA," ucapnya.

    Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, yang mewakili negaranya sebagai ketua IORA sebelumnya, dalam kesempatan yang sama juga menyatakan mendukung penuh komitmen negara-negara IORA yang dituangkan dalam Jakarta Concorde. Baginya, Jakarta Concorde merupakan sebuah peta jalan bagi perjalanan IORA di masa datang.

    "Jakarta Concord memberikan peta jalan untuk pekerjaan IORA di masa depan dan menegaskan kembali komitmen kita bersama untuk membangun perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di wilayah kita. Ini merupakan pernyataan penting tentang nilai-nilai bersama dan tujuan yang hendak dicapai di kawasan Samudra Hindia," ujar Turnbull.

    Selain itu, ia juga memuji Presiden Joko Widodo atas kepemimpinannya bagi Indonesia. Indonesia disebutnya sebagai sebuah negara percontohan dunia di mana Islam dan demokrasi mampu berdampingan.

    "Presiden Joko Widodo telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa di kawasan ini. Singkat kata, begitu kuat dan persuasif. Indonesia telah membuktikan bahwa Islam, demokrasi, dan modernisasi mampu berjalan beriringan. Indonesia memimpin dengan contoh," ujarnya.


    Sumber: Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin

    Berita Terkait

    Jawa Timur Jadi Contoh Penerapan Keterpaduan Layanan Digital

    Digitalisasi harus dibarengi dengan pemangkasan proses bisnis, dan kedepan seluruh aplikasi akan diinteroperabilitaskan, dan tidak boleh sat Selengkapnya

    Presiden Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia

    Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya

    Bertemu Ulama Pati, Wapres Ingatkan Jaga Persatuan Umat Hadapi Tantangan Pemilu

    Wapres pun mengapresiasi sikap positif ulama dalam menghadapi pemilu, menekankan pentingnya persatuan tanpa terpecah belah. Selengkapnya

    Pidato Dies Natalis Ke-60 IPB, Presiden Dorong Inovasi Besar Hadapi Tantangan Krisis Global

    Presiden Joko Widodo juga berpesan kepada semua pihak agar tidak khawatir atau takut dengan banyaknya tantangan global. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA