FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    09 02-2016

    25437

    Jasa Logistik Melesat di Era e-Commerce

    Kategori Sorotan Media | Nuraeni

    Produk kreatif Indonesia akan kian melesat tahun ini. Platform e-commerce (bisnis digital) bakal marak dengan segmentasi usaha yang beragam. Industri kreatif juga makin mendapat tempat di hati konsumen karena tumbuhnya marketplace hingga penyedia layanan jasa logistik.

    Pertumbuhan e-commerce sekarang ini tergolong dahsyat. Pertumbuhan yang sangat cepat ini karena masyarakat sudah menempatkan e-commerce sebagai gaya hidup. Bahkan ada yang menganggap, jika tidak ikut berbelanja online dinilai ketinggalan jaman.

    Valuasi bisnis e-commerce sebagai bagian dari industri kreatif juga mencapai nilai yang fantastis. Hasil riset yang diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres) memperlihatkan bahwa tahun 2013, nilai pasar e-commerce Indonesia mencapai 8 miliar dolar AS atau setara 94,5 triliun rupiah.

    Dan pada 2016 diprediksi naik tiga kali lipat menjadi 25 miliar dolar AS atau sebesar 295 triliun rupiah. Potensi ini dibarengi dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30 persen dari total penduduk di Indonesia.

    Dari sisi penyedia jaringan, untuk mendukung ekonomi digital dan aplikasi industri kreatif, operator telekomunikasi juga telah berkomitmen memberikan platform digital untuk mendukung bisnis logistik, jasa keuangan, dan e-commerce.

    “Intinya, platform e-commerce dan teknologi digital dapat membuka kesempatan yang luas bagi para pengusaha di Indonesia, terutama pengusaha kecil, untuk mengembangkan usahanya dan mewujudkan apa yang kami sebut sebagai Indonesian Dream,” tutur Daniel Tumiwa, ketua umum idEA, belum lama ini.

    Berdasarkan data Kominfo, transkasi bisnis secara digital pada 2016 diperkirakan akan ada 8,7 juta pembeli, atau naik dari 7,4 juta di tahun 2015. Sementara jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2015 diprediksi mencapai 93,4 juta naik ketimbang 2014 sebanyak 88,1 juta pelanggan.

    Tingginya pembeli secara online ini karena bisnis e-commerce di Indonesia memiliki beragam segmen, dari online retail, marketplace, daily deals, classified ad, price comparison, travel, sistem pembayaran, logistik, keuangan, dan lain-lain.

    Bahkan, Head of Mass Media Relations JNE Idham Azka mengakui bahwa pertumbuhan e-commerce dan industri kreatif membuka kesempatan bagi perusahaan logistic untuk turut memberikan kontribusi dalam proses pengiriman. “Penguatan bisnis di industrf kreatif  menjadi daya dorong yang baik secara bisnis di segmen logistik,” terang Idham di Jakarta, belum lama ini.

    Idham menambahkan, makin menjamurnya bisnis e-commerce di Indonesia, ditangkap sebagai peluang besar oleh jasa pengiriman JNE. Perusahaan jasa pengiriman yang sudah berdiri 25 tahun itu pun akan mulai fokus untuk mendukung e-commerce.

    Salah satu upaya yang dilakukan pihak JNE adalah dengan menyiapkan berbagai aplikasi IT dalam mendukung bisnis e-commerse. Selain aplikasi untuk android, JNE terus membenahi website sehingga lebih mudah dimengerti pelanggan.

    “Pelaku bisnis e-commerce sendiri mendominasi pelanggan kami. Sekitar 70 persen pelanggan berasal dari para pelaku bisnis jualan online, baik supplier maupun retailer,”  tambah Idham. Dengan pengembangan yang dilakukan di sektor IT, lanjutnya, diharapkan bisa makin memudahkan para pelanggan menggunakan jasa JNE.

    Pada aplikasi tersebut, para pelanggan bisa mengetahui terkait pengecekan tarif, tracking trace, hingga layanan pick up barang langsung ke lokasi pelanggan. “Mudah-mudahan, aplikasi ini bisa selesai di tahun ini dan menjadi hadiah ulang tahun JNE ke-25,” tegasnya.

    Memasuki usia ke-25, JNE sendiri sudah memiliki lebih dari 5000 gerai di seluruh pelosok Indonesia dan siap melayani pengiriman barang serta paket ke seluruh Indonesia. Sekitar 250 gerai diantaranya berada di wilayah Jawa Barat. Selain di kota kabupaten, gerai-gerai JNE pun kini sudah menembus kota-kota kecamatan. yun/E-6

    Transformasi JNE Menuju Platform Digital 

    E-commerce semakin menggeliat seiring dengan perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi. Kemudahan berbelanja dan berjualan online membuka kesempatan bagi semua pegiat usaha mulai dari perusahaan besar, UKM mau pun bisnis perorangan.

    Berkaitan dengan ekosistem e-commerce, untuk menarik investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merencanakan akan membuka investasi asing untuk marketplace hingga 67 persen.

    Partner Convergence Ventures Donald WIhardja mengungkapkan saat ini investasi teknologi di Indonesia perlahan telah menjadi hal yang umum. Selain itu, pemerintah pun mulai mengambil peran besar mendorong tahap pertama investasi teknologi.

    Namun, meski investasi marak masuk dengan potensi industri ekonomi digital digital di Indonesia yang akan menanjak dengan nilai pasar 130 miliar dolar AS pada 2020,  peluang besar ini diharapkan digarap perusahaan e-commerce nasional, bukan asing.

    Dengan potensi bisnis e-commerce yang sangat besar itu, diharapkan perusahaan lokal bisa memanfaatkan potensinya agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dan, hal ini yang telah dilakukan perusahaan jasa pengiriman dan logistik, JNE.  Bagi JNE, perkembangan e-commerce telah mengubah budaya pengiriman dimana saat ini mayoritas pengiriman adalah berupa paket kecil.

    Dengan pesatnya pertumbuhan e-commerce, membuka kesempatan bagi JNE untuk turut memberikan kontribusi dalam proses pengiriman. Kini dengan jaringan yang berjumlah lebih dari 5000 titik layanan di seluruh Indonesia sampai dengan tingkat kecamatan disertai dengan gerai 24 jam di kota-kota besar, JNE mampu memberikan pelayanan maksimal sehingga seller mau pun buyer dapat melakukan transaksi kapan pun.

    JNE juga menyediakan produk layanan sebagai fasilitas seperti PIPO (Pickup Point), JOB (JNE Online Booking), dan JLC (JNE Loyalty Card), yang dapat mempermudah proses pengiriman para pelanggan.

    Kemajuan bidang e-commerce juga membutuhkan dukungan dari semua pihak dan sebagai perusahaan yang fokus di bidang distribusi barang selama 25 tahun, JNE selalu aktif berperan serta dalam memberikan dukungannya, baik dari kualitas serta kapasitas pelayanannya mau pun program.

    Dengan segala program itu, Dewi Fatimah, pelanggan setia JNE punya usul lain. Dewi berharap JNE memberikan semacam apresiasi kepada pelanggan setia. Misalnya, usul Dewi, JNE memberikan voucher untuk pengiriman gratis ke seluruh Indonesia dengan nominal tertentu. “Misalnya, JNE menyediakan voucher gratis senilai 1 juta rupiah ke seluruh Indonesia untuk pelanggan setia,’’ kata Dewi sambil tersenyum.

    Sementara, merespons tren digital, JNE siap bertransformasi seiring pertumbuhan pesat era digital dengan meluncurkan myjne.com dan aplikasi mobile. “JNE akan melakukan transformasi. Lebih digital dan meningkatkan kapasitas,” kata Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi di Jakarta, belum lama ini.  yun/E-6

     Manfaatkan Ponsel Pintar untuk Transaksi 

    Jika tidak ingin ketinggalan peluang di bisnis digital, maka 2016 menjadi momentum untuk berubah menjadi lebih gesit dengan terus bergerak memanfaatkan tren yang ada. Salah satu tren yang bisa digarap tahun ini salah satunya adalah bisnis e-commerce atau bisnis jual-beli online.

    Tren ponsel pintar yang kini hampir semua lapiran masyarakat menggunakannya, bisa dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan ekonomi digital. Artinya, masyarakat yang akrab dengan smartphone, bisa melakukan revolusi smartphone bahkan dengan main sosial media.

    “Ya, kita harus semakin progresif dan semakin modern. Semakin giat membuka peluang, menjalin hubungan dagang, menggarap peluang bisnis online. Saya biasa memanfaatkan smartphone untuk bertransaksi,” terang Dewi Fatimah, ibu muda yang biasa memanfaatkan jasa perusahaan jasa pengiriman dan logistik JNE untuk bisnis jual beli online-nya.

    Menurut Dewi, selama dia melakukan transaksi, pembeli produk yang dia jual masih didominasi perempuan, baik secara offline maupun online. “Sekitar 60 persen pembeli produk yang saya tawarkan adalah perempuan,” katanya. Produk yang ditawarkan Dewi antara lain sepatu pria-wanita, kacamata pria-wanita, kosmetik, dan produk fashion.

    “Jika ada yang beli produk saya atau saya mengambil dari perusahaan e-commerce, selalu menggunakan jasa JNE. Karena JNE saya kira aman, beroperasi selam 24 jam setiap hari, tetap melayani konsumen pada hari libur,” katanya. “Bahkan, barang yang salah kirim atau tidak sampai ke saya segera direspons JNE untuk proses penggantian kerugian yang saya alami,” tukasnya.

    sumber: http://www.koran-jakarta.com/jasa-logistik-melesat-di-era-e-commerce/

    Berita Terkait

    UMKM Didorong Berbasis Digital di Era Pandemi

    Di masa pandemi, pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah perlu berpindah ke ruang digital agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas, ba Selengkapnya

    Langkah Kominfo percepat digitalisasi di era normal baru

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyiapkan langkah yang dapat ditempuh sektor Teknologi Informatika (TIK) untuk mempe Selengkapnya

    Kominfo Buka Peluang Ekspor UMKM Lewat E-Commerce

    JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berencana melakukan kerja sama dengan e-commerce asal Cina, Alibaba, untuk Selengkapnya

    Pemerintah Dorong UMKM Gerakkan "E-Commerce"

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengajak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) turut membangun dan menggerakkan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA