FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    26 05-2017

    7989

    Pakar IT: Tangkal Hoax dengan Literasi Media

    Kategori Sorotan Media | novaldi

    Pakar Information Technology (IT) dari Universitas Krsiten Duta Wacana Yogyakarta Budi Sutedjo mengatakan, persebaran berita hoaks dan fake news bisa ditangkal dengan literasi. Hal itu bisa didapatkan dari memperkaya bacaan dan informasi.

    "literasi media tidak lain merupakan kemampuan pembaca dalam mengidentifikasi kebutuhan akan informasi. Saat ini di media-media atau koran, sering dikatakan  literasi pembaca itu rendah, itu artinya kemampuan pembaca mengetahui informasi itu masih rendah. The Worldís Most Literate Nations tahun lalu merilis, Indonesia peringkat 60 dari 61 negara soal literasi," katanya dalam Seminar Literasi Media di Auditorium AMN Cilacap, Kamis (25/5).

    Dia menjelaskan, literasi media juga berkaitan dengan kemampuan pembaca menelusuri dan mengkritisi informasi, serta menulis kembali informasi. “Kalau literasi pembaca rendah,  amat mudah bagi pembaca dibohongi dengan berita hoax, berita atau informasi yang dibuat seolah-olah benar, seolah-olah meyakinkan,” ujarnya. Seminar Literasi Media merupakan rangkaian Pekan Komunikasi Sosial Nasional 2017 Komisi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) di Akademi Maritim Nusantara (AMN) Cilacap, Kamis (25/5).

    Sementara, praktisi media radio, Errol Jonathas mengatakan di Indonesia hanya terdapat sekira 300 situs yang benar-benar disebut media online. "Setelah hoaks, sekarang ada fake news atau berita palsu. Ada yang memanfaatkan foto atau gambar yang dipakai untuk berita lain yang tidak benar isinya," kata Errol.

    Data Kementerian Kominfo bahkan mengindikasikan terdapat 800 ribu situs penyebar berita palsu dan ujaran kebencian. Parahnya, kata Errol, Indonesia menjadi negara nomor 1 penghasil serangan cyber, yaitu sekitar 42.000 serangan per hari.   Perilaku digital masyarakat, kata dia, turut menyuburkan peredaran berita palsu tersebut. Potensi kejahatan cyber seperti cyber bullying, prostitusi hingga hoax semakin besar.

    "Ada juga yang berprofesi sebagai buzzer. Dulu dipakai kalangan artis yang mulai tidak laku, sekarang digunakan untuk kepentingan politik. Bahkan sekarang ada tim yang namanya cyber army," jelasnya.

    Namun begitu,kata dia, internet juga memiliki sisi positif bagi masyarakat. Tahun 2016 lalu, bisnis e-comerce Indonesia mencapai nilai transaksi sebesar 4,89 milyar dollar AS. Data dari Social Research and Monitoring soclab.co menunjukkan, pada 2015 pengguna internet di Indonesia mencapai 93,4 juta dengan 77 persen di antaranya mencari informasi produk dan belanja online.

    Source: https://www.gatra.com/nusantara/jawa/265086-pakar-it-tangkal-hoax-dengan-literasi-media

    Berita Terkait

    Kominfo awali Natal dengan aksi sosial

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengawali perayaan Natal tahun ini dengan menggelar aksi sosial, sekaligus untuk mengura Selengkapnya

    Langkah Kominfo percepat digitalisasi di era normal baru

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyiapkan langkah yang dapat ditempuh sektor Teknologi Informatika (TIK) untuk mempe Selengkapnya

    Gelar Lebaran Virtual, Kominfo Ajak Berdamai dengan Pandemi Covid

    Di tengah suasana pandemi Covid-19, Rakyat Indonesia merayakan Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Selengkapnya

    Kominfo Ajak Karyawan Sumbangkan Gaji untuk Penanganan Corona

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak seluruh karyawannya untuk menyisihkan uang gajinya guna disumbangkan membantu perc Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA