FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    17 04-2018

    2098

    Sikapi Kendala Geografis, Jasa Logistik Harus Adaptasi Teknologi

    Kategori Berita Kominfo | vera002
    Konferensi Pers Persiapan Seminar Nasional "Kontribusi Industri Logistik untuk Ekonomi Digital" di Ruang Ukir Kementerian Kominfo Jakarta, Selasa (17/4/2018). - (UK)

    Jakarta, Kominfo – Saat ini Indonesia telah menjadi pasar terbesar e-commerce di kawasan Asia Tenggara. Tahun lalu, akibat dinamika e-commerce, kapitalisasi untuk jasa kurir sudah mendekati Rp50 Triliun. Kondisi itu dinilai menjadi peluang pelaku jasa logistik untuk bersaing dan tumbuh menjadi besar. Apalagi, kondisi geografis Indonesia membutuhkan adaptasi terhadap perkembangan teknologi.

    Tantangan bisnis logistik di Indonesia diungkapkan Direktur Jasa dan Kurir PT Pos Agus Handoyo adalah kondisi geografis Indonesia. Berbeda dengan negara lain seperti Singapura, Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau menjadi tantangan dalam hal mobilitas penyelenggara pos. “Hal ini menjadi tantangan, di internal kompetensi harus ditingkatkan, selain itu kita mengadopsi perkembangan terbaru. Kita juga mendorong para pegawai pos untuk melek teknologi,” ungkapnya dalam dalam Konferensi Pers Persiapan Seminar Nasional "Kontribusi Industri Logistik untuk Ekonomi Digital" di Ruang Ukir Kementerian Kominfo Jakarta, Selasa (17/4/2018).

    Meskipun demikian, Direktur Jasa dan Kurir PT Pos menilai peluang untuk tumbuh besar dari semua pelaku jasa logistik masih terbuka. “Pertumbuhan dan peluang e-commerce di sisi logistik sangat besar. Industri logistik potensinya cukup besar, bukan hanya tumbuh hebat tapi eksplosif. PT Pos dan penyelenggara pos lainnya bisa bersaing dan bersanding dengan yang lain untuk sama-sama besar,” ungkap 

    Sektor pos dan logistik, menurut Deputi Bidang Organisasi Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma sudah siap dalam menghadapi era e-commerce yang berkembang pesat. “Dari aspek regulasi dan turunannya sudah cukup untuk siap. Pertumbuhan e-commerce yang massif memberikan kontribusi pada perkembangan penyelenggara pos. Besarnya market place membutuhkan penyelenggara pos yang punya jangkauan luas dan pelayanan prima,” jelasnya.

    Menurut Direktur Pos Ditjen PPI Ikhsan Baidirus, Pemerintah mendukung perkembangan bisnis logistik dan penyelenggara pos. Hal itu dilakukan dengan cara menekan waktu perizinan dan memudahkan penyelenggara pos. “Kita ingin mengidentifikasi peluang, hambatan dan tantangan yang akan menjadi kunci buat strategi ke depan. PT Pos bersama dengan penyelenggara pos lainnya harus bersaing dalam meningkatkan layanan prima kepada masyarakat.Selain itu kita juga mendorong pos logistik bersama UMKM saling memperkuat,” jelasnya. (VE)

    Berita Terkait

    Tambahan Uang Jaminan Logistik? Awas Hoaks!

    Konon, uang jaminan akan dikembalikan ke penerima paket. Selengkapnya

    Anggota G20 Punya Kesamaan Visi dalam Pemanfaatan Teknologi Digital

    Menteri Johnny mengajak seluruh pihak untuk mendukung pelaksanaan rangkaian acara DEWG dalam presidensi G20 Indonesia ini. Selengkapnya

    Sidang Kedua DEWG G20 Yogyakarta Terapkan Prokes Ketat

    Gelaran Sidang Kedua Kelompok Kerja Ekonomi Digital Group of Twenty atau Digital Economy Working Group (2nd DEWG) G20 di Hotel Tentrem, Kota Selengkapnya

    Indonesia - Malaysia Bahas Kerjasama Bidang Pers dan Teknologi Digital

    Menteri Johnny menegaskan komitmen untuk saling berbagi informasi dan pengalaman dalam mengelola kebijakan di bidang pers dan teknologi digi Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA